Part 8

1.5K 97 14
                                    

Mo yeon masih terdiam, ia menatap mata sijin.. " siapa kau sebenarnya? " tanya si jin kembali dengaan nada pelan.
Mo yeon masih terdiam.
" aku.. "
"Aku bertanya.. Apa kau bisu? " tanya sijin

" si jin a. " chae won berdiri didepan kamar mereka.
"Chae won a.. Kau bisa jelaskan, kenapa.. Kenapa ada foto pernikahan ini? " tanya si jin sembari menunjukan foto pernikahnya pada chae won.
Chae won juga diam membisu.

--
Diruang tamu
" apa? Pernikahan? Aku menikah dengannya? "
Tanya sijin seakan tak percaya dengan perkataan ibunya.
" si jin a.. Kau sudah menikah, istrimu adalah kang mo yeon " ucap ibunya agar si jin yakin.

Si jin menghela nafas.
" ini pasti ada kesalahan.. Bagaimana bisa.. !"
Si jin terus meyakinkan dirinya bahwa pernikahannya tidak benar.

" aku hanya menyukai chae won.. Tidak ada wanita lain selain dia " ucap si jin.
" kau.. Apa kau tak punya malu? Sijin sudah menikah.. ! " bentak ibu si jin kepada chae won.
Chae won hanya diam, ia terus mengenggam kedua tangannya.

" ibu, jangan bicara kasar padanya " ujar si jin membela.
Pandangan ibunya kearah si jin.
Chae won berdiri.
" aku pergi. " ucapnya lalu pergi.
" chae won a.. " panggil si jin.

" si jin ,jangan pergi " tahan ibunya.
Si jin melihat ibunya lalu melihat mo yeon.
" baiklah.. Jika pernikahan itu benar, maka aku akan mengurus perceraian kita " ucap si jin lalu melepas pegangan ibunya kemudian pergi.
" si jin a.. "
Teriak ibunya, namun sijin tak perduli.
Mo yeon hanya duduk lesu.

Sementara itu si jin mencari chae won.
Chae won duduk dihalte bus sembari menangis.
" chae won.. " panggil si jin,
Chae won melirik si jin, ia bangun dan memeluk si jin.
" si jin a.. Aku tidak ingin lepas darimu "
Si jin membelai pelan rambut chaewon.
" aku akan tetap bersamamu. " ucap si jin.
Chae won terus menangis dipelukkan si jin.

Beberapa saat kemudian taxi berhenti .
" pulanglah.. Aku akan menghubungimu nanti " ucap si jin sembari membuka pintu taxi.
" si jin.. "
" kau tak perlu khwatir, akan aku selesaikan secepatnya.. " ucap si jin sembari tersenyum manis.
Chae won lalu masuk kedalam taxi. Si jin menutup pintu taxi tersebut. Dan taxi tersebut melaju pergi.

--

Diteras mo yeon menunggu si jin dengan cemas, ia terus mondar mandir, sesekali melirik gerbang rumah sesekali menghela nafas dengan dalam.
Beberapa saat si jin berjalan masuk. Mereka saling melihat. Si jin berjalan masuk.
" ada yang ingin ku bicarakan padamu " ucap mo yeon membuat langkah si jin terhenti.
Si jin melihatnya.
" tunggu.. !"
Si jin menghela nafas.
" aku tidak tahu mengapa kita bisa menikah? Tapi saat ini orang yang aku cintai adalah chae won " ucap si jin
Mo yeon menunduk, lalu melihat sijin dengan tersenyum.
" sebelum kamu amnesia, kita memang sudah membicarakan perceraian kita"
Si jin menatap mo yeon
" apa? Kenapa? "
Mo yeon tersenyum tipis.
" tapi, hari itu sudah datang. Aku sudah memasukan berkas perceraian kita, jadi kau tak perlu lagi memasukkan berkas kembali" ucap mo yeon.
Mo yeon tersenyum lalu berjalan melewati sijin, namun ditahan si jin.
" kau belum mengatakan mengapa kita sudah membicarakan perceraian kita? "
Mo yeon menatap si jin.
" seperti yang kau bilang, orang yang saat ini yang kau sukai bukan istrimu " ucap mo yeon, matanya berkaca-kaca.
Si jin melepas pegangannya.
Mo yeon menunduk lalu berbalik, air matanya jatuh, ia berusaha menahannya lalu bergegas pergi.
Si jin hanya melihat kepergiannya.

Sementara itu dikamar mo yeon. Ia terus menangis. Ia melihat cincin pernikahannya
" ini lah akhri dari kita.. Yoo si jin " ia menangis tersedu-sedu.

Dikamar si jin, ia duduk ditepi ranjang, ia mengingat kata - kata mo yeon .
Mo yeon tersenyum lalu berjalan melewati sijin, namun ditahan si jin.
" kau belum mengatakan mengapa kita sudah membicarakan perceraian kita? "
Mo yeon menatap si jin.
" seperti yang kau bilang, orang yang saat ini yang kau sukai bukan istrimu " ucap mo yeon, matanya berkaca-kaca.

Emergency Love 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang