Part 2

3.5K 20 0
                                    

"Tak perlu" jawab So So. "Susudah tiba di Tiong goan, aku akan mengajak kau, dan Bu Kie pergi menemui ayah."

"Baiklah," kata sang suami.

Mendadak Bu Kie berteriak: "Hei! Lihat! Orang-orang itu sedang berkelahi!"

Cui San dan So So terkejut dan lalu melihat kedua perahu itu. Benar saja mereka melihat berkelebat-kelebatnya senjata dan empat lima orang sedang bertempur.

"Apa ayah berada disitu ?" kata So So dengan rasa kuatir.

"Sesudah terlanjur bertemu, ada baiknya kita menengok sebentar," kata Cui San. Ia segera mengubah kedudukan layar dan membelokan kemudi sehingga getek mmbelok kekiri, menuju ke arah kedua perahu itu.

Berselang kira-kira setengah jam barulah getek mendekati kedua perahu itu. "Pelancong yang tidak ada urusan jangan datang dekat !" demikian terdengar terlakan dari perahu Peh bie kauw.

"Aku adalah Hio cu dari Congto !" teriak So So. "Tocu dari bagian mana yang sedang memasang hio?"

Mendengar teriakan itu yang menggunakan istilah rahasia dari Peh bie kauw, orang yang barusan berteriak lantas saja berubah sikapnya'. "Maaf! Kami tak tahu, bahwa yang datang adalah Hio cu dari Congto," katanya dengan sikap hormat. "Kami adalah rombongan Lie Hio cu dari Thian sie tong yang memimpin Hong Tan cu dari Sin

coa tan dau Thia Tancu dari Ceng liong tan. Bolehkah kami mendapat tahu, Hio cu dari mama yang, datang kesini ?"

"Hio cu dari Cie wie tong," jawab So So.

Hampir berbareng dengan jawaban So So, keadaan di perahu Peh bie kauw menjadi kalut. Beberapa orang berlari-lari, rupanya untuk memberitahukan pemimpin mereka, sedang belasan orang berteriak dengan suara kaget dan girang: "In Kouwnio pulang ! In Kouwnio pulang !"

Biarpun sudah menjadi suami isteri sepuluh tahun, So So belum pernah membicarakan Peh bie kauw dengan suaminya. Sedang Cui San pun belum pernah menanyakan. Sesudah mendengar tanya jawab itu, barulah Cui San tahu, bahwa kedudukan Hio cu dari Cie wie tong lebih tinggi dari pada kedudukan Tancu. Waktu berada di pulau Ong poan san, ia pernah menyaksikan kepandaian Tancu dari Hian bu tan dan Cu ciak tan yang lebih unggul dari pada ilmu silat So So. Ia mengerti bahwa isterinya bisa menjadi Hiocu adalah karena So So puteri pemimpin besar dari Peh bie kauw. Maka itu, dapatlah diduga, bahwa Lie Hiocu dart Thian sie tong seorang yang berkepandaian sangat tinggi.

Tiba-tiba dari perahu Peh bie kauw terdengar suara seorang tua: "Menuiut laporan, In Kauw nio sudah kembali. Bagaimana kalau kita menghentikan pertempuran untuk sementara waktu? "

"Baiklah !" jawab seorang yang suaranya nyaring bagaikan genta. "Hentikan Pertempuran!"

Dengan serentak suara beradunya senjata terhenti dan semua orang melompat keluar dari gelanggang pertempuran.

Mendengar suara yang nyaring itu, jantung Cui San memukul keras. "Apa Jie Lian Ciu Suko?" teriaknya.

Jawab orang itu: "Aku Jie Lian Ciu. Ah...... Kau .... Kau ..."

"Siauwtee ..Cui San..." jawabnya dengan suara terputus-putus bahna terharunya. Sesaat itu jarak antara getek dan perahu Jie Lian Ciu belasan tombak. Dengan tergesa-gesa Cui San menyambar sepotong papan yang lalu dilontarkan keatas air, akan kemudian ia melompat kepapan itu dan sekali menotol dengan satu kakinya untuk meminjam tenaga, tubuhnya sudah melesat kekepala perahu Jie Lian Ciu.

Jie Lian Ciu menubruk dan memeluk Suteenya. Sesudah mereka berpisahan sepuluh tahun dapat dimengerti perasaan mereka pada sesaat itu. Si adik berseru dengan suara parau: "Jieko'" Sang kakak berbisik "Ngotee!" Mata mereka basah.

Golok Pembunuh NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang