Angin musim panas tertiup dengan lembut menerbangkan helaian surai coklat seorang gadis yang sedang terduduk manis di bawah pohon. Punggung sempitnya ia sandarkan pada batang pohon yang kokoh dengan daunnya yang ikut berguguran tertiup angin. Tungkai pendeknya ia luruskan ke depan agar ia bisa merasa lebih nyaman. Jemari lentiknya menggenggam sebuah pensil yang terus bergesekkan dengan permukaan kertas putih pada buku sketsanya. Terlukis sebuah paras tampan di atas kertas yang sudah ternoda. Bibir tipisnya kembali terangkat dan membentuk sebuah kurva. Ia pandang sekali lagi hasil gambarnya, senyuman itu bertambah merekah saat maniknya menatap hasil karyanya sendiri.
“Baekhyun-ah!”
Gadis itu, Baekhyun. Dengan kilat ia langsung menutup rapat buku sketsanya dan menaruhnya di atas paha. Setelah itu seorang pria jangkung mendudukkan diri di sampingnya. Dia orang yang memanggil namanya tadi.
Baekhyun masih mempertahankan senyumnya, “Hai, Chanyeol.”
Pria Chanyeol itu mengubah posisinya menjadi seperti Baekhyun, kemudian ia meletakkan kepalanya di bahu sempit sahabatnya itu, “aku sangat lelah.” Keluhnya.
Baekhyun sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya ini. Jika merasa lelah, pria bongsor itu akan menaruh kepalanya di bahu Baekhyun. Chanyeol mengatakan bahwa bahu Baekhyun terasa seperti bantal di kamarnya, sangat nyaman.
Chanyeol bergeser sedikit ,”oh ya, apa kau sedang menggambar sketsa wajah cinta pertamamu itu?”
Baekhyun sedikit tersentak, “Ya, begitulah.”
“Sampai kapan kau akan melakukan itu, Baekhyunie? Apa kau tidak berniat untuk mengungkapkan perasaanmu pada cinta pertamamu yang tak berkesudahan itu?”
Untuk kali ini Baekhyun terdiam sebentar, ia bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan Chanyeol. Jujur saja, ia pun belum tahu kapan ia akan menyatakan perasaannya itu.
Chanyeol yang tidak mendapat balasan pun mengangkat kepalanya dari bahu Baekhyun. Dengan jahil, ia mencubit pipi sahabat manisnya itu.
“Aw!” Pekikan terdengar dari bibir Baekhyun, ia sedikit meringis,
“Ya! Yoda, mengapa kau mencubit pipiku? Ini sakit tahu.”
Chanyeol terkekeh melihat reaksi Baekhyun, “Habisnya kau tidak menjawab pertanyaanku dan hanya terdiam seperti orang bodoh.”
Setelah mengatakannya, Chanyeol pun siap-siap berlari sebelum ia mendapat jeweran manis di telinganya yang sudah lebar itu.
“Apa yang kau katakan! YA! Yoda bodoh! Dasar caplang!”
Chanyeol hanya melambaikan tangannya dari kejauhan setelah mendengar teriakan menggelegar dari sahabatnya.
Baekhyun menstabilkan deru nafasnya setelah berteriak, ia masih memikirkan pertanyaan dari Chayeol.
Kapan ia akan menyatakan perasaannya?
Kapan ia bisa menjadi kekasih dari cinta pertamanya itu?
Huh, dari sekian banyak 'kapan' itu, Baekhyun hanya belum cukup berani untuk menerima keputusan dari pria tersebut.
Ia takut bila ini berakhir dengan kenyataan yang tidak ia harapkan.
.
.
Baekhyun hanya takut kehilangannya.
.
.
.
TBCHai, readers-nim. Aku pendatang baru disini. Dan ini juga ff pertama yang berani aku post. Sebenernya banyak banget ff yang baru setengah jadi di folderku. Tapi, setelah baca-baca lagi. Aku rasa ff ini yang lebih 'good' untuk aku post.
Okelah, semoga readers-nim menikmati cerita hasil otak errorku. Hahaha....
Annyeong...
_Speciallyd_
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DON'T KNOW LOVE
Teen FictionChanBaek (GS) "kau mengenalku dengan baik, tetapi kau tidak mengenal hatiku yang menyimpan berjuta perasaan padamu."