Part : 23

5.3K 508 52
                                    

Taehyung mengejar 'babi' kesayangannya sembari terkekeh. Mengingat ketololan pria dengan rambut abu-abu tadi, mungkin dia cari mati pikirnya. Bukannya apa-apa, tapi sesuai dengan pengalamannya bersama Oh Sehun, pria Oh itu tipe-tipe tidak sabaran yang arogan dan suka mencaci -sumpah, Kim Taehyung harus mulai berkaca- hampir sembilan puluh sembilan koma sembilan persen, pria yang gadisnya baru saja digoda oleh Taeyong sama sifatnya. Terlihat dari dua alis yang sialan, Taehyung ingin sekali memilikinya. Tampak tajam dan sexy.

Mereka berdua mungkin baru menjauh sekitar lima puluh meter, sebelum seorang gadis dengan gaun merah menyala serta rambut blonde yang menyilaukan mata melewati mereka dengan tenang. Sempat membuat Taeyong bersiul kurang ajar karena aroma parfumnya yang tidak sopan, tapi hanya tak di acuhkan. Cih! Rayuan picisannya gagal.

Tapi lebih dari apapun, Taehyung menghentikan langkahnya. Memutar tubuh dan memperhatikan kemana gadis itu melangkah. Saat pria itu tahu betul kemana arah tujuan si rambut blonde, Kim Taehyung menyandarkan tubuhnya seketika, mengeluarkan rokok yang -sumpah dia serius- sedang mati-matian ia coba untuk jauhi. Tapi gagal. Hasil yang sudah di perkirakan dari awal sebenarnya.

Pria itu menyalakan pemantiknya, mengundang decakan dan kerutan pada pria Lee yang berdiri beberapa langkah di hadapannya.

"Hyeong, tunggu disini sebentar" Taehyung mengulurkan bungkus rokok, membiarkan Lee Taeyong mengambilnya sambil mengumpat rendah.

"Kenapa? Kau kenal dia?" Satu tangannya mencoba memantik api, salah satunya lagi berusaha melindunginya dari hembusan angin sialan yang terus menerus menggoyahkan kobaran apinya. Matanya melirik dimana gadis itu tadi tenggelam, menghilang.

"Tidak.." Taehyung menyentil ujung rokoknya. Membiarkan abu jatuh dan terbang dengan cantiknya. "Aku hanya punya firasat bahwa setelah ini aku akan mematahkan hidung seseorang" lanjutnya sambil terkekeh, sejurus kemudian melanjutkan acara hisap-menghisap rokok rasa mentholnya.

"Kukatakan ini jika saja kau lupa," Taeyong membuka tasnya, mengeluarkan beanie hitam rajut dan memakainya cepat. "Ini ditengah musim dingin, dan kau menyuruhku berhenti di cuaca sialan ini, diluar ruangan. Sekarang Hampir pukul tujuh dan banyak gadis yang mengantri untuk mengajakku tidur.." Taeyong menghela napasnya, menghasilkan uap-uap putih yang membumbung tinggi. "Dan aku justru terjebak disni? Denganmu? Hah! Akan ku kuliti kau jika ini tidak penting, sumpah"

Lagi-lagi Taehyung terkekeh, apa dia bilang.. Taeyong itu babi kesayangannya yang kesepian..

.

.

.

.

Sehun baru saja menutup pintu kantornya, sedangkan Yoona terdiam di sampingnya. Sedikit bingung, dan kikuk. Astaga Ya Tuhan.. jantung gadis itu tak bisa berdebar dengan ritme yang seharusnya. Sukses Membuatnya sedikit sesak napas.

Saat Sehun meraih tangannya lagi, Yoona bisa merasakan pandangannya mengabur. Dia bukannya melebih-lebihkan, serius. Oh Sehun itu punya percikan rahasia yang sialan sekali efeknya untuk Im Yoona. Jika percikam itu berupa radiasi, mungkin Yoona akan mati karena terlalu lama terpapar radiasi berbahaya milik Oh Sehun, pesonanya.

"Kenapa?" Dan saat wajah pria itu kembali mendekat, menampilkan keintiman yang astaga, Yoona itu tidak bodoh. Okay, mungkin sedikit. Tapi dia itu sudah besar, besar dalam artian jiwa dan raga. Dia tahu betul tatapan-tatapan pria brengsek macam Oh Sehun. Apa yang dia bayangkan dan mau, singkron sekali. Tertebak sekali. Dan pastinya, menggoda sekali.

Dan bukannya segera menjawab, paru-paru bodoh milik Im Yoona justru harus meraup udara sebanyak-banyaknya. Membuat gadis itu hampir tersedak karena aroma pria itu memenuhinya, membuatnya merona. Ini memalukan, bagaimana cara Yoona tersedak dan memerah.

DIFFERENT [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang