Lee jihoon. Duduk tenang di depan pianonya. Bersiap untuk menarikan jemarinya di atas tuts hitam putih yang mampu menghasilkan nada indah. Menekannya hingga terdengar alunan nada yang menemani harinya, sembari menunggu kedatangan sahabatnya yang tak diragukan lagi akan kedatangannya.
Kwon soonyoung. Berjalan cepat hampir berlari, dengan sekantong plastik di tangan kanannya. Menyimpan kotak makanan yang dibelinya sepulang bekerja. Kotak makanan untuk sosok sahabat yang sangat disayanginya. Lee Jihoon.
"Jihoonie, aku sudah pulang. Dimana kau?" Soonyoung segera melepas sepatunya dan bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan yang telah dibelinya.
Jihoon keluar dari ruangannya. Berjalan pelan menghampiri Soonyoung yang masih berjibaku dengan peralatan makan. Menggeser kursi makan lalu menempatkan diri di sana. Menunggu makanan yang sedang disiapkan Soonyoung dengan tenang.
Soonyoung berjalan ke meja makan dengan dua mangkok berisi sup ikan pedas dan dua piring nasi. Menaruk sepiring dan semangkuk sup di depan Jihoon, dan lainnya ia taruk di depannya. Tepat di seberang Jihoon.
Mereka hanya mempunyai empat buah kursi di meja makan, dengan dapur minimalis yg tertata rapi di sebelah kanannya. Jadi, mereka tidak akan repot untuk menyiapkan meja makan.
"Jadi bagaimana harimu, Jihoonie?" tanya Soonyoung memulai pembicaraan.
Yang ditanya hanya diam. Mengangkat wajahnya sebentar hanya untuk melotot galak. Memberikan isyarat tanpa kata pada namja di depannya untuk tidak bicara saat makan.
Soonyoung yang mengerti kode yang diberikan Jihoon, langsung merengut sebal. Tidak terima.
"Kenapa aku tak boleh bicara? Padahal, hanya saat makan saja aku mempunyai waktu yang cukup lama untuk bisa bica- uhuk...uhuk...uhuk..."
"Itu akibatnya jika kau terus mengoceh saat makan." Jihoon beranjak dari tempat duduknya. Menepuk punggung Soonyoung dengan keras untuk membantu Soonyoung yang terlihat menderita. Mencoba mengatasi tersedaknya Soonyoung yang sulit untuk diberi tahu.
"Hah...hah... selamat," Soonyoung berucap lega. Teramat lega karena ia terbebas dari masalah serius akibat tersedak. "Terima kasih Jihoonie," katanya sambil menggenggam tangan Jihoon yang masih berada di pundaknya.
Jihoon menatap malas. "Lain kali dengarkan apa kataku!" Omelnya sebelum kembali ke tempat duduk dan melanjutkan makannya.
Soonyoung hanya menjawab dengan kekehan dan cengiran bersalahnya.
"Bagaimana jika kau sampai kenapa-napa? Hah!" Omel Jihoon tidak habis pikir dengan tingkah Soonyoung yang seolah tak terjadi apapun.
Soonyoung tersenyum tenang. Menatap Jihoon dengan pandangan hangat. Seolah mengirimkan sinyal bahwa Jihoon tak perlu khawatir. "Tenanglah Jihoonie. Aku akan baik-baik saja. Manamungkin aku bisa meninggalkan makhluk mungil sepertimu sendirian? Hm?" Katanya dengan senyum jenaka.
"YA! Apa kau bilang? Beraninya kau menyebutku mungil. Dasar KWON PABO!"
"APPO! Apa yang kau lakukan, Jihoonie?" Protes Soonyoung begitu mendapat getokan sendok dari namja mungil di depannya.
"Apa lagi? Tentu saja menggetokmu," sahutnya enteng sambil menggoyangkan sendok di depan muka Soonyoung. Sendok yang bisa dijadikan alat bukti tindak kriminal yang dilakukan oleh Jihoon.
"Teganya kau padaku, Jihoonie" rengek Soonyoung yang mendadak membuat Jihoon mual.
"Hentikan Kwon!" Sentak Jihoon galak. "Dan cepat selesaikan makanmu!" Tambahnya dengan tatapan tajam yang mampu membuat Soonyoung mengerut ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof Of Life
FanfictionJihoon dan Soonyoung selalu bersama. Mereka berteman sejak kecil. Sampai pada akhirnya Jihoon harus meninggalkan Soonyoung dengan satu kata 'gomawo' Pair : SoonHoon (Kwon Soonyoung x Lee Jihoon) Angst, hurt/comfort Boy x boy, bromance