CAN’T WE?
By : Desy aka Dedes
Supported by : @chanbaekmeme
Rated T (bisa berubah sewaktu-waktu)
Genre : Romance, Comedy, Sad
Yaoi! Boy x Boy!
ChanBaek!
Support CHANBAEK as GAY!
Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan alur cerita. Author hanyalah manusia biasa yang tak luput dari yang namanya ‘kesalahan’.
Typo everywhere!
Jika suka silahkan dibaca dan tinggalkan jejak berupa follow, favorite, and review. Kalo tidak suka silahkan pergi saja dan jangan meninggalkan jejak apapun (
Sangat menerima semua kritik dan saran ( tentunya dalam bahasa yang baik dan sopan (
HAPPY READING (
Chapter 3
.
.
Preview Chap~
“AYAAYYY aku akan bertemu dengan calon ayaah. Sepertinya badanku bau. Aku harus segera pulang dan mandi” Baekhyun langsung berlari menuju rumahnya yang tak jauh dari rumah.
“Tok Tok Tok” suara pintu berbunyi.
“Wah cepat sekali calon ayah datang. Hihihi...” Baekhyun berteriak dari ruang tamu lalu berjalan sambil terkikik kecil
“Selamat si-”
.
.
“Selamat si-“ ucapan Baekhyun terhenti dan ekspresi bahagianya berubah menjadi terkejut sekaligus menegang.
“Selamat siang Baekhyun.” sapa Tuan Park Hangeng.
“Selamat siang Ketua.” jawab Baekhyun dengan sopan sambil menundukkan kepalanya sedikit.
“Jangan seperti itu, kita sedang berada di luar lingkungan sekolah. Jadi kita bisa menyapa dengan nyaman. Panggil saja aku paman.” Tuan Park mencoba untuk tidak membuat suasana menjadi canggung.
“Haha baiklah paman.” jawab Baekhyun sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Ekhm.. apa tidak apa jika aku masuk?” tanya Tuan Park sambil tersenyum.
“Oh tentu saja paman mari masuk.” Baekhyun mempersilahkan Tuan Park masuk lalu membawanya menuju ruang tamu.
Tuan Park kemudian duduk di sofa lalu di ikuti oleh Baekhyun yang kemudian duduk di seberang sofa dari Tuan Park.
Baekhyun mulai gelisah, mengapa tiba-tiba saja si tua bangka datang ke rumahnya tepat setelah ibunya mengatakan bahwa calon ayahnya akan ke rumah untuk mengambil tasnya. Awalnya Baekhyun sempat berpikir bahwa Tuan Park datang untuk bertemu dengan ibu nya lalu memberi hukuman, karena insiden ciuman bodoh itu. Tetapi setelah ia pikir-pikir lagi sepertinya tidak mungkin karena si tua bangka ini datang dengan wajah yang sumringah. Bahkan dia berusaha untuk mengakrabkan diri dengan Baekhyun. Pikiran Baekhyun mulai meliar, ia sudah berpikir sampai pada kemungkinan terburuk yaitu, si tua bangka ini mulai tertarik dengannya (-_-).
Baekhyun kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak mungkin, itu tidak mungkin terjadi.
Tuan Park yang melihat tingkah aneh Baekhyun mengerutkan alisnya.
“Baek.. Baekhyun. Apa kau baik-baik saja?” Tuan Park memastikan.
Baekhyun yang tersadar kemudian mulai menyadarkan dirinya akan pemikiran bodohnya tadi.
“Ha? Hahaha.. aku baik-baik saja paman” Baekhyun tertawa bodoh.
“Haha syukurlah kau baik-baik saja. Oh ya apa kau tahu apa tujuanku datang kemari?” tanya tuan Park.
Baekhyun mulai berpikir apakah ia harus menjawab sesuai dengan khayalan bodohnya tadi? Tidak tidak!
Baekhyun kembali menggeleng-gelengkan kepalanya sehingga membuat tuan Park kembali mengerutkan alisnya.
‘Ada apa dengan anak ini? Apa dia sakit?’ batin tuan Park.
Baekhyun kemudian kembali tersadar lalu menatap tuan Park sejenak.
“Hmm,, aku tidak tahu paman” jawab Baekhyun pelan.
“Hmm baiklah kalau begitu, tunggu sebentar” ucap tuan Park kemudian berjalan menuju pintu dan mengambil beberapa barang yang diantarkan oleh sopirnya.
Baekhyun mengernyit.
‘Bukankah itu barang ibu? Kenapa ada pada si tua bangka ini? Jangan-jangan.. tidak! Tidak mungkin!’ batin Baekhyun.
“Ini barang-barang ibumu. Ibumu sudah memberi tahumu bukan?” tuan Park tersenyum.
Baekhyun diam tidak menjawab pertanyaan tuan Park. Ekspresi Baekhyun benar-benar datar.
“Baek sebenarnya aku dan ibumu Byun Sooyeon sudah menjalin hubungan sejak 1 tahun yang lalu. Dan tepat kemarin aku melamar ibumu. Kurasa kau akan mendukung semua keputusan ibumu bukan?” tuan Park menjelaskan.
“Haha tidak apa paman. Aku mendukung semua keputusan ibu. Aku akan bahagia jika ibu juga bahagia. Aku mendukung pernikahan kalian” Baekhyun tertawa kecil lalu diakhiri dengan senyuman palsu.
“Syukurlah,, aku tahu kau adalah anak yang baik. Terima kasih sudah mengijinkanku menjadi ayahmu” tuan Park tersenyum lega.
“Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai anak. Aku tidak pernah sebelumnya membuat ibu bahagia, aku selalu membuatnya dipanggil oleh paman ke sekolah karena ulahku.” Baekhyun menunduk lalu tersenyum kecut.
“Tidak apa, ibumu dan aku sangat mengerti perasaanmu. Dan aku tahu kenapa kau sangat membenci Chanyeol. Yah,, anak itu memang sedikit brengsek. Jadi wajar saja jika kau membencinya, aku bisa memaklumi itu.” Ucap tuan Park.
“Anak paman bukan sedikit brengsek tapi sangat brengsek” jawab Baekhyun kemudian mempoutkan bibirnya.
“Hahaha yah ku akui kalau dia memang sangat brengsek.” Tuan Park tertawa lepas.
“Ternyata kau anak yang jujur dan menggemaskan. Sangat cocok menjadi adik Chanyeol. Dia akan gila jika dia tahu kau akan menjadi adiknya. Hahahahaha.” ucap tuan Park lalu tertawa.
“Yah kuharap dia benar-benar menjadi gila” ucap Baekhyun.
“Oh ya Baekhyun tolong rahasiakan ini dari Chanyeol dulu. Kurasa anak itu akan sangat marah jika ia tahu musuh bebuyutannya akan menjadi adiknya.” Ucap tuan Park cemas.
“Baik paman aku akan merahasiakan ini dari Chanyeol” ucap Baekhyun kemudian tersenyum terpaksa.
“Terima kasih Baekhyun. Kalau begitu aku akan pergi, ibumu sudah menunggu. Hahaha” Tuan Park berdiri lalu pergi meninggalkan rumah Baekhyun.
Setelah Tuan Park pergi Baekhyun kemudian masuk ke dalam kamarnya kemudian mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja belajarnya.
To : Brengsek
“Aku tidak bisa pergi hari ini. Aku sedang tidak enak badan. Lagi pula bukankah kita tidak perlu mengerjakan tugas itu? Kau sendiri yang mengatakan itu. Kita hanya perlu menulis nama kita pada selembar kertas lalu memberikannya pada guru Lee. Sudahlah kita batalkan saja kerja kelompok ini. Nilai kita sudah terjamin”
Baekhyun mengirim pesan itu pada Chanyeol.
Entah mengapa tubuhnya terasa sangat lemah, kepalanya mulai pusing. Mungkin ia hanya terkejut mengetahui calon ayahnya adalah ayah dari musuh bebuyutannya.
“Huh,, mungkin aku harus beristirahat saja” ucap Baekhyun kemudian berjalan menuju ranjangnya. Baru saja ia akan memejamkan matanya tiba-tiba saja pintunya berbunyi.
“Tok.. Tok.. Tok..”
“Sialan! Siapa lagi ini? Huh mengganggu saja!” Baekhyun mengumpat kecil lalu bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju pintu.
Baekhyun membuka pintu dan ia menemukan makhluk yang paling ia tidak ingin temui hari ini.
“Oh hai! Kupikir kau tidak akan membukakan pintu ini.. hehe” Chanyeol tersenyum bodoh sambil melambaikan tangannya.
“Mau apa kau kemari? Bukankah aku sudah mengirimimu pesan?” Baekhyun bertanya.
“Ya, kau memang sudah mengirimiku pesan dan karena itu pula aku kemari. Aku hanya memastikan kalau kau benar-benar sakit. Hmm kurasa kau memang benar-benar sakit, wajahmu sangat pucat” Chanyeol berucap panjang lebar.
Baekhyun mulai merasa kepalanya kembali pening, semua yang dikatakan Chanyeol tidak terdengar hanya terlihat Chanyeol yang sedikit menggerakkan badannya dan pandangannya mulai mengabur. Lalu..
“Bruk!!” Baekhyun pingsan.
Chanyeol yang melihat itu langsung panik.
“Baekhyun! Hei! Baekhyun! Kau kenapa? Astaga!” Chanyeol panik, dan ia pun dengan cepat langsung mengangkat tubuh Baekhyun dan mencari letak kamar Baekhyun. Setelah ia menemukan sebuah kamar dengan pintu terbuka ia pun tanpa berpikir panjang langsung memasuki kamar itu dan meletakkan Baekhyun di ranjang dengan hati-hati.
Diletakkannya telapak tangannya pada dahi Baekhyun. Chanyeol terkejut karena tubuh Baekhyun sangatlah panas.
“Astaga! Kenapa tubuh si kerdil ini panas sekali?” Chanyeol kemudian pergi keluar menuju dapur dan beberapa saat kemudian kembali ke kamar dengan membawa sebuah mangkuk sedang berisi air dingin dengan sebuah handuk kecil.
Chanyeol duduk disamping Baekhyun yang lemah tak berdaya.
Diletakkannya handuk kecil yang telah ia peras terlebih dahulu itu pada dahi Baekhyun.
Chanyeol terus mengulang kegiatan itu selama kurang lebih 8 jam.
Dan sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
“Kenapa tubuhnya masih saja panas?” ucap Chanyeol khawatir.
“Apa aku harus menghubungi ibunya? Aish! Kemana saja ibunya ini? Kenapa belum pulang juga?” Chanyeol menggerutu kesal.
“Huh aku harus mencari ponsel si kerdil ini” ucap Chanyeol kemudian mulai mengedarkan pandangannya dan mencari keberadaan ponsel Baekhyun yang nyatanya berada di atas meja belajar Baekhyun.
“Oh disini kau rupanya” ucap Chanyeol kemudian mulai mencoba membuka kunci layar ponsel Baekhyun yang di proteksi dengan sebuah password.
“Aish sialan! Kenapa harus memakai password.” Chanyeol mulai memutar otaknya. Apa yang harus ia lakukan pada si mungil ini? Ia tidak bisa menghubungi ibu Baekhyun karena ponsel Baekhyun diproteksi dengan password.
Tiba-tiba saja ia teringat kalau keluarganya mempunyai dokter pribadi.
“Aish! Bodoh! Kenapa aku baru teringat paman Kim?” ucap Chanyeol kemudian merogoh kantung celananya lalu mengambil ponselnya lalu menghubungi dokter pribadi keluarganya.
“Halo? Paman, temanku sedang sakit dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Demamnya sangat tinggi. Bisakah kau kemari?”
“Baiklah aku akan menunggu” ucap Chanyeol kemudian mengakhiri telfonnya.
.
15 menit kemudian...
“Tok.. Tok.. Tok”
“Ah paman Kim sudah datang” Chanyeol bergegas menuju pintu dan membukanya.
“Oh paman, ayo masuk ia ada di kamar” Chanyeol mempersilahkan Doker Kim masuk.
Setelah memeriksa Baekhyun Dokter Kim dan Chanyeol keluar dari kamar dan menuju ruang tamu.
“Bagaimana paman? Apa dia baik-baik saja?” Chanyeol bertanya.
“Dia hanya demam biasa. Aku sudah meletakkan resep obatnya di meja. Kau bisa langsung membelinya nanti. Dia akan segera pulih seperti biasa, tidak usah khawatir.” Dokter Kim tersenyum.
“Huh syukurlah. Kupikir dia akan mati, hahaha” Chanyeol masih saja bisa bercanda.
“Pemikiran bodohmu” Dokter Kim mendengus geli mendengar perkataan bodoh Chanyeol.
“Sudah, aku pulang dulu. Jaga temanmu, dia masih lemah jadi jangan biarkan dia melakukan kegiatan yang berlebihan.” Ucap Dokter Kim.
“Baik paman, terima kasih. Dan juga maaf karena sudah membuatmu jauh-jauh datang kemari” ucap Chanyeol sopan lalu menundukkan kepalanya sedikit tanda permintaan maaf dan terima kasihnya sekaligus.
“Tak apa. Itu memang sudah tugasku” ucap Dokter Kim kemudian pergi.
Setelah Dokter Kim pergi Chanyeol kemudian kembali menuju kamar Baekhyun untuk mengambil resep yang diberi oleh Dokter Kim tadi lalu pergi menuju Apotek.
Selain membeli obat Chanyeol juga membeli bubur untuk Baekhyun.
“Baek? Baekhyun?” Chanyeol sedikit mengguncang tubuh Baekhyun.
Baekhyun membuka matanya sedikit demi sedikit.
“Ayo duduk dulu, kau harus makan lalu minum obat” ucap Chanyeol sambil meletakkan tangan kanannya pada leher belakang Baekhyun lalu membantu Baekhyun untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang.
“Apa yang kau lakukan disini?”tanya Baekhyun.
“Huh! Kau masih bertanya? Tentu saja aku sedang merawatmu bodoh!” ucap Chanyeol berpura-pura kesal.
“Ayo makan.. ayo buka mulutmu” Chanyeol menyodorkan bubur itu pada Baekhyun.
“Tidak, aku tidak ingin makan. Aku tidak lapar” Baekhyun menolehkan wajahnya menandakan ia menolak.
“Aish,, ayo makan. Jangan membantah! Kalau kau tidak makan kau bisa pingsan seperti tadi” bujuk Chanyeol.
Baekhyun tidak menjawab ucapan Chanyeol dan masih tetap tidak ingin makan.
“Ya tuhan, kau bahkan lebih menyusahkan daripada keponakanku yang masih berumur 5 tahun”
“Kalau aku merepotkan lalu kenapa kau masih merawatku? Pulanglah! Aku tidak butuh kau” ucap Baekhyun tanpa menatap Chanyeol. Matanya mulai terasa panas dan air matanya pun mulai menetes. Entah kenapa perasaannya jadi lebih sensitif.
Chanyeol yang melihat itu terkejut, ada apa dengan si kerdil ini? Batin Chanyeol.
“Hei, baiklah tidak apa jika kau tidak mau makan. Aku tidak akan memaksa. Sudahlah kau tidur saja.” Chanyeol mulai melembutkan ucapannya.
Ia berpikir kalau perasaan Baekhyun sangat buruk ketika tubuhnya sedang tidak stabil seperti ini.
Chanyeol kemudian menarik pelan dagu Baekhyun untuk menatapnya. Bisa dilihatnya mata Baekhyun yang memerah dan pipinya gembilnya yang basah karena air matanya.
“Maaf sudah memaksamu, dan berkata kasar” Chanyeol menghapus air mata Baekhyun dengan ibu jarinya. Ditangkupnya kedua pipi Baekhyun dengan kedua telapak tangannya.
Tangisan Baekhyun langsung terhenti ditatapnya Chanyeol dengan tatapan sendu.
Entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Baekhyun meletakkan kedua tangannya pada pipi tirus Chanyeol lalu tanpa di duga Baekhyun memajukan wajahnya lalu mencium bibir Chanyeol.
Chanyeol membelalakkan matanya, ia tidak bergerak sedikitpun. Lalu tiba-tiba saja bibir Baekhyun bergerak dan melumat bibir atas Chanyeol dengan lembut. Awalnya Chanyeol diam dan tidak membalas ciuman itu, tapi entah dorongan dari mana Chanyeol kemudian meletakkan kedua tangannya pada tengkuk Baekhyun lalu membalas ciuman Baekhyun dengan ganas. Dilumatnya bibir atas dan bawah Baekhyun bergantian.
Cukup lama mereka berciuman, tetapi tanpa diduga-duga Baekhyun tiba-tiba saja kembali jatuh pingsan.
Chanyeol yang kembali ke alam sadarnya lalu memegangi bibirnya.
“Apa yang baru saja kulakukan?” Chanyeol bertanya entah pada siapa.
Dikulumnya bibirnya sejenak lalu ia kembali menatap Baekhyun yang tergeletak diranjang.
“Huh, kau memang menakjubkan” Chanyeol tersenyum kecil lalu memperbaiki posisi tidur Baekhyun agar tubuhnya tidak pegal-pegal.
....
...
..
.
Pagi pun tiba ...
Baekhyun dan Chanyeol masih terlelap.
Chanyeol tidur di lantai kamar Baekhyun beralaskan sebuah selimut yang ia ambil dari kamar yang ia duga itu adalah kamar ibu Baekhyun.
Ibu Baekhyun memang belum pulang sejak Chanyeol datang ke rumah Baekhyun.
“Kriing... Kriing...” suara alarm dari meja nakas Baekhyun berbunyi nyaring.
Chanyeol langsung bangkit dari tidurnya lalu menggapai jam yang terletak di nakas dan mematikannya.
“Hooaaamm” Chanyeol menguap lebar lalu mengucek-ucek kedua matanya untuk membersihkan kotoran matanya.
Ditolehkannya kepalanya ke arah Baekhyun.
“Masih tidur rupanya” ucap Chanyeol pelan.
Ia kemudian berdiri dan duduk disamping Baekhyun lalu memegang dahinya untuk mengecek demamnya.
“Wah demamnya turun, padahal ia belum meminum obatnya sama sekali” ucap Chanyeol takjub.
Baekhyun yang mendengar suara besar Chanyeol tiba-tiba membuka matanya perlahan.
“Astaga! Apa yang kau lakukan di kamarku? Mau apa kau disini? Dasar mesum! Pergi sana! Pergi!” Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol.
“Hah! Sudah kutebak reaksimu akan seperti ini! Tadi malam saja kau bersikap seperti anak kecil, menangis dan merengek. Dan kau dengan seenaknya men,- ah sudahlah! Kau memang tidak tahu berterima kasih!” Chanyeol turun dari ranjang Baekhyun. Lalu hendak melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang kusut.
“Chanyeol! Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu semalam?” tanya Baekhyun.
Chanyeol menyeringai lalu membalik badannya.
“Kau tidak ingat? Ya tuhan, kau bahkan hampir saja memperkosaku dan sekarang kau bilang kau tidak ingat? Kau tahu, bahkan semalam kau bersikap aneh, tadinya kau bersikap seperti anak kecil berusia 5 tahun tapi tiba-tiba saja kau menjadi ganas. Kau menyerangku, kau menciumku dengan ganas, kau bahkan hampir saja merobek bajuku. Oh tuhan, aku hampir saja di perkosa” Chanyeol mulai mendramatisir cerita.
“Huh! Mustahil!” Baekhyun berucap ketus.
“Silahkan jika kau tidak ingin percaya padaku. Tapi aku yakin kau pasti akan mengingat kejadian semalam dan apa saja yang telah kau lakukan padaku” ucap Chanyeol akhir lalu pergi meninggalkan Baekhyun yang masih bingung.
“Apa benar aku melakukan itu? Aish! Kenapa aku tidak ingat a,-“ ucapan Baekhyun tiba-tiba terhenti.
“Ya tuhan, kau bahkan lebih menyusahkan daripada keponakanku yang masih berumur 5 tahun”
“Kalau aku merepotkan lalu kenapa kau masih merawatku? Pulanglah! Aku tidak butuh kau” ucap Baekhyun tanpa menatap Chanyeol. Matanya mulai terasa panas dan air matanya pun mulai menetes. Entah kenapa perasaannya jadi lebih sensitif.
Chanyeol yang melihat itu terkejut, ada apa dengan si kerdil ini? Batin Chanyeol.
“Hei, baiklah tidak apa jika kau tidak mau makan. Aku tidak akan memaksa. Sudahlah kau tidur saja.” Chanyeol mulai melembutkan ucapannya.
Ia berpikir kalau perasaan Baekhyun sangat buruk ketika tubuhnya sedang tidak stabil seperti ini.
Chanyeol kemudian menarik pelan dagu Baekhyun untuk menatapnya. Bisa dilihatnya mata Baekhyun yang memerah dan pipinya gembilnya yang basah karena air matanya.
“Maaf sudah memaksamu, dan berkata kasar” Chanyeol menghapus air mata Baekhyun dengan ibu jarinya. Ditangkupnya kedua pipi Baekhyun dengan kedua telapak tangannya.
Tangisan Baekhyun langsung terhenti ditatapnya Chanyeol dengan tatapan sendu.
Entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Baekhyun meletakkan kedua tangannya pada pipi tirus Chanyeol lalu tanpa di duga Baekhyun memajukan wajahnya lalu mencium bibir Chanyeol.
Chanyeol membelalakkan matanya, ia tidak bergerak sedikitpun. Lalu tiba-tiba saja bibir Baekhyun bergerak dan melumat bibir atas Chanyeol dengan lembut. Awalnya Chanyeol diam dan tidak membalas ciuman itu, tapi entah dorongan dari mana Chanyeol kemudian meletakkan kedua tangannya pada tengkuk Baekhyun lalu membalas ciuman Baekhyun dengan ganas. Dilumatnya bibir atas dan bawah Baekhyun bergantian.
Cukup lama mereka berciuman, tetapi tanpa diduga-duga Baekhyun tiba-tiba saja kembali jatuh pingsan.
“Sialan! Apa yang sudah kulakukan? Aish! Sialan! Brengsek!” Baekhyun memukul-mukul kepalanya.
“Aish! Harusnya aku tidak perlu mengingat itu. Sialan!” umpat Baekhyun kesal.
“Apa kau sudah ingat tuan Byun? Kau sudah ingat kalau kau hampir saja memperkosaku?” ucap Chanyeol dari ambang pintu.
“Memperkosa apanya? Aku bahkan hanya menciummu. Kenapa kau selalu saja melebih-lebihkan cerita” ucap Baekhyun kesal.
“HANYA? KAU BILANG HANYA? Hei kerdil, kau tahu masih banyak gadis di luar sana yang ingin ku cium, dan kau dengan sembarangan menciumku tanpa izin!” jawab Chanyeol sombong.
“Tcih! Kau bahkan terlebih dahulu menciumku tanpa izin di depan banyak orang brengsek!” jawab Baekhyun dengan wajah kesal tapi menggemaskan.
“Tapi kau menikmati itu kan? Buktinya kau membalas ciumanku. Hahahaha.. kau pasti sudah jatuh dalam pesona seorang PARK CHANYEOL” Chanyeol tertawa lebar.
“Kau juga membalas ciumanku semalam bodoh!” ucapan Baekhyun membuat tawa Chanyeol langsung terhenti.
“Kenapa berhenti tertawa? Apa kau mulai sadar jika kau sudah jatuh dalam pesona seorang BYUN BAEKHYUN? HAHAHA BODOH!” Baekhyun tertawa terbahak-bahak.
Baekhyun merasa menang karena bisa membalas perkataan Chanyeol.
“Aish! Berhenti tertawa kerdil!” Chanyeol berteriak kesal.
Tetapi Baekhyun tidak menghiraukan teriakan Chanyeol dan masih tetap tertawa.
Chanyeol yang kesal langsung berjalan menuju Baekhyun lalu menggelitikinya.
“Rasakan! Tertawalah terus! Rasakan!”
“Huaaahahahhahahaha,, huaaa berhenti! Aaaakhhaahahahahhaha Chanyeol brengsek berhenti” Baekhyun berteriak sambil tertawa menahan geli.
Mereka tertawa lepas, melupakan fakta bahwa mereka adalah musuh bebuyutan..
Chanyeol berhenti menggelitiki Baekhyun dan Baekhyun mulai mengatur nafasnya.
Mereka saling menatap satu sama lain...
Dengan perlahan Chanyeol mendekatkan wajahnya,
Namun tiba-tiba..
“Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Ayah!”
“Ibu!”
.
.
.
.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't We?
Lãng mạnKenapa dari semua pria yang ada harus ayah Chanyeol yang akan menjadi ayahku? Kenapa dari semua pria yang ada harus Chanyeol yang aku sukai? Kenapa? Kenapa hanya kami yang terluka'- Baekhyun