8. Jodoh tak akan kemana

18.4K 929 1
                                    

"Jadi?" Hana bertanya kepada David yang duduk di hadapannya.

David menghela nafasnya, sedikit tidak suka dengan sikap Hana yang seperti ini. Tidak bisakah perempuan itu berbasa-basi dulu dengannya? Ia kan ingin menghabiskan waktu yang lebih panjang bersama Hana. Jika dirinya langsung menuju inti pembicaraan, artinya itu akan mempercepat durasi pertemuan mereka.

"To the point banget sih. Pesan makanan dulu kali Han." Jawab David lalu memanggil salah satu pelayan kafe itu.

"Katanya penting?" Tanya Hana lagi setelah memesan makanannya.

Lagi-lagi David menghela nafasnya.

"Susah memang ngomong sama cewek cantik. Mau basa-basi aja enggak bisa." Gumam David tidak jelas dan sialnya terdengar oleh Hana.

"Maksud kamu?"

"Ah. itu pelayan yang tadi cantik." Jawab David asal.

Sementara Hana malah menatap David aneh. "David.. jangan bikin aku takut deh."

David mengerutkan keningnya. "Kok jadi takut sih?"

"Habisnya kamu bilang pelayan yang tadi cantik. Padahal kan pelayan tadi cowok. Ish." David terbelalak mendengar penuturan Hana. Lalu sesaat kemudian tawanya meledak. Bahkan ia lupa bahwa pelayan yang tadi menghampirinya adalah laki-laki.

"Bercanda kali Han," Jawabnya setelah tawanya reda.

"Ya sudah, mau ngomong apa?"

"Lo enggak bisa basa-basi dulu gitu sama gue? Buru-buru banget, makanannya juga belum datang."

Hana yang menghela nafasnya. "Ya sudah, mau basa-basi apa nih?"

David tersenyum begitu mendengar ucapan Hana. "Nah gitu dong. Btw.." ucap David lalu terdiam. Menimang-nimang apa yang akan Ia ucapkan.

"Btw apa?"

"Hmm.."

"Ih, Jangan gantung gitu dong. Enggak enak banget deh." Protes Hana karena David tidak kunjung melanjutkan ucapannya dan malah asik menatap dirinya saja.

David mengerjapkan matanya saat mendengar ucapan Hana. "Han." ucapnya tiba-tiba yang membuat Hana terkejut. Hana menaikkan alisnya seolah bertanya apa? ?

"Lo ngerasa gue gantungin?"

Hana mengerutkan keningnya begitu mendengar pertanyaan David.

"Ya ampun Han, mana tega gue gantungin lo. Padahal seluruh hati gue sudah gue serahin ke elo. Mana mungkin gue gantungin lo." Ucap David yang membuat Hana berdecak kesal.

"Ish. serius dikit bisa?" Tanya Hana datar.

"Lo minta gue seriusin? Oke. tunggu Gue datang ke rumah lo." Ucap David santai.

"Enggak jelas banget, ih. Ini kamu mau ngomong yang serius atau aku pergi? !" Ancam Hana.

"Iya-iya. Jangan ngambek dong, nanti jadi sia-sia usaha Gue mengajak Lo ke sini kalau ujungnya Lo tinggal pergi." Ucap David pura-pura memelas.

Hana menghela nafasnya lalu menatap David. Dan saat itu juga David tersenyum padanya. Entah angin apa yang menghampiri Hana, tiba-tiba hati Hana terasa berdesir begitu melihat senyum David. Padahal sebelumnya Ia tidak pernah merasa seperti ini ketika bersama David.

Di sisi lain, tanpa Hana ketahui. Sejujurnya hati David juga berdesir dan deg-degan tidak karuan. Entah mengapa hatinya selalu merasa seperti ini ketika bersama Hana. Padahal sebelum-sebelumnya ketika David bersama dengan mantan-mantannya tidak pernah sekalipun Ia merasakan debar-debar hati seperti ini kecuali saat bersama mantan pertamanya saat SMA dulu.

Cinta dari Allah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang