Part : 16

5.2K 534 75
                                    

Pukul sembilan tepat, dan Sehun mengerang begitu menyadari bahwa dia betul-betul sudah terlambat. Bukannya buru-buru menuju kamar mandi dan menyiapkan dirinya, Sehun justru keluar mengamati rumahnya mulai dari ruang tamu hingga dapurnya. Tidak ada siapapun disana, dan entahlah.. Sehun benar-benar merasa kosong sebenarnya.

Biasanya, jika pria itu bangun lebih lama dari pukul delapan, akan ada kepala kecil dengan kepang lucu yang terlihat di balik pintu, mengintip kecil malu-malu hanya untuk membangunkan si pria jangkung dengan sentuhan-sentuhan kecil pada dahinya. Atau mungkin Sehun akan menemukan suara televisi menyala dengan si kuning yang bodoh sebagai objeknya. Mungkin juga dia akan mencium aroma ramyeon yang sumpah, dia sampai merasa mual karena saking seringnya dia menciumnya. Tapi hari ini, anehnya Sehun begitu merindukannya. Kepala kecil yang mengintip malu-malu, si bodoh kuning dan teman merah jambunya, bahkan aroma ramyeon yang menyebalkan. Sehun hanya merasa, kosong.

Tidak ada suara, dan Sehun memutuskan untuk tidak membuka kamar seseorang yang berada didepannya dan berakhir dengan memecahkan kepingan hatinya karena tidak menemukan seseorang di dalam sana.

Memang apa yang dia harapkan? Yoona akan tetap membangunkannya setelah kalimat sialannya kemarin? Dia pasti sudah gila.

Jadi saat Sehun merasa dia sudah terlalu lama berdiri disana-depan kamar Yoona-Sehun menyerah dan memilih berbalik seolah tidak terjadi apa-apa. Sehun menyerah, dan memilih menganggap semua terjadi seperti semestinya.

**

Seungcheol menghembuskan napasnya kasar. Dia ingin mengumpat dan melempar semua barang yang ada di depannya. Di sampingnya, Jeonghan hanya menggenggam jari-jarinya sembari tersenyum menenangkan, bukan tipe Jeonghan sebenarnya. Tapi entah kenapa hari ini laki-laki cantik itu melakukannya.

Sekali lagi Choi Seungcheol menggasak rambutnya, membulatkan tekatnya untuk 'sekali lagi' mengajak berkomunikasi mahkluk astral di depannya.

"Boss, kau yakin kepalamu tidak terluka?" Katanya sarkas. Membuat Jeonghan yang ada di sampingnya terkekeh begitu mereka tidak menemukan jawaban dari si mahkluk astral yang tiba-tiba saja menyusup pada ruang pegawai. Membuat mereka berdua kelabakan bangkit dari kegiatan menyenangkan yang harusnya dilakukan oleh sepasang kekasih pada umumnya.

"Aku ingin ramyeon" Sehun berbisik pelan.

Heol. apa matahari meledak dan mengeluarkan pelangi pagi tadi? Seungcheol benar-benar tidak tahu bagaimana bisa Sehun menjadi sebodoh babi seperti ini.

Jeonghan terkekeh lagi, hampir terbahak. Membuat Seungcheol dengan gemas mendecakkan bibirnya dan memiting kepala kekasihnya.

"Apa yang sebenarnya kau tertawakan, Han? Aku? Karna aku bodoh mau saja berbicara dengan babi mabuk ini?"

Jeonghan masih terbahak, lalu menggigit gemas perut Seungcheol yang tepat ada di depan wajahnya. Membuat pria Choi itu mengaduh pura-pura.

"Kau tahu apa yang lucu?" Tanyanya begitu Jeonghan bisa mengontrol tawanya. Seungcheol hanya diam, menunggu lanjutan kalimat Jeonghan.

"Dia tidak bertemu Yoona seharian, dan dia gila. Tapi Sehun hyeong bahkan marah saat aku menyebut nama gadisnya. Itu lucu!" Katanya terlampau bersemangat.

Sesungguhnya, Seungcheol tidak begitu memahami apa yang lucu dari hal itu. Menurutnya, Sehun bodoh. Itu tidak lucu. Menahan perasaannya sendiri itu tidak lucu, tapi mungkin bagi Jeonghan-haters nomor satu Ha Young-itu terasa menggelikan. Jadi kelakuan si babi Sehun pasti benar-benar menarik perhatiannya.

DIFFERENT [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang