4

33 1 0
                                    

Saat itu sedang jam istirahat Nesya dan Alya memilih untuk jalan jalan saja mengelilingi sekolah, karena mereka sedang irit.  Sambil mengobrol hal yang ga penting seperti, 'kenapa anak ayam pantatnya semok semok ya? Gue aja tepos', 
'kenapa gigi kita rata ya? Kenapa ga taring aja gitu semua? Kan mantep tuh'
'Kenapa.. '. ,' kenapa.... ' ,'kenapa... '
Dan ya masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan ga penting yang mereka pertanyakan satu sama lain. Tidak hanya itu saja, tapi mereka juga ngegangguin orang yang lagi pacaran ,mereka pura pura ikutan ngobrol gitu 'iya nih sayang aku hamil lho '-nesya
'Beb kok muka kamu tua sih hahaha'-alya
Dua sahabat itu memang tidak jelas tujuan hidup nya mau bagaimana, dan sekarang mereka malah ngelakuin hal yang ga jelas kaya gitu, ditambah lagi sambil ketawa tawa gajelas.

dasar gila.

Tapi mereka berhenti saat mereka bertemu dengan teman masa lalu. Vira. Saat itu mereka melihat vira sedang menelpon dengan seseorang entah siapa, saat Alya dan nesya dekati mereka mendengar kalo vira bilang 'iya vin, love you muahh' . Dengan perasaan yang masih dendam Alya pura pura nyanyi dengan nada yang tidak jelas
"Dahulu ku mempunyai seorang sahabat,
Tetapi ternyata diam diam dia menusukkuu oohh
Betapa bodohnya diriku, dan betapa liciknya dirimuu yeahh huwoooo"

Dan Nesya hanya cekikikan tidak jelas mendengar nyanyian Alya ,Nesya menepuk pundak Alya "ternyata lo berbakat Al, gue bangga"ucap Nesya dengan nada sok serius, dan kepala di geleng gelengin. "Makasih kawan "ucap Alya.

"Apaansih, dasar gila" gerutu Vira, tapi Nesya dan Alya mendengarnya, dan itu membuat mereka kesal

"Seengganya gue masih punya otak, ga kaya lo" ucap Alya, dengan nada sinis dan muka datarnya, Vira langsung diam. Alya pun langsung mengajak Nesya pergi.

"Udah si Al, gausah cemberut.kita mau kemana deh? "Tanya Nesya

"Taman aja lah yuk, bosen gue". Ucap Alya, "Nes berenti! " ucap Alya tiba tiba, yang membuat Nesya bingung

"Kenapa? "

"Kita jalannya sambil diitung, biar seru. Siapa yang langkahnya paling banyak sampe bangku taman, dia yang menang, oke? "Tanya Alya, dengan senyum sumringah

"Ayok"ucap Nesya semangat

"1...2...3...4........."
Mereka menghitung masing masing, Nesya menghitung sambil menunduk,tapi mereka sambil becanda canda, saling dorong dorongan, saat akhirnya dorongan Alya sangat kencang, dan membuat Nesya hilang keseimbangan.

"15..16.. Aduh" Nesya terjatuh, sadar ia menabrak orang tadi, dia langsung berdiri dan melihat orang yang ia tabrak tadi,ia ingin meminta maaf.

"Maaf ya--lo?"saat Nesya melihat siapa yang ditabraknya, tiba tiba hilang sudah niat untuk meminta maaf, karna yang ia tabrak adalah Dirga.

"Kenapa si lo lagi? Kenapa gue harus ketemu lo mulu? Dan kenapa si lo tuh kayanya hobi banget nabrak nabrak gue? Elah. Sakit tau ga? "Cerocos Nesya, sedangkan Dirga yang sebenarnya tidak mendengarkan Nesya daritadi, karna dia sedang mendengarkan musik dengan earphone dengan volume yang keras, hanya menatap Nesya dengan datar, tanpa tau apa yang diomongin Nesya.

"Lo denger ga sih? Ah pantes, makanya kalo orang lagi ngomong itu, kupingnya jangan di sumpel! "Teriak Nesya kesal, dan langsung menarik earphone Dirga, dan membuat Dirga kesal. Dirga sedikit menunduk untuk melihat Nesya karna Nesya pendek.

"Balikin" Dirga meminta kembali earphone nya.

"Lo tuh ya, harusnya lo tuh minta maaf tau ga? Lo pikir ga sakit? Hah? "Omel Nesya. Alya pun hanya memperhatikan mereka, tanpa niat menyudahi Nesya.

"Lebay. Yang nabrak juga lo, harusnya lo yang minta maaf"balas Dirga, masih dengan muka datarnya.

"Jelas jelas lo yang salah, tadi itu gue lagi jalan----"

"Sambil nunduk? " sela Dirga

"I--iya si, tapi kan tetep aj--"

"Jalan itu liatnya kedepan, bukan kebawah. Jadi yang salah lo" ucap Dirga

"Eh lo juga ya salah, lo jalan sambil baca komik! Siapa yang suruh? Hah? " teriak Nesya dengan suara cemprengnya, sambil menengadah melihat ke Dirga yang lebih tinggi darinya. Tapi lama lama, leher dia pegel juga melihat ke atas terus, jadi dia menunduk sebentar, memerhatikan sepatunya dan sepatu Dirga.

"Hak gue lah"jawab Dirga santai

Nesya pun yang semakin lama semakin kesal dengan Dirga, akhirnya ia menginjak kaki Dirga dengan kencang, sontak Dirga pun langsung kesakitan.

"Ihhhh gue kesel! "Ucap Nesya, sambil berusaha menginjak kaki Dirga, dan dengan cepat Dirga menghindar dari Nesya. "Ihh sini ga lo" Ujar Nesya kesal.

"Apaan si--ahh gila sakit! "

"Mampus lo, kena kan"ucap Nesya, dengan senyum meremehkan, dan langsung kabur menarik Alya secepat mungkin.

"Ck, dasar gila"gerutu Dirga, sambil mengusap kakinya, dan kembali memasangkan earphone nya, dan kembali ke kelas.

******

Bel pulang sudah berbunyi sekitar 30 menit yang lalu. Sekolah pun sudah mulai sepi, hanya terlihat beberapa siswa saja yang belum pulang, kebanyakan dari mereka menunggu hujan reda, salah satunya adalah Nesya. Nesya duduk sendiri di depan kelasnya yang mengarah ke lapangan. Alya pun sudah pulang sejak tadi karena sudah di jemput. Nesya hanya memandangi hujan yang membasahi lapangan, dengan bersenandung kecil. Ia teringat masa kecilnya yang sangat bahagia, belum memikirkan masalah apa-apa. Yang ia lakukan hanyalah bermain, bermain, dan bermain. Lamunan Nesya terhenti karna merasa ada seseorang yang duduk tidak jauh darinya. Saat ia melihat ke samping ternyata itu Dirga, sambil membaca komiknya.

"Suka banget baca komik"ucap Nesya, tatapannya tetap lurus ke lapangan. Dirga pun tidak menjawab sama sekali, ia tetap fokus pada komiknya. Merasa pertanyaannya tidak dijawab, Nesya mengarahkan pandangannya pada Dirga "kalo orang nanya itu jawab" kesal Nesya

Dirga melihat Nesya sebentar dan langsung fokus kembali pada komiknya "hm"

"Lo tuh emang udah dari sananya nyebelin ya? " tanya Nesya

Dirga menutup komiknya dan mendengus kesal ,tatapannya lurus kelapangan "iya, jadi ga usah banyak tanya"

"Biasa aja kali, lo---"

"Lo ga pulang? "Sela Dirga

"Hah? Em--nunggu reda"jawab Nesya gugup

Sial, kenapa gue jadi gugup gini sih?

"Di jemput? "Tanya Dirga, Nesya hanya menggeleng.

"Trus? "

"Naik angkot"jawab Nesya. Dirga melirik jam tangannya,"Ujan kaya gini lama redanya" ucap Dirga.

"Iyaya? Yah terus gemana dong? "Tanya Nesya bingung, dan mukanya mulai panik.

Dirga menoleh "gue anter? "

"Hah? " sial ,sial, sial kenapa jadi deg degan gini sih?

"Bareng gue aja. Lo tunggu sini ,gue ngambil mobil dulu". Dirga langsung berlari ke parkiran ,mengambil mobilnya.

Nesya memandangi Dirga yang semakin jauh dari penglihatannya, ia merasakan ada yang aneh saat ia ngobrol dengan Dirga tadi. Rasanya seperti... Entahlah, aneh.

******

TydTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang