18. Menyerah

1.2K 122 23
                                    

"Jadi, kamu nggak tahu kenapa mereka putus? Soal bocah SMA yang sombong itu?" Eann mencibir Voy.

"Aku kenal Rissa akhir tahun ke dua di SMA, dan kenal Alvin setelah masuk kuliah. Dan mereka putus sebelum aku mengenal Rissa. Jadi mana aku tahu. Dan aku juga nggak peduli."

"Ck! Payah!" ucap Eann seraya melengos, menatap ke luar jendela mobil.

"Memang kenapa, sih? Penasaran banget kayaknya? Cemburu? Takut Alvin balikan lagi sama mantannya?"

"Bukan urusan kamu!" jawab Eann ketus.

"Urusan aku lah! Harusnya kamu itu cemburu sama aku! Kamu nggak takut aku deket lagi sama mantanku?" sungut Voy OOC.

Eann menoleh menatap pemuda di belakang kemudi.

Kedip

Kedip

Kedip

Dan meledaklah tawa Eann.

"Astaga! Kamu menghancurkan imagemu sendiri! Kalau kak Mayang dan yang lain mendengarnya, mereka pasti ilfeel. Atau malah aku kena bully lagi. Karena mengubah idola mereka jadi seperti ini. Hahhaa...," ucapnya di sela tawanya.

Voy tersenyum melihat reaksi Eann. Untuk pertama kalinya gadis itu tertawa lepas di depannya.

"Apa kamu tahu, aku iri pada Alvino, karena kamu selalu tertawa di depannya. Sedangkan aku selalu melihatmu menangis."

"A-aku nggak menangis di depan semua orang tau! Kamu beruntung bisa melihat cewek sepertiku menangis!"

"Maksudmu aku istimewa? Memangnya kamu hanya menangis di depanku?"

Mata Eann melebar. "Bukan begitu! Aku juga pernah menangis di depan Ren. Dia juga pernah melihatku marah dan tertawa."

"Maksudmu Ren lebih istimewa dariku?"

Eann tersentak saat mobil Voy berhenti mendadak. Pemuda itu menatapnya menuntut penjelasan. Membuatnya kikuk dengan pandangannya.

"Apa sih, Voy!"

"Katakan, antara aku, Ren, Alvin dan Nav, siapa yang paling penting?"

"Alvin," jawab Eann tanpa berpikir.

"Apa? Jadi maksudmu, Alvin ada di list pertama yang terpikir olehmu disaat genting?" tanya Voy geregetan.

Eann mengangguk tanpa ragu. Mau apa lagi, Alvin memang sudah seperti kakaknya. Meski belum lama saling kenal, tapi Alvin adalah orang asing pertama yang ia percayai sepenuhnya.

"Bahkan urutan pertama panggilan cepat HPku adalah Alvin," ucapnya tanpa dosa.

Voy mendengus kesal. Cewek di depannya ini benar-benar sulit dipercaya. Jika dia mengatakan Nav adalah yang orangnya, wajar kan, karena dia tahu Eann masih menyukai pemuda itu. Tapi ini Alvin. Bahkan Voy lebih dulu mengenal Eann dari Alvin.

"Berikan!" ucap Voy seraya mengulurkan tangan kirinya.

"Apa?" tanya Eann bingung.

"HP kamu. Berikan padaku!" Voy mengulang kalimatnya dengan kesal.

"Untuk apa?"

"Ck!" Voy berdecak kesal, lalu menyambar tas di pangkuan Eann dan menggeledahnya, mengambil Hp milik gadis itu.

"Eh...! Kamu mau apa! Jangan buka-buka!"

Voy menangkap tangan Eann yang hendak merebut HPnya kembali, dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya membuka HP Eann. Bahkan saat ia harus memasukkan kata sandi, Voy bisa membukanya tanpa berpikir.

MY EX-BOY'S FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang