«1» Bad Start

697K 38.9K 1.5K
                                    

"Habis dari mana, dek?"

Sebuah suara tetapi tidak menghentikan langkah gadis berkepang dua dan berkacamata itu. Gadis itu terus menaiki tangga tanpa menghiraukan semua orang yang ada di meja makan.

"Udah kak, kamu makan aja, bunda mau ke Adel dulu." suara Alen mengintruksikan anak sulungnya untuk melanjutkan makan. Alen berdiri dan langsung menaiki tangga menuju kamar Adel.

Tok.. Tok.. Tok..

Tokk.. tokk.. tokk..

TOK... TOK... TOK...

Suara gedoran pintu yang semakin kencang membuat yang di berada dalam kamar kesal sendiri. Akhirnya, Adel memutuskan untuk membuka pintu kamarnya. Munculah seorang gadis berkepang dua dan berkacamata menggunakan pijama bergambar Batman.

"Ikut saya." gadis berkacamata itu menurut, ia mengekor di belakang dan sampai di ruangan yang kedap suara.

"Apakah kamu tidak bisa untuk tidak membuat ulah?!" tanya Alen kesal dengan anak yang satu ini.

"Memang saya membuat ulah?" tanya balik Adel membuat Alen emosi.

"Apa kamu tidak bisa duduk makan bersama? Dean, dia baru datang ke rumah ini setelah 10 tahun di Jerman. Jadi—"

Adel langsung pergi dan turun ke meja makan karena tau apa yang akan Alen katakan. Alen menghela napas kasar menghadapi anak perempuan satu ini. "Jika bukan karena Dean, saya tidak akan mau berbicara dengan kamu. Anak buruk rupa." Alen berkata pelan tapi bisa terdengar oleh Adel. Gadis itu merasakan sesak di dadanya mendengar ucapan yang dia dengar barusan.

Adel duduk dan langsung makan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Jujur, dia baru makan di meja makan setelah bertahun-tahun lamanya walaupun dia tinggal dirumah ini. Rumah yang sangat besar tapi tidak berarti bagi dirinya. Alen duduk di kursinya dan melanjutkan makan. Mereka makan dalam diam, suara dentingan garpu dan sendok yang ada diantara mereka berenam.

Adel sudah selesai makan dan langsung berdiri tanpa mengucapkan apapun. Dia masuk ke dalam kamar dan langsung menguncinya seperti biasa. Di meja makan Dean yang baru datang kembali dari Jerman bingung dengan sikap Adel. Entah mengapa Dean merasa ada yang aneh di sini. Dean merasa keluarganya tidak seperti dulu, seperti ada yang hilang. Dulu, dia meninggalkan rumah ini dan tinggal di Jerman karena harus mengenyam pendidikan di sana.

"Bun, apa Adel selalu seperti itu?" tanya Dean membuat Alen gelagapan untuk menjawab.

"Enggak kak, mungkin Adel hanya sedang lelah." ucap Geraldy berbohong. Sebenarnya Geraldy juga tidak tahu mengapa anak gadis satunya itu menjadi seperti ini.

Dingin dan tak tersentuh.

"Baiklah kalau begitu, Dean pergi ke kamar dulu." pamit Dean pergi ke kamarnya.

"Ayah juga ingin melanjutkan pekerjaan yang belum selesai." Geraldy pergi ke ruang kerjanya.

"Raka ingin mengerjakan tugas untuk hari Senin nanti bunda." ucap si bungsu langsung pergi menaiki tangga.

"Echa ingin ke kamar, bun."

Sekarang tinggallah Alen sendiri, di meja makan yang sebesar ini.

"Kenapa rumah ini sangat sepi? Tidak ada suara anak-anakku yang bercanda ria seperti dulu. Semua ini karena anak itu. Aku benar-benar menyesal telah membesarkan anak itu, dia membawa kesialan di rumah ini." ucap Alen kepada dirinya sendiri, tetapi ada orang yang mendengar itu langsung membekap mulutnya sendiri karena tidak ingin mengeluarkan tangis.

"Apa sebegitunya Adel gak diinginkan sama bunda? Sampai bunda menyesal membesarkan Adel?" lirih gadis itu kepada dirinya sendiri. Adel pergi dengan menggunakan sepeda gunung.

Bersambung.
Strong Girl
Tue, May 2
By memelfit

Tahu tahu kalau ini pendek banget, tapi ini untuk pemanasan kok. Nanti diusahain bakal update cepet. Tapi enggak janji, karena aku takut gak akan bisa nepatin janji. Kayak dia.

Oke, thank you yang udah nunggu dan baca sequel dari Devil Girl. Papay👋💋

Jangan lupa voment ya!!

Strong Girl [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang