Perseteruan

30 1 0
                                    

Serial- Azalea -7.Perseteruan

Oleh                     : Ayana005

Dipublikasikan : 20 November 2016

***

~*°•°*~

Banyak diam bukan berarti kamu banyak mengalah,bisa jadi kamu hanya ingin menghindari banyaknya masalah

~*°•°*~

Author POV

Lea pulang ke rumahnya ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam,ditemani Mang Kardi ia pergi membelah jalanan ibu kota yang masih saja terlihat ramai dari hiruk pikuk masyarakat ibu kota. Wajahnya dicondongkan pada kaca mobil sambil bersandar pada jok kursi.

Sepanjang jalan tampak masih banyak pedagang kaki lima yang setia berjejer rapi di bahu jalan,masih banyak juga kendaraan roda dua maupun roda empat melintasi jalan raya.

Sampailah ia di rumah sekitar pukul setengah sebelas malam.Lampu rumah sudah meredup hanya menyisakan lampu teras berwarna putih yang masih setia menyala.

Mang Kardi turun dan segera membunyikan bel rumah,mencoba membangunkan Bik Nah yang telah terlelap. Lea berjalan mendekat ke arah pintu dan berdiam di sana menantinya terbuka.

"Simbok..Mbok Nah",begitu teriaknya beberapa kali hingga munculah wanita tersebut dengan dandanan dan wajah khas bangun tidur.

"Eh,Non Lea.Udah pulang non,mau saya bikinin makan apa minum?",ujar Bik Nah sambil sesekali menguap.

"Gak usah Bik,saya gak lapar.Bik Nah tidur aja lagi.Saya juga mau tidur kok abis ini",jawabnya dengan ekspresi datar.

"Yaudah Non,sok masuk.Di luar anginnya dingin,nanti neng cantik sakit"

Lea mengangguk menanggapi perkataan Bik Nah dan berjalan memasuki rumah.Dia masih setia mengenakan jaket merah milik Hisyam sejak sore.Setelah dibujuk untuk pulang oleh ayahnya,akhirnya ia rela untuk tinggal di rumah sedangkan ayahnya menginap di rumah sakit.

Dia berhenti sebentar di salah satu kursi meja makan dan meneguk segelas air hingga tandas.Lantas ia kembali melangkahkan kakinya ke lantai dua menuju kamarnya yang sepi.

Ketika pintu kamar terbuka lampu kamarnya sudah menyala,ini tanda kalau Bik Nah tidak pernah lupa untuk menyalakan saklar lampu setiap hari.Apalagi setelah bundanya masuk rumah sakit rasanya sudah agak jarang ia berdiam lama di dalam kamar.

Ia duduk di tepi ranjang,merenung sesaat dan menghempaskan tubuh kecilnya di atas kasur.Di lepasnya jaket yang sejak tadi dipakainya dan mulai berfikir.

Sayup-sayup terbayang di fikirannya kejadian sore tadi di sekolah,

Ah! Hal itu sukses membuatnya frustasi berat.Ingin dia berteriak sekeras-kerasnya dan membanting seluruh benda yang ada di kamarnya hingga hancur tak berbentuk.

Namun hal itu ia urungkan,percuma saja merusak properti kamarnya toh keadaan tidak akan berubah.Akhirnya ia berjalan menuju kamar mandi,dan menutup pintunya.

Semalaman ia memikirkan kejadian tadi sore,dia bahkan sampai mengguyur dirinya di kamar mandi dengan seragam lengkap sangat lama.Bahkan ikat pinggang dan dasi masih bertengger di tubunya, rok panjangnya sudah lepek baju lengan pendeknya sudah tak berbentuk karena air dari shower terus saja mengucur bersama dengan isak tangisnya yang berbaur dengan gemericik air.

Tidak ingin terus-menerus larut dalam kesedihan seperti dua tahun yang lalu.Ia bangkit dan menopang beban hidupnya , ia harus bangkit.Ini bukan dia.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang