6. A Psychologist

177 27 8
                                    

Happy reading😙
_______________


"Makasih ya, Rhe, Ly. Udah nganter gue pulang."

Rhea dan Ily yang berada di dalam mobil tersenyum manis.

"Yaelah, nggak perlu makasih segala. Biasanya juga nggak perlu. Udah sono masuk, kita tau lo kecapekan gara-gara kena hukuman tadi," kata Rhea.

"Oke kalo gitu, Thanks ya."

Setelah itu, mobil Rhea melenggang pergi. Tinggallah Nara yang masih berdiri di tempat. Ia masih sibuk berpikir tentang kejadian tadi. Kejadian dimana saat ia di perpustakaan, kemudian Elbara—si anak baru—datang dan mengajak Nara ngobrol sesuatu yang penting.

Sebenarnya tadi Nara tak ingin menuruti Elbara, namun karena terlihat sangat penting, ia pun mau. Meski sesuatu yang bergejolak dalam dirinya tak bisa ia kendalikan.

Perlu diketahui, setelah 10 menit-an tak memulai pembicaraan, tiba-tiba Rhea dan Ily datang di waktu yang tepat. Sehingga membuat perbincangan yang gagal itu menjadi tambah gagal. Itu menjadi kebahagiaan bagi Nara.

Yang Nara pikirkan saat ini adalah sesuatu mengenai apa yang akan dibicarakan Elbara dengannya tadi. Kini rasa penasaran menyelimuti pikiran Nara. Itu tadi terlihat sangat penting, tapi Elbara tak kunjung memulainya.

"Nara kamu-kah itu?" teriak seseorang dari dalam. Nara pun buru-buru menepis rasa penasaran itu dan segera berlari menuju rumah

Terlihat Gisell tengah sibuk mencatat sesuatu di ruang tamu. Ia memandang catatan itu dengan tatapan tak biasa. Nara yang penasaran pun mendekat.

"Kakak yang manggil gue kan?"

"Iya, lah. Emang siapa lagi? Oh, iya. Tolong bantuin kakak, ya? Nanti kamu beliin bahan-bahan ini di minimarket atau mana terserah. Kakak ada rencana mau bikin donat kesukaan kakak!" jelasnya semangat.

Nara memutar bola matanya sebal, "Yaelah. Gue kira mau apaan, ternyata mau bikin makanan kesukaan. Sekali-kali bikinin makanan kesukaan Nara kek,"

"Buat sendiri dong. Kan udah gede," jawab Gisell sambil menarik hidung Nara. Membuat sang empu kesakitan.

"Udah nih, beliin sekarang ya? Nanti kakak kasih bagian banyak, deh," kata Gisell sambil menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf 'V'.

"Kalo gitu sekalian aku jalan-jalan,"

**********

Cewek itu berkali-kali mengitari seisi minimarket. Entah itu karena ia tak tahu tempat atau karena ingin berkeliling saja. Keranjang yang ia bawa sejak tadi pun juga terlihat hampir penuh.

Melihat rak bagian makanan ringan kesukaannya, ia pun berhenti dan mengambil benda itu. Kegiatannya terhenti karena tangannya itu berpas-pasan dengan tangan orang lain, yang juga akan mengambil barang yang sama.

'Sialan! Ini bukan drama korea, tapi kenapa terjadi?' umpat Nara dalam hati.

Otomatis Nara menoleh pada orang itu, dan saat itu pula tatapan mereka bertemu. Nara mengernyit saat merasa tak asing dengan lelaki di hadapannya. Memangnya ia pernah bertemu?

Phobia Cowok [STOPPED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang