Sepulang dari Cafe kami berjalan pergi ke Panti Jompo tempat Mira bekerja,suara musik dan alunan piano terdengar jelas terlihat beberapa orang berkumpul dikeramaian berbincang-bincang satu sama lain, dikejauhan tampak Alana dan Axel berjalan menemui kami sambil melambaikan tangan, Alana memakai dress motif kelinci yang sangat lucu.
"Maaf ya kita baru dateng , soalnya baru tadi dikasi tau hehe" kata Alana singkat.
Kami semua masuk dan bertemu dengan seorang wanita paruh baya
"Mira ayo cepet kesini semua udah pada nunggu" kata wanita itu yang akhirnya kuketahui bernama Mrs. Simon.
Dan tak disangka kami juga bertemu dengan Lila murid sekaligus ketua kelas lain disekolah ia tersenyum dan menyapa kami semua.
"Ternyata banyak ya yang datang tapi bagus semakin banyak orang semakin bagus" ujarnya singkat dan tersenyum simpul ke arah kami sambil menarik tangan Mira dan berjalan menyusuri koridor panti.
El, Mira, Axel, Alana, dan Lila terlihat sangat senang semua orang bergembira mereka saling bernyanyi satu sama lain acara yang diadakan setiap tahunnya sepanjang oktober cukup menarik memang,hingga tiba saat makan siang dimana Mira menghitung jumlah orang tua yang ada disana untuk membagikan snack dan buah-buahan matanya terfokus membaca sedikit demi sedikit nama yang ada dikertas lalu memanggil nama tersebut hingga nama terakhir dipanggil, ia terdiam sejenak dan melihat disekelilingnya, saat memanggil nama "Mrs. Hana" untuk ketiga kalinya. Karena tidak ada yang mengangkat tangan Mira bertanya pada Mrs.Simon , lalu Mrs. Simon menarik tangan Mira aku, El, Alana, Axel , dan Lila mengikuti dari belakang.
Kami sampai pada kamar 125 , kamar itu tertutup Mrs. Simon lalu membukanya disana terbaring seorang wanita berusia sekitar 50 tahun saat melihat kedatangan kami semua, wanita itu tersenyum dan terbangun.
"Halo Mrs. Lin perkenalkan ini anak-anak yang sering membantu di panti dan terutama kau sudah tau yang ini Mira"
Mrs. Lin tersenyum dan menyuruh kami memanggilnya dengan sebutan oma, kami memperkenalkan diri satu persatu hingga sampai pada aku.
"Saya Alva dari kompleks B-.. " belum selesai berbicara tak disangka wanita itu mendekat dan menyentuh pipiku lalu ia memelukku .
"Nia.. Nia sudah lama nenek menunggumu "kata Mrs. Lin sambil menyeka air matanya dan tak ingin melepasku.
"Lin tenangkan dirimu dia bukan cucumu, cucumu sudah meninggal " kata Mrs. Simon sambil mencoba melepaskan pelukan Mrs. Lin.
Mrs. Lin akhirnya melepaskan pelukannya dan mulai tersenyum kembali seakan-akan tidak ada yang terjadi tadi.
"Maaf, tapi kamu memang mirip sekali dengan Nita dari rambutnya yang panjang hingga matanya sangat mirip ia cantik sepertimu" wanita itu tersenyum dan terus menatapku.
"Aku ingat sekali dia sangat suka bermain biola setiap hari ia selalu memainkannya dengan sangat indah tapi itu sudah berakhir" ujarnya menunduk sedih.
"Kalau boleh tahu ia dimana? " tanya Axel, lalu semua orang menatapnya seperti mengisyaratkan agar tidak perlu menanya tentang hal tersebut ia terkekeh.
"Tidak apa ia meninggal karena kecelakaan mobil yang sampai sekarang tidak diketahui siapa yang menabraknya tapi satu hal yang ku ingat seorang polisi datang padaku saat itu dan mengatakan teman dari cucuku yang tega melakukannya karena masalah sepele tapi sudahlah itu sudah berlalu" Kata Mrs. Lin sambil mengambil sebuah biola dari atas lemari.
"Oh iya kebetulan Alva bisa bermain biola juga benar kan Alva? " El berkata dan menatapku, aku yang sedari tadi melamun sadar dan terkejut.
"Wah aku sudah lama sangat ingin mendengar lantunan biola, maukah kau mencobanya untukku? " Tanya Mrs. Lin seketika itu semua mata tertuju padaku dan menatap dengan penuh harap.
Tentu saja aku tak ingin bermain biola dan tak akan pernah lagi!
"Ng-aku sudah lama tidak memainkannya aku lupa dan aku tidak bisa melakukannya" kata ku pelan.
"Ah jangan bergurau, kau pasti bisa bukankah biola merupakan hal yang kau sukai tidak mungkin kau lupa" kata Alva membujuk. Aku menatapnya tajam dan memalingkan pandanganku jujur semenjak kejadian itu aku tidak ingin memainkannya lagi.
Semua menatapku dengan tatapan memelas yang tak bisa kuhindari dan pada akhirnya aku mengambil biola itu dari tangan Mrs. Lin,ku tatap biola itu perlahan dan mencoba memainkannya tapi tentu hal yang biasa terjadi kepala ini pusing dan kepingan kepingan peristiwa itu mula bermain lagi dikepalaku aku memberikan biola itu pada El dan menggelengkan kepalaku, semua terkejut melihatku.
''Kenapa Va? Kok ga jadi maen? Lo grogi ya ada gue? " goda El padaku hal iu cukup membuat aku kesal karena semua tersenyum mendengar perkataannya.
"Engga kok gue cuma ga pengen aja " kata ku menatapnya sinis.
"Coba aja kali jarang-jarang kita kesini lagi sekalian ngibur Oma" kata El lagi.
Akhirnya aku mencoba lagi kutarik nafasku perlahan walau tak beberapa lama memori menyedihkan itu datang lagi kumainkan lagu yang selalu ada dipikiranku tak kusangka aku terhanyut kedalam melodinya, semua orang takjub dengan permainan biolaku dan semua bertepuk tangan.
*Alana Pov*
Aku sedikit kaget melihat Ava mencoba biola itu karena aku tahu apa yang terjadi dan aku merasa bersalah telah ikut dengan yang lain menyuruhnya bermain biola semoga saja ia tidak apa-apa.
*Alva Pov*
Ketika selesai semua pulang dan mengucapkan selamat tinggal pada oma dan Mrs. Simon yang mengharapkan kehadiranku besok beserta yang lain, dan El menyetujuinya kami sepakat untuk pergi kesana entah kenapa perasaanku sangat senang hari ini.
***
A/N : oke gue bakal rutin ngupdate dari sekarang thanks for always reading jangan lupa vote ya makasi:D😂😂
YOU ARE READING
3.650 days without you
Teen FictionAku yang selalu menunggu mu Aku yang Selalu memikirkan mu Selalu membayangkan dirimu disini Tapi... Pernahkah diri ini terlintas di pikiranmu ?