Ceklek!
"Ngh?" silau, sebuah sinar mengejutkan mataku yang tengah terpejam. Aku mengerjap sebentar, duduk dan berusaha mengingat apa yang terjadi. 'Syukurlah listrik sudah menyala,' aku menghela napas lega. "Ah, Sasuke?" aku menemukan Sasuke masih berada di tempatnya tengah berbaring lelap sekali.
"Ng, Saku..."
Eh? Apa itu? Sasuke menyebut namaku?
"Saku...ra..."
Iya, dia menyebut namaku. Dia mengigau atau apa?
"Ng..."
Aneh, dia kenapa? Aku mendekat kepadanya, mencermati wajahnya, pucat. Kuletakkan tanganku di keningnya.
'Astaga! Panas?! Dia pasti demam'
Aku sedikit panik menghadapinya, ditambah ini sudah larut malam. Jam dinding menunjukan pukul 23.20 dan di luar masih hujan meski tanpa kilat dan petir. Aku mencoba untuk tenang, menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ok, air es, aku harus mengompresnya dengan air es.
Secepat kilat aku menuju dapur dan kembali dengan membawa baskom berisi air es dan handuk kecil. Duduk di samping bawah sofa tempat Sasuke tertidur, memeras handuk dan meletakkannya di kening Sasuke.
"Saku..." meski parau dan lemah aku masih dapat mendengarnya dengan jelas.
"I-iya, Sasuke..." meski kutahu menjawabnya adalah hal yang percuma tapi tetap kulakukan karena berharap dia akan cepat sadar. Tubuhnya menggigil meski panas ketika kusentuh. Segera aku berlari menuju kamar dan membawakannya selimut milikku dan menyelimutinya.
...
Kruyuuukk!
"Ng?" rasanya aku mendengar sesuatu.
Sinar mentari yang menerobos celah jendela terasa menusuk mataku, aku mengerjap pelan berusaha untuk mengurangi intensitasnya.
Kruk! Kruyuukk!
"Uh!" Sasuke mengeluh dan membalikan badannya memunggungiku yang berada tepat di samping bawah sofa tempatnya tertidur.
"Eh? Pft, pfuahahah!" aku benar-benar tidak dapat menahan ledakan tawaku mengetahui kelakuan Sasuke yang menurutku benar-benar...memalukan.
Buk!
"Aww! Sakit Sasuke!" uh sialan, wajahku dilempar bantal sofa oleh Sasuke.
"Menyebalkan." terdengar dia mendengus menahan tawa tidak lagi memunggungiku.
"Haha, kau lucu Sasuke , kenapa tidak membangunkanku? aku kan bisa membuatkan makanan untukmu." aku masih saja tidak habis pikir dengan kelakuannya yang memilih menahan lapar dibanding membangunkanku.
"..." Sasuke hanya terdiam dan menyembunyikan wajahnya di lengan kirinya.
"Hey, bagaimana keadaanmu? Apa kau merasa lebih baik? Semalam sepertinya kau terkena demam."
"Hn, lumayan."
"Emm, baiklah. Aku akan buatkan kau makanan, bagaimana jika bubur saja?"
"Ekstra tomat."
"Eh? Ekstra tomat? Kau suka tomat ya? Oke, bubur dengan ekstra tomat. Kuharap perutmu bisa sabar menunggu, hihi." aku tertawa kecil menggoda Sasuke.
"Hentikan, Saku."
...
...
"Ini, bubur ekstra tomat." kuletakkan semangkuk bubur hangat ke hadapan Sasuke yang sudah terduduk ketika aku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN and LOVE
FanfictionHujan dan Cinta, dua hal yang berbeda. Apa kau tahu, dibalik perbedaan dua hal tersebut memiliki satu persamaan. Sekencang apapun kita berlari menghindari keduanya, dampaknya akan sama, sama-sama akan meninggalkan bekas yang tak mudah hilang... Auth...