"tari, mau denger something interesting ga?" tanya yuta tanpa mengalihkan pandangannya dari iPhone 7s miliknya.
"apa?" ujar tari singkat, padat dan jelas.
yuta pun berhenti dari aktivitasnya dan sekarang tatapannya tertuju pada tari. hanya tari.
hati tari mendadak dugeun dugeun dilihatin yuta kayak gitu. untung aja masih bisa dia kontrol biar ga baper.
"hujan."
"ha?"
"hujan itu sesuatu yang indah kan? walaupun terkadang dia juga bisa membawa bencana tapi setidaknya dia juga bisa membawa ketenangan."
"dan karena hujan pula kita ingat, bahwa kita ga sendirian walaupun hujan itu sendiri yang bikin kita ngerasa sendiri."
"bingung ya?"
tari mengangguk pelan sambil mengerucutkan bibirnya lucu. yuta yang gemes liatnya, reflek mengusap - usap puncak kepala tari. dan melanjutkan penjelasannya.
"intinya, hujan adalah salah satu hal yang harus kita syukuri. karena hujan kita bersama, karena hujan kita berpisah, karena hujan kita bersuka cita dan karena hujan kita juga berduka cita."
tari yang masih cengo dengerin penjelasan yuta, cuma bisa diem sambil lihat yuta. dalam batin tari, dia heran liat tingkah yuta kali ini, tumben ga bikin dia nyemil oskadon.
"yut, kamu gini terus kan enak. ga bikin aku puyeng." ucap tari dibarengi senyuman manisnya.
"hehehe. eh tapi kok tumben pake 'kamu' kesambet apaan?" balas yuta malu - malu.
"lagi mood."
"oya yut, kenapa mendadak bahas hujan?"
yuta berdehem.
"karena aku pingin mengingat masa masa kita pertama ketemu, dan itu saat hujan. sejak saat itu aku jatuh cinta sama hujan."
yuta senyum. senyumnya adem banget.
tari meleleh. unchh
(๑╹っ╹๑)
KAMU SEDANG MEMBACA
tingkah ✅
Short Story❝ i like you, because you join in on my weirdness. ❞ ― yuta dan 1001 tingkahnya +lowercase intended [211116]