chapter 4

38 4 1
                                    

Aku menatap Anike yang masih terbaring lemah. Cewek itu tersenyum padaku dengan wajah pucat. Sungguh ini pertama kalinya aku melihat dia seperti ini.

Aku menatap Iqbal yang masih berdiri diluar berharap dia mengatakan apa yang terjadi.

"lo kok bisa sakit gini sih? Kemarin kan masih sehat?" aku masih tak percaya dengan ini. Kurasa dia menyembunyikan sesuatu.

Dia tersenyum dan berkata "ya nama nya juga musibah,mau gimana lagi"

"gue nitip tugas gue ya, besok gue antar ke rumah lo"

"emang nya tugas lo udah selesai. Gue aja belum"ucapku pada anike

Gue beranjak duduk disamping cewek itu. Disaat seperti ini dia masih mementingkan tugasnya.

Aku memeriksa dahinya, apakah penyakit yang menyerang tubuhnya. Selama ini dia nggak pernah masuk rumah sakit.

"lain kali jangan sakit lagi ya" pintaku padanya yang dijawab dengan anggukan kepala.

"ini yang pertamanya. Gue nggak bakal masuk rumah sakit lagi" aku menatap anike yang tersenyum. Entah kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh dengan anike

"nil kalo gue udah nggak ada siapa yang bakal ngasih lo contekan?" tanya anike yang mulai ngawur.

Sumpah aku nggak ngerti dia ngomong apa. Kalo pun dia pergi, emangnya dia mau pergi kemana?  Sampe aku nggak bisa nemuin dia

"ya kalo itu sih gampang, gue kan bisa belajar dan minta ajarin sama kakak lo yang ganteng itu" ucapku tertawa terbahak. Anike juga tertawa lalu dia memukul lenganku pelan

"banyakin belajar yaa! Jangan nyotek mulu" ucapnya seperti pesan terakhir.

Dan semenjak hari itu aku tidak lagi berjumpa dengan nya. Saat aku mengghubungi anike ponselnya selalu tidak tersambung. Dan sekarang aku berniat untuk ke rumah anike bersama teman²

Jangan lupa vote dan comment yaa😊😊

Terimakasih sudah membaca
😉😉

TAKDIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang