proof of life 5

414 52 13
                                    

Tiga hari berlalu dengan cepat. Lagu yang Jihoon buat pun sudah selesai. Mereka hanya tinggal melakukan rekaman dan beberapa penyelesaian, hingga akhirnya benar-benar selesai.

Sekarang ini, Jihoon sedang dalam perjalanan untuk menemui dokter Choi. Baru beberapa puluh menit lalu, dokter Choi menghubunginya.
Hasil labnya sudah keluar.

Jihoon berusaha menenangkan dirinya di sepanjang jalan. Menguatkan hatinya menghadapi segala macam kemungkinan yang akan ia hadapi.

Ketika Jihoon sampai di depan resepsionis, seorang perawat -yang Jihoon ketahui sebagai asisten dokter Choi- menyapa dan meminta Jihoon untuk mengikutinya. Dia berkata bahwa dokter Choi sudah menunggunya.

Begitu Jihoon masuk, dokter Choi menyambutnya dan mempersilahkan Jihoon duduk. Sedikit berbasa-basi sebelum memberi tahu hasil lab milik Jihoon.

"Sebelumnya Jihoon-ssi. Bisakah anda memanggil anggota keluarga anda untuk kemari? Setidaknya, saya juga harus memberitahu hal ini kepada keluarga anda." Pinta dokter Choi.

"Tidak perlu dokter. Anda bisa memberitahukan semuanya kepada saya," sahut Jihoon serius.

"Tapi-"

"Saya mohon dokter." Jihoon menatap dokter Choi penuh keseriusan. Meyakinkan dokter muda tersebut, bahwa ia akan baik-baik saja.

Dokter Choi menghela nafasnya. Menegakkan punggungnya dan menatap Jihoon serius.

"Jihoon-ssi-" membuka map hasil pemeriksaan Jihoon "-hasil pemeriksaan anda menunjukkan bahwa anda menderita-" dokter Choi menghirup nafas dalam dan menghembuskannya cukup berat "-ALS. Amyothropic Lateral Sclerosis."

Jihoon membeku mendengar perkataan dokter Choi. Ia tak bisa berkata apa-apa. Mendadak tubuhnya lemas, tak bertulang.

"Saya yakin anda pasti sudah menduganya," dokter Choi terlihat menyesal, "Penyakit ini menurunkan fungsi degeneratif pada sel saraf motorik, dan berkembang sangat cepat. Yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf. Tapi, saya tidak bisa mengetahui secara pasti penyebab dasarnya."

"Lalu apa yang akan terjadi pada saya dokter?"

-PoL-

Dari jutaan bahkan milyaran orang di bumi ini, kenapa aku yang harus mengalami hal seperti ini?, Jihoon berjalan pelan. Pandangannya kosong menatap jalan. Ia hanya terus melangkahkan kakinya tanpa tahu melangkah kemana.

Pikirannya sedang tidak bersama dengan tubuhnya.

Namja mungil ini terus melangkahkan kakinya. Menyusuri jalan hingga sampai di persimpangan jalan. Terus melangkah tanpa menyadari lampu penyebrangan jalan yang masih berwarna merah.

Tak menyadari sebuah minibus melaju ke arahnya.

Tiiin tiiin tiiinn......



"HEI!!" orang-orang berteriak. Mencoba memperingati Jihoon yang terus melangkah.

Brugh.....










Jihoon tersentak begitu merasakan benturan di tubuhnya. Menyadari orang-orang yang menatap ke arahnya dengan berbagai ekspresi.
Apa aku akan mati? Aku tidak merasakan sakit sama sekali. Dan kenapa mereka menatapku seperti itu? .












"Hei!"

"Heii! Kau tidak apa-apa?"



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Proof Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang