[27]

348 25 2
                                    

Semua orang yang ada diruangan itu awalnya kaget dengan kata-kata Kris

Bulan depan? Bahkan Kris meminta sendiri hal itu, bukan dari pihak kedua ortu nya

Melihat keberanian dan tanggung jawab besar yang akan Kris berikan pada Wendy, papa Wendy langsung mengiyakan ide gila Kris barusan

Toh, lebih cepat lebih baik. Kandungan Wendy sudah makin besar, alangkah baiknya jika sebelum benar-benar tidak bisa ditutupi lagi mereka menikah

Akhirnya diputuskan lah, Kris dan Wendy akan menikah tanggal 7 pada bulan depan

Berarti masih ada waktu sekitar 1 bulan lebih 3 hari untuk menyiapkan ini semua

Wendy duduk termenung di atas ayunan yang ada di taman kecil dibelakang rumahnya

Entah mengapa ia sangat gugup, ia belum siap untuk menikah. Dia merasa usianya masih terlalu muda untuk  berumah tangga

"Wen?"

Suara itu menyadarkan Wendy dari lamunannya,

"Kris?"

Kris pun duduk di ayunan yang ada disamping Wendy, ia mulai mengayunkannya pelan

"Lu kenapa sih?"

"Gue gugup" jawab Wendy "Gue belum siap menikah secepat ini. Gue--"

"Lu ragu sama gue?" potong Kris

Wendy menggeleng cepat, "Bukan gitu Kris. Tapi --"

"Lalu kenapa? Kalo lu enggak ragu sama gue terus kenapa lu belum siap?"

"Kita masih muda banget Kris" jawab Wendy "Usia kita itu masih 21 sama 22. Kita masih kecil itungannya buat berumah tangga

Jangan menikah hanya karena kecelakaan ini, Kris. Kedepannya itu bakal lebih rumit"

"Bahkan jika kecelakaan waktu itu enggak ada , gue bakal tetep nikahin lu, Wen" ucap Kris sambil menatap Wendy tepat di manik matanya

"Dan bahkan jika yang lu kandung itu bukan anak gue, gue bakal tetep ngambil lu sebagai istri gue"

Wendy tertegun memandangi Kris, Kris kemudian mengelus puncak kepala gadis itu sambil tersenyum lembut

"Gue sayang banget sama lu Wen" ucap Kris "Apapun keadaan lu, gue tetep terima lu sebagai lu apa adanya"

"Thanks, Kris" jawab Wendy "Gue juga sayang banget sama lu"
Kris kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Wendy, kembali dilumatnya lembut bibir pink yang selalu dan selalu mencoba imannya tiap kali ia menatapnya

Kris menyudahi ciuman nya, ia mengusap bibir Wendy dengan ibu jarinya

"Jangan ragu lagi ya , sayang" ucap Kris

Kris kemudian berlutut di hadapan Wendy, kemudian mencium punggung tangan nya

"So, will you marry me, Son Wendy?"

"Sok romantis najis" umpat Wendy sambil tertawa kecil

"Jawab donk. Kan buat formalitas aja" pinta Kris manja

Wendy diam sebentar, seperti nampak menimang-nimang

"Yes, I will, Kris Wu"

---

Sementara semua orang terdekat Kris dan Wendy sibuk mengurus pernikahan mereka,

Irene tengah meratapi nasibnya di dalam penjara

Tanpa teman, tanpa makanan enak, dan dalam depresi yang luar biasa

Enggak ada satupun keluarganya yang menjenguk, mungkin mereka malu punya kerabat seperti Irene : secara kan keluarganya Irene keluarga kaya raya

Enggak ada satupun teman yang menjenguknya, mungkin karena masih pada sibuk ngurus wisuda dan mulai sibuk memikirkan pekerjaan

Sedangkan Irene disini, dalam penjara yang sepi

Jangankan wisuda, Irene bahkan tidak lagi sempat mengurus diri pribadi nya

Tubuhnya makin kurus tak terawat, sinar matanya gelap dan tidak ada harapan

Sampai suatu hari,

"Nona Bae Irene, ada kunjungan dari teman anda" ucap sipir

Irene kaget, siapa yang mengunjungi nya dikala udah hampir beberapa bulan masa tahanannya ini tidak ada yang peduli padanya?

Dan ternyata, yang mengunjungi Irene adalah

Luhan

"Han? Lu ngapain kesini?" tanya Irene

Luhan tersenyum, "Gue mau jenguk lu. Sekalian mau nyampein hal penting"

Luhan dan Irene duduk berhadapan

"Gimana kabar lu Rene?"

"Ya gini" jawab Irene lemah "Selamat ya udah wisuda. Kerja dimana?"

"Bagian instalasi farmasi rumah sakit kota " jawab Luhan

"Bagus" ucap Irene

Mereka kembali hening

"Rene?"

"Hm?"

"Lu udah tau belum kalo 2 minggu lagi Kris sama Wendy bakalan menikah?"

Irene kaget, asli dia kaget banget

Agak sakit juga rasanya, pas Kris mau nikah keadaannya malah kayak gini. Tertahan di dalam jeruji besi

"Lu.. enggak apa-apa kan Rene?"

Irene menggeleng pelan, "Gue udah sadar kok. Gue udah tau kalo sekeras apapun gue berusaha jauhin mereka

Enggak akan pernah bisa, udah jodohnya

Dan setiap upaya yang gue lakuin sia-sia"

Irene terisak, Luhan menatap nya iba

"Gue goblok ya Han" ucap Irene "Gue sayang sama dia Han, sayang banget. Bahkan gue enggak bisa lupain dia

Gue cinta sama dia Han

Dan gue enggak tau harus gimana gue nanti nya

Gue cinta nya cuma sama Kris, Han

Terus gue harus gimana ?"

Irene menangis tersedu-sedu, membuat orang yang saat ini melihat keadaannya pasti akan iba

Begitu pula Luhan, hatinya iba sekaligus sakit liat Irene kayak gini

Luhan menghampiri Irene, ia memegang pipi gadis itu dengan kedua tangannya

Dihapusnya air mata Irene lembut, kemudian ia mencium singkat kening Irene

Irene terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Luhan, ia menatap mata Luhan yang juga sedang menatap nya penuh harap

"Apa gue enggak cukup baik buat lu, Rene?" tanya Luhan

tbc

E.X -[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang