THIRD ATTEMP - HOT SUMMER

2.5K 201 9
                                    

Siang itu, udara begitu panas membuat keringat siapapun bercucuran sekalipun berada di dalam ruangan ber-AC. 

Begitupula Nayeon yang tengah mengetik laporan yang harus di serahkan sore ini. Sesekali tangannya menyeka keringat di dahi yang tidak ada habisnya. Matanya melirik jam yang menunjukkan pukul 13.50.

"Syukurlah, masih ada beberapa jam lagi. Aku bisa bersantai sejenak setelah menyelesaikan laporan ini. Nayeon fighting! Sedikit lagi.." Ucapnya menyemangati diri sendiri. Ingin rasanya ia cepat cepat pulang dan mandi. Lengketnya keringat di tubuh gadis ini membuat tak nyaman.

Ia mencetak beberapa lembar kertas dan segera membawa nya ke ruangan direktur. Tak disangka sangka, ruang direktur nya ini ternyata lebih sejuk dari ruangannya! Apakah mungkin AC di ruangannya rusak?

"Permisi, ini laporan bulan ini sudah ku selesaikan." 

Song Sajangnim yang tengah menulis berhenti sejenak menatap Nayeon dengan alis sebelah terangkat. Nayeon menelan ludah. Jujur, ia benar-benar segan pada bos yang satunya ini. 

"Good job, Nayeon-ssi. Taruh saja di meja, kau boleh pulang lebih awal. Anggap saja ini imbalan dariku karna kau menyelesaikan laporan ini lebih awal." Ucap Song Sajangnim. Nayeon menyerahkan laporannya lalu membungkuk. 

Ketika ia hendak keluar dari ruangan (walau sebenarnya ia tak rela meninggalkan ruangan sejuk ini), Song Sajangnim memanggilnya.

"Nayeon-ssi.!"

Dengan gugup Nayeon berbalik. Apakah ada yang salah darinya?

"Igeo," Song Sajangnim menyerahkan dua tiket yang tidak begitu familiar di matanya. "Aku punya dua tiket liburan di pulau Jeju saat menukar lotre. Untukmu saja, aku sedang banyak rapat. Kebetulan kau belum mengambil cuti kan?"

Nayeon menggeleng, "Ani.. Tapi kenapa diberikan padaku? Kenapa tidak pegawai lain saja.."

"Karena kau yang pertama mengumpulkan laporan, sudah anggap saja ini hadiah dariku."

"Ah.." Nayeon mengambil dua tiket liburan itu. "Gamsahabnida sajangnim.." 

Nayeon membungkuk dan cepat cepat keluar dari ruangan. Ia berhenti sejenak dan bersandar di dinding. Lalu dengan siapa ia harus pergi?


***

Malamnya, Jungkook seperti biasa berada di apartemen Nayeon. Menunggu hidangan makam malam yang tengah di masak oleh gadis itu.

Tak sengaja Jungkook menemukan dua lembar kertas panjang dengan tulisan Jeju Island. Matanya membelalak setelah melihat bahwa itu adalah tiket liburan.

"NUNA!" Jungkook menjerit jerit membuat Nayeon menghentikan aktivitasnya dan mendekati Jungkook. Sedikit panik. 

"Wae wae?" Tanya Nayeon.

Jungkook mengacungkan dua tiket itu tepat di wajah Nayeon. 

"Ayo pergi denganku!" 

"MWO? SHIREO!"

"Ahh nuna.." Rengek Jungkook. "Sudah lama aku tidak jalan-jalan.."

Nayeon berpikir sejenak. Terakhir kali ia melihat Jungkook pergi setahun yang lalu. Kasihan juga anak ini. 

"Arrasseo. Kalau begitu siapkan barang-barangmu besok pagi kita berangkat." Nayeon pergi kembali ke dapur sementara Jungkook ber YES ria. 

Setelah keduanya makan malam, Jungkook kembali ke apartemennya dan Nayeon mengemasi barang-barangnya. 

Sesaat setelah ia menyelesaikan packing, ia ingat bahwa ia belum memasukkan pakaian renang. Ayolah ini musim panas! Siapa yang tidak mau ke pantai?

Nayeon membuka lemarinya dan mencari beberapa pakaian renang yang dimilikinya. Seingatnya terakhir ia memakai itu setahun yang lalu saat berlibur ke pantai Daecheon.

"AH!" Akhirnya ia menemukan pakaian renang, lebih tepatnya bikini berwarna hitam yang terkesan... sexy? Memang agak vulgar jika di pikir pikir lagi. Sesaat ia ragu dan mencari pakaian renang yang lain. 

Namun nihil. Tidak ada satupun yang ia temukan. 

Nayeon memutuskan untuk mencoba memakainya terlebih dahulu. Memastikan bahwa bikini satu satunya itu masih muat atau tidak.

Ia memandang dirinya di pantulan cermin kamarnya. Matanya terhenti menatap dadanya yang berukuran standar. Ia memegang kedua payudaranya dan menghela nafas. 

"Apa aku tidak usah berenang saja..." Gumamnya.

BRAK!!

"Nuna!" Kedatangan Jungkook tibatiba sukses membuat Nayeon kaget. Keduanya saling bertatapan. Sementara mata Jungkook menerawang dari ujung rambut hingga ujung kaki Nayeon. Apa tidak salah ia melihat Nayeon hanya memakai bikini?

"AAAA!" Nayeon berteriak memeluk dirinya sendiri. Ia berjalan cepat ke arah Jungkook dan mendorong namja itu keluar dari kamarnya. "Jangan sembarangan masuk, babo!"

"w-wae?" Jungkook menahan dorongan Nayeon yang jelas tidak ada apa apanya. "Memang kenapa? Toh nuna bakal memakainya kan saat di pantai nanti?"

"I-iya, tapi aku malu!" 

Jungkook menatap Nayeon sejenak dan mendorongnya ke tembok. "Jadi kalau di depan banyak orang nuna tidak malu? Menagapa nuna malu di hadapanku? Apa nuna ingin menggoda namja-namja di pantai sana?" 

Untuk kedua kalinya Nayeon terkejut. 

"B-bukan seperti itu.. Aku hanya.. Aku.." Ucapan Nayeon terhenti ketika Jungkook mencium bibirnya. 

Yap, semenjak kejadian kejadian waktu itu, Jungkook mulai berani terhadap Nayeon. Begitupula Nayeon yang mulai terbiasa meskipun sedikit canggung. Ayolah mereka tidak memiliki hubungan!

Tangan Jungkook terulur mengelus punggung Nayeon yang terbuka. Jungkook melepaskan ciumannya dan menatap mata Nayeon dengan intens. Jantung Nayeon berdegup kencang. Rasanya ia mendapat sengatan yang menggelitik seluruh tubuhnya hingga lemas. 

Nayeon menggigit bibirnya sendiri saat Jungkook mendaratkan bibirnya di leher jenjang miliknya. Jungkook mencium dan menggigit-gigit kulit putih mulus Nayeon, membuat kiss mark di leher juga dada Nayeon. 

"Ahh.. Jungg-Jungkook-ahh.."

Kaki Nayeon mulai melemas, ia tidak tahan lagi dan kehilangan keseimbangan. Dengan sigap Jungkook menahannya tanpa melepaskan tatapan intens nya. This is how a lion wakes.

"Nuna.." Bisik Jungkook di telinga Nayeon. Gadis itu sudah benar benar pasrah terhadap apa yang ingin Jungkook lakukan padanya. "Siapkan dirimu besok, aku tidak ingin menahannya lagi."

Jungkook menggendong Nayeon dan mendudukannya di atas kasur. Ia tersenyum mengelus rambut acak-acakan Nayeon kemudian pergi meninggalkan kamarnya. 

"Eottokhae.." 


I'm Not a Child Anymore! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang