3

1.1K 84 3
                                    

/Haii~~~....
Bagi yang pengen ceritanya lanjut, vote yah;)/

*Taeyeon pov

Tae hee alias ibu ku sedang dihalaman rumah mungkin masih menjemur pakaian, sedangkan aku sedang berkutat dengan buku-buku diatas ranjang.

"taeyeonna cepat kemari"
Teriaknya untuk memanggilku dari bawah sana

"Nae (iya) tunggu sebentar!"ucapku.
Aku membereskan peralatanku tadi

"Cepatlah kemari"teriak ibu ku kembali

"IYA TUNGGU SEBENTARR"teriakku lebih kencang.

Aku berlari dilantai kayu itu dan menusuri tangga kayu dengan cepat.

Ya rumahku rumah gubuk dan sangat sederhana.

"Astagah anak itu, bisa tidak usah berbicara sangat keras" omel ibu ku dari bawah sana. Mungkin sambil mengusap dadanya

"Tae hee ya anakmu sangat lucu sekali." ucap para ajummah (bibi) yang berlalu lalang didepan rumahku.

"Nae (iya) dia sangat cantik sepertimu!"timpal ajummah lainnya.

"Ah jangan berlebihan seperti itu."
Ucap ibu ku.

Aku sudah diujung pintu dan mengendap-ngendap untuk mengejutkan ibu ku yang asik berbincang.
dalam hitungan ketiga "DORR" ucapku dari belakang punggung ibu dan tentu saja membuat ia terkejut bukan main. Kedua kalinya ia mengusap dadanya, sambil menghela nafas.

"Aissh taeyeoonah!" ucapnya.
aku hanya menyengir tidak jelas, lalu menyembulkan wajahku dibalik punggung ibu

"Anyeoong (halo) ajummah (bibi)..kalian ingin kemana?mau minum teh dulu?"tanyaku dengan ramah dan tersenyum.

"Ani..lebih baik ibu mu saja yang kau bantu!."kata ajummah (bibi) itu

"snowhite kau terlihat begitu cantik dan baik seperti dewi.."kata ajummah (bibi) satunya lagi

"Kami hanya ingin memetik daun mint dan daun katup" kata ajummah (bibi) yang lain juga ikut menimpanya dengan kata-kata.

"Tetaplah seperti ini yah gadis cantik" ucap ajummah (bibi) salah satunya yang membelai rambutku dengan lembut.

"Ah adapasih aku tetaplah menjadi diriku dan tidak akan pernah bisa berubah, jangan berbicara yang aneh ajummah (bibi)."kataku dengan senyum yang lembut.

"Yasudah kamii perrgii dulu snow white, marii tae hee ya anyeong"

"NAE ANYEONG!HATI-HATI DIJALAN AJUMMAH" teriakku padahal ajummah masih tidak terlalu jauh denganku

"Hush! taeng! mereka tidak tuli"omel ibu ku. lagi-lagi aku hanya menyengir tidak jelas

"Ohya eomma tadi ingin berbicara apa?"lanjutku seketika raut muka eomma berubah.

"Ehm..taeng setelah kita berbicara nanti bantu eomma memetik buah apel ya?"kata eommaku

"Nae?(iya/baik) Ada apa sebenarnya?"kataku to the point

"Mari kita bicarakan dikamarmu"

"Baiklah"ucapku.

Lalu ibu menarikku kelantai 2 tempat kamar ku berada.
Sesudah sampai ibu menggenggam tanganku sambil menatap ku teduh.

"Taeng-ah.."aku membalas menggenggam tangan ibu sambil menatap manik mata ibu

"Fuuh.. ehm sebenarnyaa..ki..kita akan pindah ke seoul" sedikit jeda di setiap perkataannya.
akhirnya ia mengucapkannya.
Aku masih diam mencerna omongan ibu lalu tercekat, dan beralih menatap mata ibu tak percaya.

"Ta..tapi bu kita sudah 19 tahun dirumah ini. Bagiku desa ini adalah segalanya.."ucapku lirih

"Mian~taeng-ah dengarr... Ibu juga sangat berat hati meninggalkan desa ini. kita bukan meninggalkan untuk selamanya.. rumah ini akan dititipkan oleh ajummah mu gyuri..kita pasti akan kembali kesini."ucap nya sambil mengelus rambutku dengan lembut

"A..ayah..? Bagaimana dengan ayah?dia pasti kesepian kita meninggalkan desa ini."ucapku saat ini mungkin mataku sudah memerah

"Dengarr taeng! ayah sudah tenang disana. Kita tidak meninggalkannya..kita harus belajar diluar sana, siapa tau disana tidaklah buruk.. kita harus membuka lembaran baru, ibu di pindahkan tugas menjadi pengurus kebun..itu dari sahabat ayah mu, ibu tidak bisa menolaknya karena ini juga menyangkut ayah mu..taeng-ah ibu mohon kita tidak boleh berdiam diri disini meratapi keadaan..bukankah kita kuat?" ucapnya panjang lebarr dan sekarang alhasil air mataku sudah tidak bisa ditahan, aku menangis.. Ibu menyelipkan rambut dibelakang telingaku dan menatapku iba.. Ibu menahan tangisnya.

Ibu memelukku, sesekali menepuk dan mengusap punggungku dengan lembut. Aku merasakannya ibu menangis.

"ibuu..ii..bu bagaimana keadaan desa ini jika ti..tidak ada aku? apakah mereka a..akan membenciku? ..aku takut mereka akan meninggalkanku..aku sangat mencintai desa ini.."ucapku terputus-putus disalingi tangisan kecil

"Ssst~jangan berbicara seperti itu.."

Ibu melepaskan pelukannya dan mencium jidat ku, lalu menghapus air mataku dengan ibu jarinya sambil mengelus rambut ku..aku hanya diam

"Semuanya sudah eomma siapkan, besok kita sudah berangkat" ucapnya singkat dan tersenyum getir lalu keluar kamar ku

Aku mencoba tersenyum, tersenyum pahit..terlalu banyak kenangan disini
Aku menangis sepuasnya didalam kamar sambil memeluk erat bantalku,

Diluar pintu taeyeon, tae hee bisa mendengar isakan taeyeon.anak satu-satunya yang sangat ia sayangi..tae hee merosot diambang pintu taeyeon dan menangis..
*
*
*
*
(15 menit)
"Nngghh?"taeyeon merintih sakit karna ia tertidur dengan posisi meringkuk sambil memeluk bantal.
Wajahnya masih terasa panas karna sehabis menangis..matanya sembab.

Taeyeon sedikit meregangkan ototnya dan tersenyum kecil.."fuuh"sambil menatap langit-langit kayu didalam kamarnya..ia memutuskan kekamar mandii untuk mencuci mukanya..
Ia tidak lupa untuk membantu ibu nya memetik buah apel.

-

-

-

Tae hee terbangun dari tidurnya..tidurnya didepan pintu taeyeon wajahnya sama mengenaskan dengan taeyeon...ia sedikit mengusap lehernya yang terasa pegal..dan menuju kekamar mandi..

Selama 5 menit taeyeon dan tae hee menuju keruang tamu dengan 4 buah keranjang yang masih kosong untuk mengumpulkan apel..mereka berdua tersenyum lalu keluar rumah bersama menuju kebun apel..
-
-
-
Mohon maaf kalo ada typo bertebaran

Destiny HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang