Volume 2 - Fear of Phantom Bagian 1 : Kembali Pulang

17 2 0
                                    

Setelah pasukan Aluravia lenyap dari tanah Merasia dan raja yang memerintah Merasia dengan kejam selama puluhan tahun, kini Merasia telah kembali pada posisi terdasarnya, dimana rakyat yang akan menentukan jalannya negara tersebut. Heugo dan Sylvie yang sebelumnya hampir saja tertangkap oleh pasukan musuh berhasil diselamatkan oleh pasukan Romel yang datang menjemput mereka dari perbatasan.

Romel sendiri bersama pasukannya kini tengah dalam perjalanan pulang menuju Garnacia menggunakan kapal induk dan kapal tempur. Romel bersama beberapa komandan pasukan dan Natalie berkunjung ke salah satu sudut kapal yang amat hening. Begitu hening hingga hanya suara tapak kaki mereka yang terdengar.

"Apa ini semuanya?" tanya Romel.

"Benar, semuanya ada di sini," jawab salah satu komandannya.

Romel melihat dalam ke arah ruangan besar yang berisikan mayat para pasukannya yang gugur. Di dalam ruangan besar namun hampa itulah Romel menyampaikan rasa hormat dan dukanya kepada pasukan yang telah gugur.

"Aku ingin semua data dari pasukan yang ada di sini," sebut Romel pelan.

"Jangan khawatir, aku sudah mengumpulkan dan merangkumnya," jawab Natalie.

Romel mengangguk.

"Kalian boleh kembali jika mau. Aku akan di sini untuk sementara," ucap Romel kepada semua orang yang menemaninya.

Mereka pamit kemudian mulai pergi satu per satu. Hanya Natalie yang tinggal dan setia bersama Romel, mengamati para pasukan yang telah tidur abadi.

"Inilah harga untuk sebuah perdamaian yang semu?" tanya Romel kepada ruangan besar nan hampa.

"Apa kamu menyesalinya, Romel?" Natalie terlihat berdiri di samping Romel yang masih memerhatikan prajurit yang telah tewas tersebut.

"Rasanya tidak baik juga kalau aku berkata bahwa aku menyesali hasil yang sekarang. Tetapi cara kita mendapatkannya yang aku kurang senang. Jika saja ada cara lain...."

Natalie juga setuju dengan kata-kata Romel. Cara yang mereka lakukan sangatlah brutal dan mengorbankan banyak orang dalam prosesnya.

"Natalie, data-data orang yang sudah kamu kumpulkan, tolong letakkan di ruanganku."

Mendengar perkataan Romel, Natalie segera mengangguk pelan dan berkata,

"Baiklah."

***

Ravenna yang tidak mengikuti Romel dan Natalie kini tengah sibuk berkeliling di sekitar kapal yang sangat besar tersebut. Ada banyak hal menarik yang ditemukannya di dalam kapal yang tidak pernah dipikirkannya sebelumnya.

"Kapal sebesar ini bagaimana cara membuatnya?" pikirnya sambil terus berjalan buta ke bagian yang dia sendiri tidak tahu.

Setelah berkeliling, akhirnya Ravenna sampai di ruangan yang berisikan tank yang tengah diperbaiki dan tank-tank yang tengah diperiksa oleh berbagai teknisi. Di sana dia juga bertemu dengan Ferdinand yang tengah membuat skema tank yang diperbaiki.

"Oh, Ravenna! Kenapa kamu ada di sini? Apa Romel menyuruhmu menyampaikan sesuatu kepada kami?" tanya Ferdinand penasaran.

"Tidak, aku hanya jalan-jalan hingga sampai ke sini," sebut Ravenna menjelaskan.

"Maksudmu tersesat?"

"T-tidak usah diperjelas seperti itu!" ucap Ravenna yang sedikit malu.

"Ha ha ha, kalau begitu biar ku antar kembali. Sedikit lagi skemal ini selesai," sebut Ferdinand sambil meneruskan pekerjaannya.

Shadow OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang