chapter 2

51 4 0
                                    

Aku tak menatapnya lama
Setelah dia pergi aku hanya diam membeku ditempat ku berdiri

Pria misterius itu berjalan kearah kebun. Dimana disana Anike tengah berada dibawah teriknya sinar matahari

Pria itu duduk di depan bangku yang tadinya menjadi tempat duduk ku. Dia meneguh minuman yang berada di dalam gelas yang ia genggam

Dia duduk disana sambil menatap anike yang aku rasa belum menyadari kehadiran pria itu

Dengan langkah pelan aku mendekati pria itu. Tapi aku berpura-pura tak menyadari keberadaannya

Anike menoleh pada pria misterius itu. Ia melebarkan matanya dan mengangkat tangan

" baal gue nggak sengaja loh ada di sini. Tadi itu gue cuma mau lewat. Ehh...tiba.... " anike tak sempat melanjutkan ucapannya karena pria langsung bicara tanpa mendengarkan ucapan anike

"Dan lo nggak pernah jujur" kata pria misterius itu dengan keras

Aku melihat anike tertunduk takut. Ntah apa yang membuat sahabatku itu seperti itu

Aku menatap pria itu dengan takut. Dia sama sekali tak menatap pada ku

Dasar jahat sekali dia!

" lo temannya, tolong jaga dia! Jangan biarkan ini melakukan hal ini lagi " tubuh ku merinding saat pria itu berdiri dan berbisik di telingaku

Memangnya apa yang anike lakukan? Apa dia melakukan kesalahan? Entahlah hanya dia yang mengerti

Belum sempat aku menjawab pria kejam itu sudah berlalu begitu saja

" nila jangan dengerin dia ya! " anike berkata setelah dia membersihkan tangannya yang kotor

" emangnya dia siapa sih?" tanya ku

" kakak gue" jawab anike

" kakak lo? Kok gue nggak pernah tau?"

" dia itu orangnya super sibuk, yang pastinya jarang banget ada dirumah" aku mendengar ucapan anike

" oohh... Tapi kakak lo ganteng juga "

" ehhh... Ehh lo jangan sampe suka sama dia " ucap anike

" kenapa enggak? Itu cowoknya ganteng loh! Hihi gue suka sama dia "
Anike memukul tanganku, kejam dia

" ngomong2 tadi dia ngomong apa? " tanya anike

" nggak ngomong apa-apa "
Aku sengaja tak mengucapkan yang sejujurnya. Aku saja tak mengerti apa yang dibicarakan oleh pria itu. Dia hanya memerintah ku saja

Untuk menjaga adiknya!! Ya itu benar

" yaudah yuk kedalem! Gue laper nih " aku mengikuti anike yang sudah berjalan duluan

Anike menyiapkan makan siang untuk kami. Ahh aku jadi senang. Pasti pria itu juga ikut makan dengan ku nanti

Setelah makanannya selesai aku dan anike duduk di meja makan. Pria itu belum datang. Apa dia tidak akan makan?

" kakak lo nggak makan bareng kita? " tanya ku pada anike

" nggak dia udah makan duluan "

Aku jadi merasa sedih sendiri. Harapan ku untuk makan bersamanya jadi gugur begitu saja

Aku dan anike menyantap makanan itu disertai dengan pembicaraan kecil.

Besok kami akan kembali sekolah setelah lama berlibur

Sampai sini dulu yaa

TAKDIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang