Problems

666 20 3
                                    

         Suara alarm membangunkanku , jam sudah menunjukkan pukul 8 dan ternyata aku sudah mematikan  alarm ini lebih dari 3 kali aku mengumpat dalam hati dan segera mandi , pelajaran dimulai seperti biasa hari ini hari kamis itu berarti pelajaran sejarah, right pelajaran yang bisa bikin 1 kelas tertidur setelah hampir 2 jam lamanya seorang guru mengetuk pintu kelas dan menyuruhku untuk segera ke ruang guru membawa tugas yang harus dikumpulkan, dan tak disangka aku pun melihat El diperjalanan menuju ruang guru,aku mengumpat di balik tembok memperhatikan seluruh gerak geriknya, El berbicara dengan seorang gadis yang pada akhirnya kuketahui adalah Lila hati ini semakin remuk melihat El memeluk gadis itu, buku tugas yang berada ditanganku terjatuh sontak itu membuat El terkejut dan melepaskan pelukannya lalu sebelum ia berbicara aku bergegas pergi meninggalkan mereka.

EL POV

Lila menatapku lalu menangis sontak ia memelukku aku mengerti apa yang dia rasakan dan memang aku tak bisa berkata apa apa lagi mengingat hal yang dilakukannya sangat tidak baik untuk dia dan yang lain, cukup mengejutkan memang tapi aku tak bisa melakukan hal lain kecuali menenangkannya, Aku melihat Alva yang berdiri dari kejauhan menatapku dan pergi begitu saja , aku berusaha mengejarnya tapi ia makin menjauh.

* Alva pov*

Tepat pukul 3 sore langkah kaki ini menuntunku untuk terus berjalan tak mengindahkan perkataan El yang sedari tadi berteriak dibelakangku, memang mungkin cukup sampai disini ia sudah melupakan hal itu. 

El POV

Akhirnya aku bergegas pergi mengejar Alva sambil meneriakan namanya entah mungkin memang semua ini sudah berakhir, entah apa yang ia sembunyikan dari ku selama ini, semenjak kehadiranku semuanya terasa berubah Alva tidak seperti gadis yang aku kenal dulu. 

Aku pergi membawa parcel berisikan buah kudengar Mira terbaring lemah di rumah sakit, banyak yang mengatakan ia terjatuh dari lantai atas rumahnya. "Kamar 204" kataku sambil menatap ruangan yang bertuliskan 204, pintu itu terbuka sedikit menandakan ada orang lain selain Mira dikamar, seketika suara teriakan terdengar dari kejauhan, ku buka pintu itu perlahan tak kusangka...

"Harusnya lu tau Mir gw selama ini mendem semuanya dari dulu, lu ga pernah peka entah harus make cara apa lagi gw harus nungkapinnya, mungkin ini aneh cuma gw uda ga tahan lagi, gw ga suka lu deket sama cowo lain!" 

"Pergi!!!!!" teriak Mira sambil menangis matanya memancarkan ketakutan.

"Gw udah lama suka sama elu Mir" kata suara itu lagi, yang tak pernah terfikirkan oleh ku ternyata suara itu milik Lila, sontak parcel ditanganku terjatuh yang mengagetkan kedua gadis itu, ya Lila dan Mira menatapku, Lila membeku, aku tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi, lila yang selama ini ku kenal, yang baru saja bercerita bagaimana keadaan Mira sambil menangis tersedu-sedu padaku ternyata menyukai Mira yang notabene adalah seorang gadis juga, entahperasaan ku sangat tidak enak aku melangkah mundur dan kaget mendengarnya,Lila mendekatiku dan langsung keluar, aku yang sedari tadi terdiam mulai memberanikan diri mendekati Mira yang masih shock dengan apa yang terjadi.

Setelah sejam lamanya Aku akhirnya memberanikan diri untuk membuka topik dan lambat laun Mira akhirnya bercerita tentang bagaimana ini bisa terjadi, ya semua dimulai saat hujan Lila yang saat itu menunggu dipemberhentian bus terlihat sangat cemas , hujan tak kunjung reda sementara banyak tugas yang harus dia selesaikan, Mira yang melihat nya menarik tangan Lila dan memberinya payung , hari mulai gelap jalanan pun mulai sepi ya kota kami sudah mulai sepi saat jam menunjukkan pukul 6 sore, Lila terdiam dan menatap Mira lalu tersenyum, dan memegang wajahnya, awalnya Mira merasa itu adalah hal biasa sampai pada suatu hari sikap Lila berubah total, dia selalu mengikuti Mira dan terlihat sangat protektif dari biasanya.

Aku sungguh tak mengerti  tentang ini semua, aku akhirnya berpamitan dengan Mira setelah ia menitipkan sepucuk surat untuk Lila padaku. 

  Ku pikir semua sudah selesai hingga saat perjalanan pulang ku lihat Alva melalui celah kaca yang berada disalah satu cafe, aku mengetuk jendela itu Alva melihatku aku tersenyum dan memanggilnya , tapi kau tahu yang terjadi ? Alva memalingkan pandangannya dari ku ia yang sedari tadi membersihkan meja dekat jendela mulai pergi menjauh.

   Entah apa yang harus ku lakukan hal ini sangat sulit untuk ku mengerti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

3.650 days without youWhere stories live. Discover now