Part 4

2.1K 251 17
                                    

Flashback

Kelopak mata Baekhyun yang tertutup, perlahan bergerak, terbuka, terbangun dari tidurnya. Mengerjap pelan dengan lengannya yang langsung terangkat, menutupi sinar matahari pagi yang masuk melalui kaca jendela dari pandangannya. Ia ingin memutar tubuhnya yang tadi terlentang, untuk berbaring menyamping membelakangi jendela. Tapi sebuah tangan –yang baru disadari Baekhyun sendiri– melingkar begitu erat di pinggangnya, sebuah tangan lain yang lengsung bersentuhan dengan kulit pinggang Baekhyun yang telanjang dibalik bedcover.

Baekhyun memicingkan mata ke bawahnya, melihat puncak rambut hitam berada di atas dada telanjangnya. Kesadarannya perlahan terkumpul. Baekhyun langsung merona hebat, dan mulai merengek di pagi hari. "Ah, Yeollie~"

Tangan Baekhyun berusaha menyingkirkan bahu tegap yang sama telanjang dengan dirinya, dari atas perutnya. "Ang, ayolah yeol, menyingkir dari atasku..."

"Hm," Chanyeol hanya membalas dengan gumaman tak jelas, menggeliat sebentar tanpa niat menyingkir dari atas dada Baekhyun. Chanyeol baru bergerak gelisah dan mulai terkekeh geli saat tangan Baekhyun menggelitik sisi leher di belakang telinganya. "Baekkie!" Chanyeol mengangkat kepalanya, menengadah, melihat Baekhyun nyengir childhis padanya.

"'Kan sudah kubilang, menyingkir dari atas–Akh. Hahahaha..." Baekhyun tertawa geli. Chanyeol ikut tertawa sambil terus menggelitik pinggang kekasihnya. Selimut putih –bedcover– yang menutupi sebagian tubuh tanpa busana keduanya, mulai turun sebatas pinggang karena pergerakan kaki Baekhyun yang menendang-nendang di baliknya, menggeliat geli karena gelitikan Chanyeol. Suara tawa keduanya bergabung dalam harmoni suasana pagi di kamar flat Chanyeol. Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela, hanya membuat kedua kulit putih telanjang di atas ranjang itu terlihat lebih bersinar, tampak indah satu sama lain.

Tawa Baekhyun mulai berubah ringisan pelan. Chanyeol menghentikan gelitakannya, menyadari Baekhyun sudah kelelahan tertawa. Wajah Chanyeol beranjak lebih dekat, tersenyum lebar di atas wajah merona Baekhyun. Tampak menggemaskan dan sangat indah di mata Chanyeol. Deru nafas Baekhyun agak berat karena tawa sebelumnya. Ia ikut tersenyum malu saat Chanyeol menggesekkan hidung mancung mereka sambil bergumam kata "Saranghae." –aku mencintaimu.

"Nado." –aku juga.

Keduanya melempar senyuman hangat satu sama lain.

"Arra." –aku tahu.

"Tch, selalu saja percaya diri," Baekhyun mencibir –setengah bercanda–. Chanyeol terkekeh singkat, melirik bibir Baekhyun yang mengerucut. Mengerti isarat itu, Baekhyun memejamkan mata, tepat di saat Chanyeol mencium bibirnya. Tanpa melepaskan ciumannya, sebelah tangan Chanyeol bergerak turun, mengambil ujung bedcover yang sempat turun sebatas pinggang mereka, menarik selimut putih itu untuk menutupi tubuh keduanya sampai atas kepala. Bersembunyi dari pandangan matahari pagi yang seolah ingin mengintip dari kaca jendela kamar. Gerakan aneh mulai muncul dari balik selimut putih itu, sesekali suara desahan serak nan seksi Baekhyun melengkapi pergumulan di balik bedcover tersebut.

... ... ... ... ... ...

Selimut tersibak. Tangan Baekhyun keluar, bergerak menuju nakas samping ranjang. Mencari ponsel yang tadi berbunyi, tepat berada di samping bingkai foto Chanyeol dan dirinya –selca Chanyeol yang merangkul bahu Baekhyun dari belakang sambil tersenyum bersama pada kamera.

Baekhyun memutar tubuhnya, berbaring tengkurap sambil membaca email yang baru saja masuk ke ponselnya. Tangan Chanyeol kembali melingkari pinggang telanjang Baekhyun, mengisyaratkan untuk tak terlalu menjauh darinya.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang