Kisah - kisah ini merupakan kumpulan kisah misteri yang terjadi dalam hidup orang - orang disekitar gue dan gue sendiri.
Suami gue adalah salah satu orang yang sama sekali gak percaya adanya makhluk lain disekitar kita namun beberapa pengalaman mis...
Sebenernya pengalaman gue dengan makhluk astral itu bukan sekali ini aja. Indonesia adalah tempat gue pertama kali mengenal berbagai macam hantu yang eksis dan hobi menampakkan diri. Kadang gue cerita ke orang, kadang gue simpen sendiri dan cukup tau aja. Karena menurut gue keahlian melihat hantu gak bisa juga gue masukin ke dalam CV. ya kan?
Di sini, Republik Dominika, Gue hanya mengalami gangguan yang bersifat mild. Alias gak sampai bikin pingsan. Mungkin karena di dukung sama lingkungan kali ya. Suami gue selalu ngomong.
"Ah, paling ini. Ah, paling itu."
Jadi mau gak mau gue akan berpikir selogis mungkin. Walau gue percaya dunia gaib itu ada dan mengalami secara langsung sebelum pindah ke negara ini. Gue akan menyingkirkan jauh - jauh perasaan itu bahkan gak kepikiran lagi kalau gue akan mengalami pengalaman ini di rumah yang akan gue tempatin sekarang.
*** Gue selalu pulang malem. Gak di Indonesia, gak di sini. Biasanya kerjaan gue itu ya ngeliatin kualitas makanan dan menyapa tamu, nyuruh ini itu ke karyawan dan deposit duit. Kerja dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Usaha sendiri. Gue gak kerja yah gak dapat uang buat hura hura itu aja hehehe.
Oh, ya hari ini adalah hari pertama gue ditinggal jon pergi ke new york buat ngajar. Di rumah itu. Berhubung ada satpam yang mangkal diposnya dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Jadi gue masih berasa aman. Rumah masih berantakan pasca pindahan. Pembantu gue janji besok bakal bantu beres - beres. Biasanya dia datang sama anaknya. Jadi pulang kerja tugas gue cuma bobo cantik aja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu, gue pulang telat. Biasa. Hari ini gue dapet banyak tamu dari tour dan travel. Mereka memang banyak maunya jadi gue harus tinggal sampai jam 1 pagi. Parkiran mobil karena garasi masih dibenerin, nangkring manis di kebun rawa - rawa depan rumah. Gue sih selalu berpikir positif menghadapi ketakutan gue itu. Takut tapi harus berani karena tinggal jauh dari keluarga buat kepribadian gue tambah kuat.
Gak ada yang aneh dari parkiran itu. Selain gonggongan anjing dan suara - suara kaya 'eeeeeeehhhhg..........,' yang keluar dari semak belukar ke arah pagar rumah.
Satpam gue namanya joselito. Aseli orang sini. Yang dia takutin cuma 'bruja' semacem penyihir wanita legendaris di karibia. Dia menyapa gue dengan sapaan khas dominikan.
"Hola, señora, como tuta?" (Halo, nyah. Gimana kabarnya?)
"Bien. Todo bien?" (Baik. Semuanya baik - baik?)
"Tranquilo." (Selooooow. Eh maksudnya tenang)
Dia bukain pintu.
"Nyah, kalo ada apa - apa panggil saya aja ya. Saya jaga disini."
Gue mengangguk. Dengan tergesa - gesa gue buka pintu rumah. Menyalakan lampu sentral supaya semua ruangan terang. Dua anjing gue menyambut gue dengan girang. Mereka lari - larian lalu entah mengapa mereka menggonggong lagi ke arah pintu kaca yang mengarah ke kebun depan. Gue sibakkin tirai satu - satu. Gak ada siapapun. Cuma lampu di gazebo aja yang kedap - kedip disko minta diganti.