Everything You Do is Magic (part 4)

60.4K 2K 27
                                    



Hyora pov


Aku sibuk mengaggumi rumah yang lebih mirip seperti istana ini. Apa aku akan tinggal di sini? Di tempat sebagus dan semewah ini?

Beberapa pelayan berdiri berbaris di dekat ruangan utama dan salah satunya adalah ahjuma yang waktu itu membantuku di rumah yang sebelumnya, beliau mengenakan pakaian yang sedikit berbeda dari pelayan lain, mungkin dia yang menjadi pemimpinnya. Mereka menundukkan kepala tak berani menatapku dan Jungkook, aku percaya anak ini sudah biasa di besarkan seperti itu.

"Ini..." Jungkook menyerahkan sebuah benda seperti walkie talki dan remot atau apalah itu ke padaku.

"Jika kau perlu bantuan, tekan saja tombolnya maka mereka akan membantumu. Selagi tidak di butuhkan mereka akan tinggal di gedung yang ada di belakang." Aku menerima benda itu dan menatapnya heran, hah sekarang aku jadi konglomerat, aku harus mengundang teman-temanku ke sini dan menikmati semua ini bersama hahahahaha.


****


Aku duduk di karpet dan bersandar pada sofa, di depanku sebuah meja rendah berserakan oleh laptop dan semua berkas yang aku butuhkan untuk bekerja. Aku mengikat rambutku asal dan hanya mengenakan stelan hoodi panjang beserta hotpants yang tersembunyi dibalik hoodiku, ini pakaian kerja ternyamanku. Aku lebih banyak bekerja di rumah di bandingkan di kantor, aku hanya datang ke kantor tiga hari dalam seminggu untuk menyerahkan hasil kerjaku dan mengambil berkas baru. Sementara itu Jungkook duduk di depan meja kerjanya, mengenakan kaca mata dan sibuk mengamai kertas-kertas berisi kurva-kurva yang tidak aku pahami. Kami asyik dengan pekerjaan masing-masing dan tenggelam di sana dalam diam.

Aku meregangkan otot leherku yang mulai tegang, aku sudah selesai tapi sepertinya Jungkook belum. Aku mengemasi semua barang-barangku dan menghempaskan tubuhku di sofa, meregangkan seluruh sendiku. Aku mengamati Jungkook yang terlihat begitu serius dengan apa yang tengah ia geluti. Setelah honeymoon kami, ia tidak banyak bicara, sudah kembali pada kesibukannya yang ia tinggalkan beberapa hari yang lalu. Myungsoo oppa bilang Jungkook hanya akan berhenti bekerja saat weekend, di luar itu ia akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja.

Aku berdiri dari posisi dudukku sibuk mengamati ruangan kerja yang belum sepenuhnya aku jelajahi. Aku melihat foto Jungkook tersusun dengan rapi beserta semua penghargaan yang sudah ia raih, ia sangat pintar dan berpresitasi. Sebuah foto menarik perhatianku, foto Jungkook dengan kedua orang tuanya, aku teringat kembali pada fakta jika Jungkook sudah tidak memiliki ibu lagi. Aku dengar ia bekerja sangat keras untuk mendapatkan posisinya sekarang dan tidak memiliki seorang temanpun, hah... pasti sangat kesepian.

Aku berjalan mendekat menuju tempat Jungkook tengah bekerja, sudah malam dan ia masih sibuk di sini. Sebuah pajangan berbentuk jam pasir kecil terletak di atas mejanya, aku meraih benda itu dan sibuk membolak-balikannya hingga tanpa aku sadari jari kakiku menabrak sudut kaki meja membuat aku meringis kesakitan.

"Ish..." Aku sedikit melompat mencoba meredam sakitku dan meletakkan kembali jam pasir itu, karena tidak fokus, langkahku melenceng dan aku hampir terjatuh jika saja Jungkook tidak menahanku.

"Apa kau tidak bisa sehari saja tidak melakukan kecerobohan?" Ia duduk di sana dan menatapku tajam dibalik kaca matanya. Aku menggigit bibirku mengakui jika aku memang bersalah, seharusnya aku lebih berhati-hati. Aku tidak menjawab pertanyaannya memilih untuk meninggalkannya, tapi saat langkah pertamaku belum sempat berpijak, ia menarik tubuhku sehingga aku terjatuh di atas pangkuannya.

Married to Jungkook [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang