Jangan Baca Sendirian - "Nyari Rumah"

14K 403 51
                                    

Gue memutuskan untuk pindah rumah. Setelah gue dan suami gue ribut besar terus - terusan di rumah yang lama. Kita sama sekali gak nunjukin rasa harmonis ketika dirumah gue saat ini. Maka dari itu gue mulai mencari kesana kemari. Susahnya adalah cari rumah di luar Indonesia itu harus pakai agen. Jadi mau gak mau, kita berdua harus hadir dalam proses pemilihan rumah - rumah itu.

Waktu itu gue pasang iklan disalah satu grup komunitas di facebook. Isinya gue cari rumah atau kondominium dengan persyaratan kamar lebih dari dua, kolam renang, wifi, dan boleh nerima hewan peliharaan maklum suami kan emang bukan orang indonesia. Pasti banyak mau.

Ini agak aneh juga sih sebenernya. Masalahnya agen disini tuh ada banyak. Tanpa harus iklan pun ketika gue datengin kantor mereka, biasanya gue langsung dapet seabrek info rumah kosong sekitar sini. Entah mengapa semua apartemen dan kondominium penuh saat itu. Kalaupun kosong, ya gak boleh ada hewan peliharaan. Sementara rumah disekitar sini itu rawan sama perampokan tandanya gue harus sedia satpam dan tukang kebun juga. Masalahnya gue udah ada pembantu, gue gak rela keluarin budget lebih buat nyewa dua orang lagi. Belum lagi suami gue yang moody dan pemilih banget. Gue cocok, dianya enggak. Rese kan. Gue pasrah. Pencarian gue udah masuk 1 minggu.

Gue sampe bilang gini,
" penawaran terakhir yang dateng pasti gue ambil."

Dan sepertinya niat gue itu kaya dijawab sama Tuhan. Tiba - tiba aja ada pesan masuk.

Hai, kami ada penawaran rumah antik. Sewa bulanan harganya cuma 7 juta saja. Kamar 3, halaman luas, garasi dan kolam kecil kalau mau lihat silakan kontak saya.

Terimakasih.

Gue langsung jejingkrakan. Pasalnya rumah atau apartemen yang memenuhi standar gue disekitar sini itu berkisar antara 15 juta sebulannya. Kebayang gak sih kalo gue bisa hemat sekitar 8 jutaan dengan tinggal dirumah itu. Kan lumayan buat ditabung.

Gue langsung kontak suami gue. Kita berdua langsung pergi menuju lokasi. Ada rasa berat saat itu. Entah kenapa perasaan gue kaya ngomong.

'No, no batalin lan. Ini bukan pilihan tepat. Mana elu lagi hamil muda. Udah mending jangan kesitu deh.'

Cuma emang gue keras kepala dan ogah rugi orangnya. Akhirnya gue tetap turun dari mobil. Kita berdua salaman dengan agen rumah itu.

"Halo, aku eva. Ayo, ayo kesini. Maklum ya. Namanya juga rumah antik. Tapi kalau kalian minat nanti kita akan perbaikin lagi rumahnya."

Mata kita melotot lihat jalan masuk ke calon rumah yang akan kita sewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata kita melotot lihat jalan masuk ke calon rumah yang akan kita sewa. Penuh dengan dedaunan dan tembok antiknya itu lho. Gue dan jon saling berpandangan. Dia sepertinya udah mau ngomong sesuatu tapi langsung gue selak,

"Iya gue tau. Gue gak akan mikir macem - macem."

Jon mengangguk, suami gue ini paling sebel kalau gue udah mikir ke hal - hal yang mistis. Karena bagi dia semua hal terjadi itu ada logikanya.

Jangan Baca SendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang