Setelah Mrs. Lora selesai berbicara selama 2 jam pelajaran akhirnya bel berdering dan sekarang waktunya istirahat.
"Michael" kata Axel dan Alana serempak.
"Lo istirahat sama gue kan?" kata Axel.
"Iya dong, lagian gue belum tau seluk beluk sekolah ini, kalau gue ilang kan masalah juga" kata ku seraya tertawa.
"Dasar lo tuh ya masih bisa becanda hari gini" kata Alana menyenggol ku.
Suasana di kantin begitu ramai untung saja Axel cepat memesan makanan, Alana memesan bakso , dan Axel memesan mie ayam kalo aku? sama seperti Axel.
"Eh, ngomong-ngomong Mira mana?" tanya ku pada mereka berdua.
"Ngapain nyariin MIra? jangan bilang kalo..." kata Alana saling tatap dengan Axel.
"Kalo lo suka sama Mira ! hahaha" kata mereka bersamaan sambil ber-tos satu sama lain.
"Enggak , gue nanya aja" kata ku cuek.
"Ah lo tu ya ga seru banget, palingan Mira lagi ngebantuin pak kumis meriksa jawaban anak-anak kelas kita, ato gak dia di perpus biasa anak rajin" kata Alana.
Kami mulai memakan makanan kami lagi, sampai seseorang melewati kami sambil membawa makanan ia tampak kebingungan untuk duduk dimana, dan akhirnya Alana memanggilnya.
"Al lo duduk disini aja disamping El ktia kan udah hampir 10 tahun ga ketemu, sini" kata Alana dengan suara toa nya yang membuat seluruh anak yang sedang makan melihat ke meja kami.
"Eh lo tuh ya kalo ngomong ga usah make suara toa lo deh ini sekolah bukan hutan lagian Alva juga denger kok" kata Axel memukul kepala adiknya pelan.
"Sakit tau gak" kata Alana.
Alva terbengong lalu ia melihatku , aura kebencian seakan memancar dan menyelimutinya,membuatku seakan-akan ingin segera kabur dari sini.
" gak usah, gue duduk disana aja" kata Alva menunjuk meja paling pojok.
"Ya udah deh." kata Alana.
Setelah Alva pergi aku langsung bertanya pada Axel dan Alana.
"Eh, kalian tau gak kenapa Alva kok sekarang jadi judes gitu?" tanya ku pada mereka.
"Engg... nanti lo bakal tau" kata Alana , Alana dan Axel saling bertatap muka.
"Ga seru ah" kata ku
15 menit berlalu dan kami pergi ke kelas bersama.
Bel pergantian pelajaran pun berdering, jam menunjukan pukul 1:00 itu tandanya aku dan Alva akan mengikuti pertemuan antara ketua kelas dan wakil ketua kelas satu angkatan.
"Pelan-pelan dong va , gue bawa banyak map nih" kata ku yang kesusahan membawa map-map untuk pertemuan nanti entah apa isinya. Alva tak menggubris perkataan ku melainkan ia tetap berjalan.
"Lo kenapa sih Va?! marah ya sama gue?!" kata ku lagi.
Orang yang berada di hadapan ku mulai berhenti berjalan dan menarik nafas dalam-dalam.
"Va , lo marah ya sama gue? kenapa ? cerita dong kaya dulu kok lo jadi cuek gini sih sekarang?" aku mencoba menggoda Alva.
"Can you just shut up?! just stop people change" Kata Alva dan pergi menjauh dari ku.
Aku hanya bisa menatap punggu wanita itu yang kian menjauh dari ku.
"Oh shit , I'm late" aku berlari mencoba mengejar Alva yang mungkin sekarang sudah sampai di ruang pertemuan, dan mungkin Dewi Fortuna tertuju pada ku #kaya iklan aje# aku bertemu dengan seorang gadis berambut coklat ikal yang tingginya sepundak ku.
"Kamu tau ruang pertemuan dimana?" kata ku.
"AYok sama gue aja, gue juga mau kesana" kata gadis itu ramah lalu menarik lenganku.
"Oh ya gue lupa nama gue Tessa" kata Tessa.
"Oh gue Michael" kata ku.
kami berdua berada didepan pintu Pertemuan lalu Tessa membuka pintu itu.
"Sorry gue telat" kata gadis itu pada ketua osis mungkin?.
Aku melihat kesekeliling berusaha mencari Alva, mungkin sekarang aku seperti laki-laki dungu yang sedang kehilangan induknya *ga nyambung* .
Oke setelah beberapa menit akhirnya aku menemukan Alva, ia menatap ku sinis.
Aku tersenyum simpul kearah nya dan mulai mendekati gadis itu.
"Hai Va lo kok jahat banget nsih isi inggalin gue?" kata ku menatap nya.
"jangan ribut" kata Alva.
Selama sejam lamanya aku hanya terdiam mendengar ceramah dari guru BP mengenai Pensi yang akan diadakan lagi 5 bulan padahal masih lama sekarang udah ngomonginnya pikirku dan sesekali aku melirik kearah Alva yang masih tetap bertahan dengan ceramahan guru BP yang membosankan itu padahal udah hampir semua orang yang ada diruangan ini menguap hanya dia yang gak. Hebat.
Dan karena rasa ngantuk yang gak bisa ku tahan akhirnya aku terlelap tidur.
Sudah hampir beberapa jam lamanya dan ternyata aku terbangun tepat saat ceramah guru BP itu selesai.
Aku bergegas pergi meninggalkan ruang pertemuan itu dan mencoba mengejar Alva yang ternyata sudah ada diluar.
"Va lo mau gue anter pulang?" tanya ku padanya.
"Gak usah" katanya singkat.
Dan tiba-tiba langit yang memang sedari tadi mendung mengeluarkan air atau bisa dibilang hujan.
"Beneran? udah sama gue aja, mobil gue baru dianterin sama Om nya Mira tadi" kata ku sambil mengecek hp ku yang ternyata mobil ku sudah ada didepan sekolah dan Om Albert atau Om nya Mira sudah pulang terlebih dahulu,kuncinya dititipkan ke satpam.
"engg. ya udah" kata gadis itu menunduk.
"Jangan nunduk dong gue ga bisa liat muka cantik lo" kata ku mencoba membuka percakapan dengan nya.
"Ga usah nge-flirt gitu, lebay tau gak" kata Alva.
"Yaudah" kata ku yang sudah pasrah mendengarnya.
Tak ada yang berbicara di antara kami berdua , Alva sedari tadi hanya menoleh ke arah jendela , sudah hampir beberapa kali aku melihatnya mencoba untuk tak tidur, dan akhirnya ia tertidur juga.
Aku yang melihatnya langsung mengambil selimut yang sudah ada di tempat duduk belakang mobil dan menyelimuti tubuh gadis itu.
setelah 15 menit berlalu akhirnya aku sampai di rumah Alva yang rupanya sudah di renovasi.
"Va ... udah nyampe" kata ku yang mencoba membangunkannya, dari sini ia tampak seperti malaikat.
"Nanti aja nekk.." kata Alva.
Eh? nenek ? lu kira gue nenek lu ? pikirku dalam hati.
"Va ini gue El ... " kata ku, dan akhirnya ia terbangun.
"sorry" ia langsung membuka pintu mobil tanpa menatap ku dan berteriak "terimakasih" .
"Oh ya Lo berubah Va!" aku berteriak padanya.
dia dingin banget.
YOU ARE READING
3.650 days without you
Teen FictionAku yang selalu menunggu mu Aku yang Selalu memikirkan mu Selalu membayangkan dirimu disini Tapi... Pernahkah diri ini terlintas di pikiranmu ?