Part 4

649 38 0
                                    


Tourist.
Kata itu terus terngiang-ngiang dikepalaku. Aku tahu, disini memang banyak tourist. Yang berpasangan pun ada. Tapi tidak ada satupun yang menarik perhatianku. Hey, tunggu. Kenapa aku malah memikirkan tourist. Forget about that.

***

"Kak! Untuk apa kau berlama-lama disitu. Apa kau tidak ingin turun, huh?" tanya Adikku.

"Ya kau duluan saja, nanti aku akan menyusulmu" jawabku.

"Ya, jangan lupa untuk mencari 'tourist tampan' ya! Siapa tahu, dia dapat mengisi hatimu"

"Berhentilah mengatakan tentang tourist, Nak" Ucapku.

"Baiklah, kalau begitu, aku tunggu kau di bawah bersama Ayah dan Bunda. Jangan terlalu berlama-lama disitu, Kak" Ucap Adikku.

"Ya" jawabku.

Menyebalkan memang.

Adikku itu..
Dia itu konyol.
Tapi,
semua yang berada didekatnya pasti nyaman dengan dia.
Aku menyayanginya.
Oh,
Itu tidak bisa dideskripsikan hanya dengan kata-kata semata.
Dia adalah orang yang menghiburku dikala aku sedih.
Dan dia juga orang yang menggodaku disaat aku senang, ya, meskipun terkadang dia melakukannya kepadaku disaat aku sedih.
Tapi, itulah salah satu upaya dia untuk membuatku tersenyum.
Dan jangan lupakan tentang sok tahuannya mengenai 'cinta'.
Terkadang aku bingung,
Bagaimana bisa, dia yang berumur tiga tahun lebih muda dariku, lebih banyak tahu mengenai 'cinta'.
Tapi, biarkan saja.
Yang penting,
aku sangat menyayanginya.
Sangat.

TOURISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang