Sesudah Kim mo say ong berlalu sambil mengawasi Bu Kie dan Tio Beng dangan mata melotot Kim hoa popo membentak, "Pergi!"
Nona Tio segera menarik tangan Bu Kie dan mereka lalu kembali ke kapal.
Baru saja tiba di kapal, Bu Kie berkata, "Aku mau menengok Gie hu"
"Apa kau tidak lihat sinar mata si nenek yg sangat ganas?" kata Tio Beng.
"Aku tidak takut padanya."
"Aku merasa bahwa pulau ini diliputi macam2 rahasia. Mengapa orang2 kaypang yg bisa dtg kesini? Cara bagaimana Kim hoa popo tahu tempat bersembunyi ayah angkatmu? Cara bagaimana dia bisa mencari ayah angkatmu di Peng hwee to? Banyak pertanyaan masih belum terjawab. Memang sukar untuk membinasakan nenek itu. Tapi begitu lekas dia binasa, semua teka teki tidak bisa dipecahkan lagi."
"Akupun bukan mau membinasakan Kim hoa popo. Aku hanya ingin menemui Gie Hu karena melihat penderitaannya aku merasa sangat tidak tega."
Nona Tio menggeleng2kan kepala. "Dengan ayah angkatmu, kau sudah berpisah belasan tahun," katanya. "Kau harus bisa menahan sabar sehari dua, Tio kong cu aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah kita harus berwaspada terhadap Kim hoa popo atau harus lebih berjaga2 terhadap Tan Yoe Liang?"
"Menurut pendapatku, Tan Yoe Liang adalah seorang laki2 tulen yg sangat mengutamakan persahabatan."
"Thio Kong cu, apa kau tidak coba menipu aku? Apa jawabanmu jawaban setulus hati?"
"Menipu kau? Tan Yoe Liang rela menerima kebinasaan untuk menggantikan The tiang loo. Apa itu bukan perbuatan yg suka dilakukan? Apakah kita tidak harus menghormatinya sebagai seorang laki2 sejati?"
Tio beng menatap wajah Bu Kie. Ia menghela napas dan berkata dengan suara menyesal. "Thio kong cu! Kau seorang kauwcu dari bengkauw yg harus memimpin begitu banyak orang gagah, ku tak nyana kau bisa ditipu orang secara begitu mudah?"
"Ditipu orang?"
"Terang2 Tan Yoe Liang menipu Cia tayhiap. Kau sendiri melihat dengan matamu. Apa kau tak sadar akan adanya tipu itu?"
Bu kie berjingkrak. "Dia menipu Gie hu?" ia menegas.
"Dengan sekali membabat, Cia tayhiap telah membinasakan orang dan melukakan seorang jago kaypang. Namun andai kata saja Tan Yoe Liang memiliki ilmu silat yg lebih tinggi lagi, ia pasti tidak akan bisa meloloskan diri dari To liong to. Dalam keadaan begitu, seorang manusia biasa hanya melihat dua jalan. Melawan dengan nekad untuk membinasakan atau menekuk lutut dan minta ampun. Cia Tayhiap tidak ingin lain orang tahu tempat bersembunyinya. Biarpun Tan Yoe Liang berlutut tiga ratus kali, belum tentu ayah angkatmu bersedia mengampuni jiwanya. Tapi Tan Yoe Liang seorang manusia luar biasa. Dengan otaknya yg sangat cerdas, segera menempuh jalan hidup satu2nya yaitu berlagak seperti seorang ksatria, berlagak menjadi seorang laki2 tulen yg mengutamakan Gie Khie. Thio kongcu sebagai manusia yg sangat pintar, mustahil kau tidak bisa melihat tipu daya yg sangat licik itu?" Sambil memberi keterangan, si nona menempelkan koyo pada luka ditangan Bu Kie karena gigitannya dan kemudian membalutnya dengan menggunakan sapu tangannya sendiri.
Kisah Pembunuh Naga
Jilid 57
Karya Chin Yung
================
Keterangan Tio Beng sangat beralasan tp mengingat sikap dan suara Tan Yoe Liang yg wkt itu sangat bersungguh2, Bu Kie menyangsikan kebenaran penafsiran si nona.
"Baiklah," kata pula nona Tio. "Sekarang aku ingin mengajukan lain pertanyaan. Waktu Tan Yoe Liang bicara dengna Cia Tayhiap, bagaimana sikap kedua tangan dan kedua kakinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Pembunuh Naga
General FictionKisah Membunuh Naga (To Liong To/ Bu Kie) Original Author: Jin Yong (Chin Yung) Original Title: Yi Tian Tu Long Ji (Heaven Sword and Dragon Sabre) BU KIE Karya : CHING YUNG Terjemahan: Tjan