Part 2

18 0 0
                                    


Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta

Aura Qianzy

"mama harap jangan lupa makan dan minum,kalau sakit minum obat,jangan lupa berdoa dan "ucap mama

"dan jangan lupa sampai disana kabari mama, ayolah ma, dari tadi itu aja kata mama di mobil akau udah ingat sampai rasanya hapal semua diluar kepala" ucapku.

"kamu ni dibilangin malah ngeyel , selalu membantah,kapan sih kalau di bilangin jawabnya baik-baik aja" ucap mama sambil menurunkan barang-barangku yang dibantu oleh adikku.

Perkenalkan namaku Aura Qianzy , aku berasal dari orang yang sederhana, anak ke 3 dari 4 saudara. Aku meu pergi merantau ke Kalimantan ,karena aku diterima kerja disana,aku belum bilang pekerjaan ku kan haha, oke-oke. Aku tamatan farmasi yang bergelar apoteker dari universitas swasta. Katakan aku beruntung, karena lamaran pekerjaan ini bukan aku yang masukkan , aku mempunyai teman yang baik, yang udah lama kerja disana sebagai dokter,tanpa bilang-bilang dia masukkan lamaran kerjaan ku , eh jadinya tu kemaren dapat panggilan langsung dari perwakilan rumah sakitnya deh. Sebenarnya gak di kasih mama,Cuma lantaran dibujuk-bujuk terus akhirnya mau deh, itu pun ada syaratnya, pulang dari sana harus bawa calon menantunya katanya , oh my god mimpi apa aku semalam, aku masih berusia 24 tahun loh disuruh nikah, memang sih katanya cewek itu tidak baik lama-lama menikah, nanti susah peranakan nya. Orangtua bisa-bisa bohongi anak zaman sekarang,ckck.

"kak tuh pesawat loh mau berangkat,nanti gak kasih pulak loh naik,haha" ucap adikku yang langsung kutonjok bahunya

"doakan aja gue gak jadi pergi,yang ada kan nanti elo juga yang bosan ketemu sama gue" ucapku sambil tertawa

"udah –udah jangan berantam, hati-hati ya nak, ingat selalu pesan mama, kemana pun Qianzy melangkah ingat selalu ada Tuhan yang beserta kita" ucap mama sambil menitikkan air mata

"iya ma, zy janji akan selalu ingat kata-kata mama, andre jaga mama ya,awas kalau kudengar mama nangis"ucapku

"loe kali yang sering buat mama nangis" ucap andre yang buatku langsung diam seketika

"andre, udah dong, pergilah nak kejarlah cita-citamu"ucap mama

Kupeluk sekali lagi mama sambil pura-pura tertawa agar air mata ku tidak keluar" jaga kesehatan mama ya ma"

Aku langsung naik pesawat tujuan Kalimantan. Aku menutup mataku dan balik mengenang masa-masa kecilku yang bahagia dan duka yang datang sewaktu aku berumur 20, bagaimana tidak ayahku meninggal karena penyakit yang di perbuat nya sendiri. Aku sampai membencinya bahkan menginginkan nya mati,tapi aku tidak pernah tega melihat dia sakit seperti itu. Dia ayah yang selalu ku banggakan kepada semua temanku,yang selalu menjadi panutanku tapi tega seperti itu. Aku yang selalu mempunyai mimpi bahwa suatu kelak dia nanti yang akan memegang tanganku dan mengantarku pada pasanganku saat kealtar pernikahan ku nanti. Seperti kata-kata orang bijak , jangan terlalu tinggi bermimpi kalau takut jatuh. Ya semenjak kejadian itu aku menutup dari yang namanya pergaulan ,focus hidup yang baik aja. toh selama kita berbuat baik saja belum tentu masalah tidak datang

Aku terbangun karena guncangan pesawat. Aku turun dan berjalan ke toilet kuambil kaca dari tasku kulihat mataku pasti bengkak,entah mengapa aku tak suka dengan mataku yang seperti ini. Aku tak suka orang-orang melihat ku seperti ini, aku haru cepat mengompresnya sebelum risa datang. Kutarik koperku ke ruang tunggu , capek juga menarik koper yang berisi entah apa, apa sih yang diisi mama sampai berat kali ni koper. kadang aku berfikir gimana nanti aku menjadi seorang ibu,bisa tidak aku seperti ibuku yang selalu sabar menghadapi anaknya yang seperti aku,haha

" awwwww,kakiku tolong"


PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang