Pada hakekatnya, kalau sama-sama sudah mencapai puncak kesempurnaan, ilmu silat See hek tidak akan bisa menandingi ilmu dari Tiong goan. Bahwa Bu Kie masih terus bisa mempertahankan diri adalah karena ia sudah memiliki ilmu See hek sampai pada tingkat yang tertinggi, sedang keempat lawannya baru mengenal kulit-kulit dari ilmu silat Tionggoan itu. (See hek Daerah barat).
Dalam sekejap ia sudah dapat memikir beberapa cara untuk merobohkan lawannya itu. Tapi ia masih bersangsi. ?Kalau kini aku menjatuhkan mereka, Biat coat akan mendusin dan menggusari nona Ciu,? pikirnya. ?Nenek itu sangat kejam. Ia dapat melakukan perbuatan apapun jua.?
Maka ia tak lantas mengubah cara bersilatnya. Tapi sekarang, berbeda daripada tadi, ia bisa melayani dengan tenang sambil memperhatikan jurus-jurus lawan. Makin lama ia makin tahu seluk-beluk Ceng-hoan Liang gie.
Sementara itu, melihat keadaan Bu Kie tak berubah, Cie Jiak jadi makin bingung.
?Dalam repotnya melayani musuh, ia tentu tak bisa lantas menangkap ilmu silat yang sangat tinggi itu,? pikirnya. Melihat Bu Kie makin terdesak, ia jadi nekat.
Sambil menghunus pedang, ia melompat masuk ke dalam gelanggang. ?Su wie Cianpwee!? serunya. Jika kalian tidak bisa merobohkan bocah itu, biarlah aku yang mencoba-coba.?
Ho Thay Ciong jadi gusar. ?Jangan rewel! Minggir kau!? bentaknya.
Alis Pan Siok Ham berdiri. ?Pernah apa kau dengan bocah itu?? tanyanya dengan suara keras. ?Kau mau melindungi dia? Kun lun pay tak boleh dibuat permainan.?
Karena topengnya dilucuti, paras muka Cie Jiak lantas saja berubah merah.
?Cie Jiak balik!? bentak Biat-coat.
?Kun-lun-pay tidak boleh dibuat permainan. Apa kau tidak mendengar??
Bu Kie merasa sangat berterima kasih. Dia merasa, bahwa mereka terus berlagak terdesak, si nona pasti akan mencari lain daya upaya untuk membantu dirinya. Kalau hal itu dilihat oleh Biat-coat, Cie Jiak bisa celaka. Maka itu, ia lantas tertawa terbahak-bahak. ?Aku adalah pecundang dari Go-bie-pay?, katanya. ?Aku pernah ditawan Biat-coat Suthay, memang benar Go-bie-pay lebih unggul daripada Kun-lun pay?. Seraya berkata begitu, ia maju dan tidak ke kiri. Kini tangan kanannya yang memegang ranting bwee membabat ke bawah.
Kesiuran angin yang dahsyat itu, lantas saja menghantam punggung si kate. Pukulan dan tindakan Bu Kie dilakukan dengan tenaga dan waktu yang tepat, sehingga tanpa merasa, golok si kate menyambar ke arah Pan Siok Ham. Pemuda itu ternyata memukul dengan Kian kun Tay-lo-ie Sin-kang dan bertindak menurut kedudukan Pat kwa. Dalam kagetnya, si jago pedang betina menangkis dengan pedangnya. ?Trang!?, tangkisannya berhasil, tapi golok si jangkung sudah menyusul.
Untuk menolong istrinya, Ho Thay Ciong melompat dan menangkis golok si jangkung.
Bu Kie menepuk dengan telapak tangannya dan golok si kate membacok kempungan Ho Thay Ciong. Pan Siok Ham gusar. Dengan beruntun ia mengirim tiga serangan berantai, sehingga si kate repot. ?Hei! Jangan kena diakali si bangsat kecil itu!? teriaknya.
Kini Ho Thay Ciong mendusin. Seraya menikam Bu Kie. Dengan Tay-lo-ie Sin kang, pemuda itu menyambut pedang Ho Thay Ciong yang lantas saja berubah arah dan menyambar pundak si jangkung.
Si jangkung berteriak-teriak bahna gusarnya. Dengan sekuat tenaga ia membacok kepala Ho Thay Ciong.
Si kate buru-buru berteriak, ?Sutee, jangan kalap! Itu semua perbuatan si bocak. Celaka!? Pada detik itu, pedang Pan Siok Ham berkelebat di pundaknya.
Dalam sekejap kedua kakek Hwa san pay sudah terluka enteng, digores pedang kawan sendiri. Gerakan-gerakan kedua golok dan kedua pedang jadi kalang kabut. Bacokan, babatan, papasan, tikaman yang ditujukan ke tubuh Bu Kie selalu berubah arah dan menghantam kawannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Pembunuh Naga
General FictionKisah Membunuh Naga (To Liong To/ Bu Kie) Original Author: Jin Yong (Chin Yung) Original Title: Yi Tian Tu Long Ji (Heaven Sword and Dragon Sabre) BU KIE Karya : CHING YUNG Terjemahan: Tjan