one

2.6K 297 38
                                    

Betany tidak tahu apa yang mendorongnya untuk berbicara seperti itu, Bethany bahkan tidak mengetahui wujud lelaki ini sebenarya. Bisa saja lelaki ini bohong, bukan? Tetapi, cobalah kau pikir; buat apa seseorang membawa gunting super besar? Memotong rumput? Well, kukatakan padamu: gunting kepunyaan dewa kematian bukan gunting sembarangan—atau gunting rumput seperti yang kau kira. Gunting kepunyaan dewa kematian disiram oleh air suci yang-diatas-sana. Gunting itu juga bukan gunting biasa, yang mudah tumpul atau gagangnya berwarna-warni. Gunting dewa kematian sangat tajam dan gagangnya berwarna hitam pekat.

Gagangnya tidak akan bercahaya di bawah lampu terang, karena gunting para dewa kematian tidak terbuat dari plasik, melainkan dari batu krypton yang super kuat. Gunting itu juga tidak mudah tumpul, bahkan kenyataannya selalu tajam.

“Baiklah, Bethany Elder Lewis, kematianmu akan kuurus dengan dewan teratas.” Kata lelaki itu. Bethany mengangguk, “Dari mana kau tahu namaku?”

Lelaki itu tersenyum. “Siapa namamu?” tanya Bethany.

“Dewa kematian cenderung dikodekan dengan nomor, kami tidak dipanggil nama. Kodeku 717, dan aku dulunya memiliki nama.” kata lelaki itu, Bethany tercekat. Bagaimana atasan bisa tahu kalau setiap dewa kematian memiliki kode berbeda yang bahkan susah diingat?

“Jadi,” lelaki itu melanjutkan, “Aku dulunya juga manusia sepertimu. Aku ingat aku meninggal pada tahu 1918—pada saat umurku 17—yang dikarenakan bom besar di Edinburgh—yang meledak karena sengaja dibakar. Rumahku dekat pabrik minyak, dan itu berdampak besar—Edinburgh disirami larutan seperti larva api yang menjalar layaknya banjir, dan kami hangus.”

Bethany sudah berbicara, “Apa kau tahu dimana orangtuamu sekarang? Maksudku, kau sudah hidup sebagai pribadi lain, dan kau pasti sudah menjalaninya selama beberapa ratus tahun yang lalu. Dan apa kau tahu dimana mereka? Korban ledakan itu?”

Lelaki itu kembali berdehem, “Aku hanya mengingat orangtuaku kala itu. Mereka tertidur begitupula aku saat kecelakaan terjadi—tidak denganku, aku tidak benar-benar. Aku bermimpi dengan gelisah: aku direinkarnasikan kembali sebagai anak bersayap hitam yang bahkan aku tidak bisa mencerna apa maksud dari penyampaian mimpi itu.”

Bethany terus menatap lekat lelaki itu, sama sekali tidak tersirat emosi apa-apa selain tersenyum. Lelaki paling tegar yang pernah dilihatnya.

Bethany tidak menggubris adanya fakta bahwa lelaki ini dewa kematian, dengan gunting krypton raksasa dan sayap hitamnya yang tersembunyi.

Reinkarnasi?” tanya Bethany.

“Ya, reinkarnasi. Reinkarnasi biasanya dialami orang-orang yang sudah meninggal kemudian Tuhan memutuskan dua kali untuk kehidupan yang lebih baik; lahir kembali di raga yang sama atau bisa juga berbeda, atau disucikan sehingga bisa menjadi dewa kematian.”

“Disamping dewa kematian, apa ada lawannya?—seperti malaikat mungkin?” Bethany kembali bertanya.

“Ya, mereka ada. Benar-benar ada.”

“Aku ingin menjadi malaikat suatu hari nanti. Apa kau pernah melihat mereka?”

Lelaki itu terdiam sejenak, “Seumur hidup dan matiku, aku tidak pernah melihat malaikat lain selain ibuku.” jawabnya.

Rasanya seperti kapal besar yang mendobrak pintu hati Bethany ketika mendengar itu. Lelaki di sebelahnya ini, dewa kematian ini, sangatlah mencintai ibunya. Sangat menghadiahi dirinya dengan kasih dari ibunya selama dia hidup.

Muncullah rasa bersalah dalam hati Bethany yang terdalam.

“Umh, bisakah kita mengganti topik?” tanya lelaki itu. Bethany terbangun dari imajinasi yang menggambarkan bahwa dia akan menjadi malaikat nantinya, menyelamatkan seluruh warga negara dengan kasihnya, dan mungkin membimbing orang-orang yang disayanginya selama hidupnya.

roof >< h.s {completed}Where stories live. Discover now