Hari Sabtu ini, kuhabiskan waktu untuk ekskul Marching Band.
Aku sekolah sampai dengan hari jum'at, hari sabtu khusus untuk ekskul saja, itu sudah menjadi peraturan sekolah.
"Latihan selesai hari ini, alatnya kembalikan ke ruangan tanpa berantakan. Kalau sampai alatnya nggak tersusun rapi kalian semua kakak hukum, mengerti?!" ujar pelatihku.
Ia memang galak kalau sedang mengajar, tapi saat tak mengajar ia menjadi orang yang sangat lucu. Aneh memang, begitulah.
Aku dan member lainnya menaruh alat di ruangan, kami menyusunnya dengan rapi. Aku disini sebagai snare drum. Cukup melelahkan untuk mengangkatnya. Setelah selesai menyusun alat- alat aku pun keluar mencari Dira. Dimana anak itu?
Aku merasa wajahku kusam dan berminyak. Akhirnya kuputuskan untuk ke kamar mandi, membasuh mukaku di wastafel.
Setelah membasuh muka aku mememutuskan untuk mencari Dira, dan aku menemukannya di pos satpam. Ia sepertinya sedang berbicara dengan cowok. Aku seperti mengenal perawakannya, seperti Alfin. Sedikit ku dekati mereka, dan benar itu adalah Alfin sedang bersama dengan Dira sambil tertawa-tawa. Dira masih memegang stick Snare drumnya.
Mereka membicarakan apa? Aku mencoba sedikit lagi mendekati mereka.
"Taruhan yuk Dir, nanti malem kan ada pertandingan bola antar Barcelona dan Real Madrid. Mau nggak? " ucap Alfin dengan menaikkan alis sebelah.
" Boleh, gue dukung Real Madrid. Terus kalo menang? "
"Okay, berarti gue Barcelona, emmm gue belum tau sih, entar gue Line lo aja, blm kepikiran." Dira hanya mengangguk, menyetujui dan mereka berjabat tangan.
Aku mengerutkan dahiku, buat apa mereka taruhan?
Ah sudahlah, mungkin hanya untuk bermain saja. Dira memang suka sekali sepak bola, wajar saja kalo dia mau menonton bola sampai begadang.
Tiba-tiba Dira melihat ku, aku langsung melambaikan tangan. Dira disitu tak meresponku, mukanya langsung pucat, ada apa dengannya?
Ia seperti berbicara dengan Alfin lagi, lalu berlari menghampiriku.
"Ryl! Sumpah gue nggak ngapa-ngapain, tadi nggak sengaja ketemu, dia habis kerja kelompok. Bener deh gue tadi mau ke kantor guru eh, tiba -tiba dia manggil." cerocos Dira, ya ampun anak ini, lebay sekali. Aku tidak masalah, lagian pula Alfin bukan siapa-siapa ku kok.
" Apaan sih Dir? Lebay banget deh. Gue nggak apa-apa, santai aja."
Kulihat Alfin sedang melihat ke arah ku dan Dira, aku menatapnya dan dia juga menatapku, aku gugup rasanya, tangan ku bergetar. Aku langsung mengambil tangan Dira dan mengenggam nya kuat, seakan tau, Dira hanya membiarkannya, ia sudah tau kebisaanku ketika bertemu Alfin.
Setelah bertatapan beberapa detik, Alfin pun pergi. Aku melepaskan genggaman tangan ku pada Dira, hatiku tadi berdetak dengan cepat,.
"Udah yok pulang, doi juga udah pergi" Dira menarik tanganku dan kami pun pulan.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Seperti biasa aku melakukan aktivitasku ketika istirahat, melihat Alfin. Tapi, akhir-akhir ini aku tak pernah melihat Alfin ke kantin lagi, Dira juga selalu ke perpustakaan. Entahlah akhir -akhir ini sedikit berubah.
Aku memakan bekal ku, seperti biasa roti coklat dan sekotak susu vanila. Aku rasa tak berselera. Aku memakan sedikit roti coklat ku dan menutupnya kembali, aku habiskan saja susu vanilaku.
"Hhh, kemana dia?" hela nafasku, terasa lelah, aku seperti linglung tak melihatnya beberapa hari ini, terdengar menggelikan, tapi itulah kenyataannya.
Aku berjalan menyusuri sekolah, aku mengikuti kemana kakiku akan melangkah, aku tak bisa berfikir saat ini. Tanpa aku sadari aku melangkah menuju perpustakaan, aku diam di depan pintu itu, seolah hati dan kaki ku bekerja sama menyuruhku untuk masuk.
Aku pun masuk dan tebak apa yang pertama kali kulihat?
Aku melihat Dira dan Alfin sedang berbincang serius, ada apa sih sebenarnya dengan mereka?
Benar dugaan ku ada yang sedikit berbeda akhir-akhir ini.
Aku berbalik menuju kelasku dan mengambil "Sweet Diary" ku.
" Semua yang ku tahu hilang ternyata ada di depanku. Karena bayangannya memang selalu tak terduga, bahkan aku sulit menemukannya.
Berbeda tak semenyenangkan itu, sifatnya berbeda kepada sahabatku, aku tak ingin berfikir yang tak pasti, tapi salahkah aku untuk berfikir bahwa dia sahabatku akan membuatku sakit hati yang sangat dalam? " Aerilyn Jasmeen.
~~~~~~~~~~~~~~~~121116