Part 5 (END)

63 3 0
                                    

Preview PART 4

Neul Rin menatap nanar sahabatnya itu dari kejauhan yang kini masih menatap layar televisinya dengan tatapan sendunya. Dalam layar televisi itu, kini menampilkan sosok Donghae yang benar-benar dirindukannya. Tanpa sadar, air mata itu turun begitu saja dengan rasa sesak dan perih di dalam hatinya.

"Donghae Oppa.." gumam Hyurin pelan.

"Benarkah kau sudah melupakanku dan membuangku dengan caramu?" mata Hyurin sama sekali tak teralih dari layar televisi itu. Tatapan matanya seakan mengisyaratkan jika ia tak akan pernah rela dan bisa untuk melupakan pria yang dicintainya itu.

Bodoh? Apakah ia bodoh karena ia masih tetap berharap pada pria yang nyatanya sudah menyiayiakannya? Pria itu membuangnya. Pria itu tak peduli padanya. Dan pria itu juga tak mau mengakuinya di hadapan dunia.

"Aku membencimu Lee Donghae. Tapi, nyatanya rasa cintaku lebih besar daripada rasa benci yang terus menghantui hatiku."gumam Hyurin lagi diiringi dengan air mata yang semakin mengalir deras dalam kesendiriannya.

Dia merasa sendirian. Dia merasa kesepian. Dan dia juga merasakan apa itu dingin yang terus berhembus pelan menerpa tubuh mungilnya.

Neul Rin tak kuasa melihat keadaan Hyurin yang tampak menyedihkan itu. Gadis itu bilang jika ia tak apa-apa dan ia baik-baik saja. Tapi nyatanya gadis itu tak baik-baik saja dengan berbagai kepedihan yang terus mengikutinya.

=GROWING PAINS=

"Percayalah, jika kata MAAF itu mengandung sebuah keajaiban.

Mulailah hidupmu dengan kerendahan hati untuk MEMAAFKAN

dan berkata jujurlah jika kau memang bersalah."

PART 5

In here.. all the stories began!

Mentari pagi itu tampak menerangi bumi ini kembali dengan sinar terik yang memberkati. Burung-burung itupun mulai berkicau dan bernyanyi menghiasi pagi yang indah ini. Namun perlu kau ketahui jika terang indah pagi itu sama sekali tak menerangi hati gadis yang kini tertidur letih di sofa kecil di rumah yang sepi itu.

Merasa kesepian, merasa kedinginan, dan merasakan apa itu kesakitan karena dibuang. Itulah perasaan yang dirasakan oleh gadis bermarga Park itu. Dia tertidur di ruang tengah dengan televisi yang masih tetap menyala sejak semalam. Dia meringkuk seperti seorang bayi yang kedinginan dan menginginkan sebuah pelukan hangat dari seseorang.

"Hyurin-ah.." panggil Neul Rin pelan sembari mengusap pelan lengan Hyurin yang kini tertidur di sofa kecil dengan menyedihkan. Hati Neul Rin benar-benar mencelos ketika ia mendapati Hyurin dengan keadaan yang seperti ini.

Pagi ini Neul Rin benar-benar berniat ingin membujuk Hyurin untuk segera kembali ke Seoul dan menyelesaikan semuanya. Ia sudah tak tahan melihat keadaan Hyurin seperti ini. Ingin rasanya ia berteriak dan memaki pria bernama Lee Donghae itu. Pria itu benar-benar tak punya perasaan dan rasa peka sedikitpun untuk Hyurin yang notabene masih menjadi kekasihnya.

"Donghae Oppa.." gumam Hyurin ditengah tidur lelapnya. Gadis itu benar-benar merindukan Donghae hingga ia membawa pria itu ke dalam mimpinya. Hyurin benar-benar tertekan dengan segala keadaan yang kini seakan mengejarnya. Rasa bersalahnya terhadap Panda benar-benar sudah membuncah di dalam dada. Dan juga rasa sesak yang diterimanya akan cacian yang Panda tujukan kepadanya. Ia bahkan tak tahu bagaimana lagi ia bisa menjelaskan semuanya.

Hatinya benar-benar sakit ketika ia mengetahui sebuah fakta jika Donghae memang sudah membuang dan tak memperdulikannya. Pria itu sudah membuangnya dan tak mau mengakuinya di hadapan dunia.

[Special Collaboration] Growing PainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang