Hollaa readers-nim. Ini chap 5 nya. Maaf ya berantakan publishnya. Waktu itu udah dipublish bareng yg sequel, tapi ternyata ini malah ilang. Jadi aku post ulang. Maaf ya🙇
.
.
.
Malam harinya Baekhyun pergi ke rumah Chanyeol. Ia tidak sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya karena ia benar-benar ingin bertemu dengan Chanyeol.
.
.
.
Mobil yang Baekhyun tumpangi kini sudah berada di depan rumah Chanyeol. Ia mengerutkan keningnya saat tidak mendapati Paman Jang-satpam penjaga rumah Chanyeol- di post nya.
Baekhyun mencoba untuk mendorong pintu gerbang kecil itu, dan ia berhasil. Pintu gerbang itu tidak terkunci.Dengan langkah tergesa Baekhyun berjalan menuju pintu utama rumah. Ia mengetuk pintu itu beberapa kali. Tetapi nihil karena tidak ada sautan dari dalam dan rumah Chanyeol juga terlihat sepi. Baekhyun menepis pikiran bahwa Chanyeol sudah berangkat ke Itali. Ia percaya bahwa Chanyeol tidak akan tega untuk meninggalkannya sendirian.
Meski dianggap tidak sopan, Baekhyun langsung mendorong pintu kayu rumah Chanyeol dan menyerngit untuk kedua kalinya saat mengetahui bahwa pintunya tidak terkunci. Apakah keluarga Park memang seperti ini? Entahlah.
Baekhyun membawa kakinya melangkah ke dalam rumah Chanyeol. Kondisi rumah besar ini benar-benar sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Chanyeol." Baekhyun mencoba memanggil nama kekasihnya.
"Chan. Ini aku Baekhyun." Nihil, tidak ada sautan apapun.
"Chanyeol-ah."
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki terdengar oleh telinga Baekhyun. Ia membawa pandangannya ke arah lantai atas rumah Chanyeol. Dan disana. Di anak tangga ketiga itu. Di sanalah Baekhyun melihat Chanyeol berdiri dengan gagahnya. Ia terlihat sangat tampan dengan Tuxedo hitam yang ia kenakan. Tapi untuk apa Chanyeol mengenakan pakaian seperti itu. Itulah yang kini terlintas di kepala Baekhyun.
"Baekhyunie."
"Chanyeolie."
Baekhyun pun langsung menerjang tubuh Chanyeol setelah ia tiba di lantai bawah. Baekhyun tidak peduli jika nantinya pakaian resmi yang Chanyeol kenakan kotor oleh air matanya. Yang Baekhyun pedulikan kini hanya kerinduannya terhadap Chanyeol sehingga menghasilkan literan air mata. Ck, oke itu berlebihan.
Baekhyun masih tetap dalam rengkuhan Chanyeol saat pria jangkung itu menuntunnya ke suatu tempat.
Dan disinilah mereka kini. Di taman belakang rumah keluarga Park. Mereka tengah duduk di salah satu kursi taman. Chanyeol memangku gadisnya menyamping dan menghapus sisa-sisa air mata di wajah Baekhyun.
"Jangan menangis, Sayang. Maafkan aku." Chanyeol mengecup puncak kepala Baekhyun lembut.
Baekhyun berhenti mengis setelahnya. "Jangan pergi."
"Chan, aku mohon jangan pergi." Baekhyun menatap ke dalam mata bulat Chanyeol dengan tatapan sedihnya.
Chanyeol merasa tidak enak hati melihatnya. Ia juga sangat sedih melihat gadisnya menangis karenanya."Maafkan aku, Sayang. Aku tahu ini menyakitkan."
"Ayah sudah mendaftarkanku di Itali. Ia ingin membuat mimpiku menjadi nyata. Kau tahu kan jika aku sangat suka memasak. Maka dari itu ayah dan ibu sepakat untuk memasukanku ke sekolah memasak di Itali." Chanyeol menghela nafas berat saat melihat Baekhyun kembali mengeluarkan air matanya, tetapi kemudian dengan cepat ia hapus.
"Ayah dan ibu sudah lama mendaftarkanku di sana. Tiga bulan sebelum kita ujian mungkin. Karena saat itu kita belum berhubungan, makanya aku menyetujui keputusan Ayah. Tetapi semenjak satu bulan lalu, setelah malam aku menjadikanmu kekasihku, pikiran itu menyerangku, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku ingin sekali pergi ke sana, tapi aku juga tidak mungkin meninggalkanmu di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DON'T KNOW LOVE
Teen FictionChanBaek (GS) "kau mengenalku dengan baik, tetapi kau tidak mengenal hatiku yang menyimpan berjuta perasaan padamu."