Prologue

8.2K 701 53
                                    

"35 ya?"

Wonwoo menghembuskan nafasnya pelan melirik Jihoon yang terkekeh kencang disampingnya. Bibir tipisnya maju beberapa senti, menggerutu jika angka tersebut terlalu mengganggu penglihatannya dan menatap Jihoon dengan nyalang. Jihoon sungguh beruntung, dia tidak banyak berubah meski sebentar lagi pria mungil itu akan menyusul usianya. yang berbeda hanya...

ah Wonwoo sendiri tidak yakin ada yang berubah dari seorang Lee Jihoon atau tidak.

"Mingyu datang tidak?"

Jun yang juga berada disana bertanya. Wonwoo melirik pria China itu sekilas dan menggeleng dengan santai sambil menyuapi mereke sepotong kue secara bergantian. "Syuting drama," jawab Wonwoo singkat.

"Semakin lama, jumlah kita semakin menyusut dalam perayaan ulang tahun seperti ini." Jihoon bergumam, dan memandang satu sama lain.

Itu benar. Usia group mereka menginjak angka 15 dan sudah hampir 3 tahun lamanya mereka tidak menginjak stage bersama karena kesibukkan masing-masing. Jisoo juga tengah sibuk mempersiapkan pernikahannya. Semakin sedikit kemungkinan mereka untuk menginjak stage bersama kembali seperti dahulu.

Dan terlebih usia mereka saat ini yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi.

"Kapan terakhir kita semua berkumpul untuk merayakan ulang tahun?" Tanya Jun.

Dia mengitari meja untuk mengambil Tissue yang sengaja di jauhkan oleh Wonwoo untuk menjahilinya. Wajahnya juga berlumuran Cream karena ulah kekanakan Wonwoo.

"Ulang tahun Seungcheol Hyung 5 tahun lalu?" Ingat Jihoon berpikir tanpa memperdulikan kejahilan Wonwoo.

"Bukan, tapi ulang tahun Minghao 6 tahun lalu. Saat badai salju. Saat itu kita semua memaksa berkumpul meski badai salju. Dan Mingyu mendapatkan banyak tumpukkan es dikepalanya." Sela Wonwoo yang mulai tenang sambil tersenyum manis kepada Jun.

Jun berdecak, "Ingatannya selalu baik jika berhubungan dengan Mingyu," sindirnya.

Seolah tidak peduli dengan sindiran Jun, Wonwoo mengangkat bahunya dengan cuek, dan Jihoon tersenyum miring memahami itu semua.

"Cepat sekali waktu berjalan. Aku rindu saat Chan masih bisa aku jahili. Kalian ingat? Dia jika menangis sangat lucu. Dan lihatlah dia sekarang seperti apa. Pertumbuhannya terlalu cepat."

Disetiap ada kesempatan, Jihoon memang selalu mengeluhkan perubahan fisik Chan. Mereka paham itu dan merasa sangat wajar karena pertumbuhan Chan terlalu cepat. Dia menjadi Idol dengan julukan icon dancer terseksi. Dan Wonwoo ingat bagaimana wajah tidak rela Jihoon saat Chan-nya benar-benar menghilang menjadi pria dewasa karena julukkan itu.

"Seungcheol Hyung?"

Wonwoo dan Jihoon menatap Jun. Dengan alis tertaut dan wajah lelah, mereka kompak bertanya,

"Ada apalagi?" Koor keduanya jengah.

"Tidakkah kalian berpikir dia semakin kuat akhir-akhir ini?" Tanya Jun ambigu.

"Kuat?" Jihoon bercicit tidak yakin.

Wonwoo menengok pada isi tas Jihoon. Berharap menemukan permen atau cemilan selain cake ulang tahun yang tersedia dimeja, namun faktanya ia hanya menemuka kertas partitur yang menumpuk.

"Feromonnya. Hitunglah berapa banyak idol wanita baru yang terjerat pesonanya. Seungcheol Hyung benar-benar keren!"

"Keren? Aku rasa menjijikkan." Komentar Jihoon pedas.

Dia mengambil paksa tasnya kini yang tengah dibekap oleh Wonwoo. Dan membereskan kertas partiturnya yang sedikit berantakan akibat pengeledahan Wonwoo.

ReachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang