"huft.. melelahkan sekali" rengekku, sekarang pukul 8 malam waktu sekitar
*kring~ kring*
ponselku berbunyi, layarnya menunjukkan sebuah pesan suara dengan nama yang aku rindukan—mama.
"halo putriku?," ucapan itu mengawali teleponnya, suaranya terdengar sangat lembut seperti pertama kali aku dilahirkan "bagaimana keadaanmu disana? aku harap kamu baik-baik saja, aku sangat merindukanmu."
aku tersenyum dan membalas pesan suaranya "aku juga merindukanmu" ucapku lalu mengirimkan pesan yang singkat itu.
jendelaku menunjukkan pemandangan kota Seoul pada malam hari, banyak lampu menghiasi gedung pencakar langit, namun jalanan tampak jauh lebih sepi dari sebelumnya, detak jam tangan adalah satu-satunya suara yang dapat terdengar di kamarku, keheningan seolah membuat suara itu memantul kesepenjuru ruangan di kamarku
aku membuka jendelaku sedikit agar angin malam dapat masuk kedalam, dingin—namun tidak mengganguku "besok adalah hari pertamaku disekolah, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar tidak tampak canggung" aku menyunggingkan sebuah senyuman lalu menghela nafas dalam.
aku melangkahkan kakiku kesebuah balkon dan duduk pada sebuah ayunan kecil yang sudah tersedia, langit malam bertabur miliaran bintang menghiasi pemandangan dengan keanggunannya, kesunyian memberikan sebuah ketenangan bagi jiwaku—selimut tebal kupakaikan pada pundakku dan secangkir teh menemani malamku selagi aku merenung
"indah bukan?" aku mendengar seseorang berbicara "langit malam dan taburan bintang, serta kesunyian yang damai" lanjutnya, aku melirik ke kananku—seorang pria tersenyum padaku "namaku Kim Hansol" tambahnya "senang bertemu denganmu" senyuman manisnya membuatku hampir gila—aku kehilangan kata-kata "kamu Deasyana kan?" aku mengangguk, banyak orang mengenalku? hebat sekali "panggil aku Laras" celetukku
"baiklah, mari kita berkerjasama dengan baik Laras" kekehnya, aku menaikan alisku "apa maksudmu?"
"Aku tahu namamu dan kedatanganmu karena kita akan menjadi teman sekelas" jelas Hansol "oh..benarkah?" Aku tertawa kecil "yap! Percayalah"
"Aku tidak mempercayai orang asing"
"Sebagai tetangga?"
"....."
Hansol menghela nafasnya, wajahnya tampak sedikit kecewa lalu dia kembali ke kamarnya "ah baiklah...jaljja"
Senyumku mengembang "mungkin ada saatnya aku akan mempercayaimu, tapi untuk saat ini...kamu masih menjadi orang asing bagiku"
Aku menyeruput minumanku yang sudah dingin, jam tanganku menunjukkan pukul 10 malam "yaampun!" Aku segera kembali ke kamarku dan mengganti pakaian lalu tertidur dengan pulas
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Winter
Teen FictionLaras adalah salah satu murid beruntung yang mendapatkan tempat sebagai murid transer ke Seoul. Ketika berada di Seoul, dia bertemu dengan teman lamanya yang sejak dulu ia sukai. Tetapi teman barunya, Hwang Jihyun. Juga menyimpan rasa untuk lelaki t...