Part : 11

5.6K 506 64
                                    

Sehun berjalan dengan tenang, sesekali menengok kebelakang memastikan bahwa Yoona terus mengikutinya. Bagi Oh Sehun, Yoona seperti burung kecil yang gemar kesana-kemari. Dia menyentuh apapun yang dia mau. Gadis itu seperti bebas, tak ingin terikat. Terlihat dari bagaimana cara gadis itu berjalan-yang kadang Sehun menganggapnya seperti orang mabuk-sesekali Yoona berjingkit-jingkit, sedikit menari, bahkan berhenti hanya untuk mengamati sesuatu-yang menurut Sehun-tidak penting.

Mereka sudah tiba di rumah orang tua Sehun sekitar tiga puluh menit yang lalu. Disambut dengan jeritan khas ibunya yang berlari memeluk Im Yoona. Terkadang Sehun benar-benar merasa penasaran, siapa sebenarnya Im Yoona sampai ibunya bisa mengenal gadis itu? Sehun bahkan sempat memikirkan berbagai macam jenis jalan cerita dalam drama. Mungkin saja, hanya mungkin saja, apa dulu dia dan Yoona adalah seorang teman? Lalu ada kecelakaan sehingga Sehun melupakan Yoona dan gadis itu berubah menjadi seperti ini. Sehun menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Dia pasti sudah gila.

Beberapa menit yang lalu, Nyonya Oh dengan tidak tahu dirinya meninggalkan mereka berdua, mengurus sesuatu apapun itu yang Sehun yakin tidak penting sambil terus memperingatkan Sehun untuk tidak pulang sebelum dia kembali. Jadi disinilah mereka, berjalan-jalan di halaman belakang rumah orang tua Sehun-yang demi Tuhan Sehun ingin protes pada babanya karena ini terlalu lebar-karena Yoona mengeluh bosan.

Sehun memutuskan untuk berjalan mundur, menghadap si gadis Im yang tengah berjalan menundukan wajahnya sambil bersenandung kecil. Membuat Sehun terus menebak apa yang sebenarnya gadis itu pikirkan dalam kepalanya?

Sebenarnya gadis Im itu tidak memikirkan hal yang terlalu penting. Yoona hanya terus berpikir, kenapa pohon diberi nama pohon? Apa yang orang-orang pikirkan saat pertama kali memberi nama tumbuhan itu sebuah pohon? Tunggu, kenapa itu bisa disebut tumbuhan? Yoona mendesis, ini terlalu menyulitkan baginya. Ini seperti pertanyaan yang selalu ragu di suarakannya ; apa ikan bisa melihat air? Manusia hidup dengan udara. Dan mereka tidak bisa melihat benda itu-yang disebut udara-lalu apakah ikan bisa melihat air?

tunggu, jika kita bisa melihat air, apa ikan juga bisa melihat udara?

Yoona bergumam 'wow' sambil terkekeh. Dia merasa menjadi gadis jenius kali ini.

Sehun berhenti melangkah. Membiarkan Yoona yang terus melangkah mendekatinya tanpa melihat kearahnya. Tiga langkah selanjutnya Yoona sudah merasakan dahinya menabrak sesuatu yang keras dan hangat; dia sempat mengira bahwa dia menabrak seekor gorila.

Gadis itu mendongakkan wajahnya, menemukan Sehun yang mengerutkan keningnya lucu. "Apa?" Yoona ikut mengerutkan keningnya, bibirnya mengerucut lucu.

"Tidak ada, apa yang ada di dalam sini sebenarnya?" Sehun menyentil dahi Yoona pelan sambil terkekeh. Membuat Im Yoona mengusap dahinya.

"Sebuah.. otak?" Yoona mengarahkan pandangannya pada Sehun. Seolah meminta persetujuan tentang pendapatnya.

Pria tinggi itu tertawa. Benar, apa yang Sehun harapkan dari Yoona tentang percakapan serius? Im Yoona berbeda, dan Oh Sehun harus mengikuti alurnya.

"Kau benar," Sehun mengacak rambut Yoona, membuat gadis itu sedikit merendahkan kepalanya. "Lalu apa yang otak Im ini pikirkan?"

Sehun memasukkan kedua tangannya pada saku celana. Berjalan sejajar dengan langkah Im Yoona. Gadis itu sedikit bergumam sebelum akhirnya menjawab dengan wajah datarnya.

"Tidak ada. Tapi Huni," Yoona menarik ujung kemeja Sehun, membuat pria tinggi itu bergumam 'hm' sambil mengehentikan langkahnya.

"Aku lapar"

Dan Sehun benar-benar membenci dirinya sendiri karena terpesona hanya dengan kalimat tidak bermutu itu.

**

DIFFERENT [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang