Part 3

39 6 0
                                    

Preview PART 2

"Kau berbohong! Kau jahat Aiden Lee!"

"Semua yang kau dengar itu salah, Panda. Semua itu tidak benar."

"Apa kau tak bahagia bersamaku? Apa karena aku tak bisa memberikan keturunan untukmu?"

"Tidak. Bukan seperti itu Panda!"

"Apa? Katakan saja yang sejujurnya. Katakan saja ji.. jika—" tangis Panda meledak begitu saja. Sungguh ia tak bisa menahannya lagi. Air mata berharganya turun begitu saja untuk kesekian kalinya.

Aiden langsung menarik tubuh Panda dan menggendong tubuh lemah itu untuk keluar dari ruangan kecil dan pengap itu. Aiden mendudukan Panda di sofa kamarnya dan mulai mengobati luka di lutut Panda dengan obat antiseptik. Keduanya tetap terdiam tanpa ada mau yang bersuara. Aiden lebih memilih untuk mengalah dan membicarakannya esok hari jika pikiran Panda sudah tenang. Aiden dengan lembut dan telaten mengobati luka Panda. Hanya luka di tubuhnya, tidak dengan luka yang kini semakin perih menghantui hatinya.

Panda hanya terdiam dan hanyut dalam pikirannya. Air matanya kembali turun dan membasahi wajah cantiknya. Sesakit itukah? Luka hatimu atau luka di tubuhmu?

=GROWING PAINS=

PART 3

In here..all the stories began!

"Ternyata mengartikan ucapanmu lebih rumit,

daripada mengerjakan 100 soal matematika sekalipun."

Mentari pagi itu kembali menampakkan sinarnya menerangi ibu kota Korea Selatan yang selalu tampak ramai dengan hiruk pikuk para penduduknya. Mereka berbondong-bondong untuk memulai aktifitas mereka seperti sebelumnya dan melanjutkan kehidupan mereka seperti biasanya. Dan inilah dunia, setelah malam sirna maka akan ada pagi yang menyambut damai. Semua kegelapan itu menjadi terang dengan sambutan nyanyian burung dan bunga yang mulai bermekaran. Semuanya akan terus berputar, sama dengan takdir kehidupan yang akan dijalaninya.

Disaat semua orang sibuk untuk memulai aktifitas mereka, pagi ini pria itu sengaja tidak pergi ke kantor seperti biasanya karena ia ingin sekali berada di samping Panda, istrinya. Ia menjaga wanita itu dengan telaten dan lembut, Aiden menjaganya semalaman dan menggenggam erat tangan mungil istrinya yang kini masih terkulai lemas di ranjang kamarnya.

Sampai detik ini Aiden tak habis pikir mengapa Donghae melakukan semua hal ini. Ia bahkan belum mengerti bagaimana cara berpikir saudara kembarnya itu. Omong kosongnya itu sudah kelewat batas dan dia secara langsung membohongi semua orang termasuk penggemar dan menyakiti kekasihnya sendiri. Dia membuat kebohongan ini saja sudah membuat para penggemarnya marah, bagaimana nanti jikaia mengatakan yang sebenarnya? Ya, wanita itu adalah kekasih Lee Donghae. Berita itu memang benar, Donghae mempunyai seorang kekasih yang ia sembunyikan selama ini. Dan pada nyatanya Donghae membalikkan semua fakta dan membuang limbah itu kepadanya.

Aiden terpejam sembari menggenggam tangan Panda yang masih terasa sangat panas. Ia tak bisa pergi disaat istrinya sedang sakit parah seperti ini. Beberapa saat lalu sekertarisnya meneleponnya dan memintanya bersiap untuk menghadiri rapat dengan Direktur Park dari Perusahaan Perhotelan di Busan. Tetapi pria itu meminta sekertarisnya untuk menundanya. Semuanya menjadi berantakan usai berita itu mulai mengarah kepadanya, Aiden akan berbicara dengan Direktur Park nanti setelah menjelaskan semuanya pada istrinya.

Ketika Aiden mendengar semua berita itu, ia merasa seakan-akan tubuhnya tertimpa beban yang sangat berat. Bisa-bisanya Donghae memfitnahnya seperti itu? Ia tahu kalau Donghae berusaha menutupi rumor datingnya dengan Hyurin, tapi bukankah didunia ini banyak sekali alasan yang lebih tepat dan masuk akal dibanding dengan kebohongannya yang membalikkan fakta dan malah melempar batu api itu kepadanya? Membuat rumah tangganya hancur sekaligus hangus tak tersisa dan membuat Panda membencinya dalam sekejap mata.

[Special Collaboration] Growing PainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang