5. Bad Punishment

206 29 6
                                    

Happy Reading😙
*******

"Sudah tau aturan sekolah?"

Nara mendengus sebal, namun tidak sampai kedengaran gurunya. Dan cowok di sampingnya—Elian—malah tersenyum tanpa dosa.

"Saya tanya, hari ini bel masuk bunyi jam berapa?!" tanya guru laki-laki itu. Ia memakai sebuah topi dan sebuah pluit yang terkalung di lehernya. Pakaiannya sangat rapi namun terlihat santai.

"Jam 06.20, pak!" jawab Nara dan Elian serentak.

"Sekarang jam berapa?" tanya guru itu dengan tegas.

"06.41, pak."

"Berarti kalian telat berapa menit?"

"21 menit, pak."

"Pintar. Berarti untuk hadiahnya, silahkan kalian berdua bersihkan lapangan upacara sampai bersih. Tas kalian letakkan di aula, setelah lapangan bersih, minta surat keterangan ke Kepala sekolah, guru kesiswaan, dan guru piket hari ini. Mengerti?!!" tegas guru itu.

"Mengerti, pak!!!"

*******

Sudah setengah jam berlalu, namun lapangan upacara belum juga bersih. Benar saja, karena yang membersihkan hanya dua orang dengan lapangan yang luasnya satu per empat dari stadion sepak bola.

Elian menatap Nara yang terlihat kelelahan, ia membelakangi Elian. Kakinya yang panjang kemudian melangkah mendekati cewek itu.

"Kalo capek, biar gue aja yang bersihin. Daripada ujung-ujungnya pingsan disini," kata Elian santai.

Nara mendengarnya, namun ia tak mau membalik badannya ataupun hanya sekedar menjawab. Ini terlalu extreme menurutnya.

"Yaelah, gue dikacang," Elian berjalan ke hadapan Nara agar cewek itu melihatnya, "Gue bi—"

"Jangan mendekat!" pelik Nara tegas sambil menodongkan sapu—yang ia gunakan—pada Elian.

"Eh, sial! Gue kira apaan," kejut Elian.

"Emangnya kenapa kalo gue mendekat? Lo ada sesuatu?" tanya Elian sambil berjalan perlahan mendekati Nara.

Seketika otak Nara nge-blank. Jantungnya pun tak bisa diajak berkompromi. Ia bingung harus melakukan apa kecuali berjalan mundur.

"Gue bilang jangan mendekat!" teriak Nara semakin keras. Membuat Elian tertegun.

Elian mengingatnya. Ia mengalihkan tatapannya pada dahi Nara. Disana terdapat bekas luka goresan. Tepat seperti yang Elian pikirkan. Cewek di hadapannya saat ini adalah cewek yang ia temui di rumah sakit dua tahun lalu.

Tanpa sadar Tangan Elian terangkat untuk menyentuh dahi Nara, lebih tepatnya pada bekas luka itu.

"Aku berhasil," ujar Elian tanpa sadar.

"Hiks.." seketika Elian menelan ludahnya susah payah ketika melihat sebulir air mata jatuh di pipi Nara. Cowok itu terkejut saat mendapati Nara tiba-tiba berjongkok sambil menutup mukanya.

"Maaf. Maafin gue udah lancang, tapi—" Elian berusaha menggapai kepala Nara.

"GUE UDAH BILANG JANGAN MENDEKAT!! JANGAN SENTUH!" teriak Nara menghentikan tangan Elian.

Lagi-lagi Elian kembali dibuat terkejut oleh Nara. Elian salah, ia lupa kalau cewek di hadapannya ini memiliki trauma berlebih karena kejadian dua tahun lalu.

Nara bangkit sambil mengusap kasar wajahnya yang merah. Ia malu dan bingung harus berbuat apa. Tanpa pikir panjang lagi, ia melangkah meninggalkan Elian. Sebelum mengatakan,

"Sorry, gue cuma bisa bantu sampai segini."

**********


'Apa yang sebenernya terjadi pada gue? Kenapa gue selalu begini?'

Sudah hampir satu jam Nara menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di dalam perpustakaan. Ketika ditanya beberapa karyawan ia hanya menjawab kalau ia sedang ada tugas pribadi.

Sejak tadi pula ia hanya memandang buku yang ia pegang dengan tatapan kosong. Ia hanya membolak-balik halaman tanpa membaca isinya. Cewek itu kemudian menghembuskan nafasnya kasar sebelum akhirnya bangkit, berencana untuk mengganti buku bacaan.

'Kenapa gue begini, sih? Gue sebenarnya nggak berniat membentak cowok itu,'

'Apa gue akan selamanya jadi gini terus? Ya Tuhan, ini sangat menyiksa,'

Nara terlalu larut dalam pikirannya hingga tanpa sadar, seseorang berdiri di hadapannya dengan wajah sumringah.

"Hai, Lyannara!"

**********

Tbc:)

Jan lupa tinggalin jejak di sini ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jan lupa tinggalin jejak di sini ya?

~kaes

Phobia Cowok [STOPPED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang