Hijrah ?

42 1 0
                                    

Serial- Azalea -10.Hijrah?

Oleh                     : Ayana005

Dipublikasikan : 8 Desember 2016

***

~*°•°*~

Ketika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, berlari kecillah .Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itupun tidak mampu, maka merangkaklah. Namun jangan pernah berbalik arah atau berhenti.

-Imam Syafi'i-

~*°•°*~

***

Author POV

Lea terus saja memandangi gundukan tanah merah bertabur bunga beraneka rupa membuat aroma mistik di sekitarnya.

Batu nisan berwarna putih dan sederhana menancap di ujungnya.

Siti Zainab binti Nurrudin

Pemakan bundanya sudah dilaksanakan setengah jam yang lalu namun tak urung membuat gadis bermata coklat itu pergi dari tempatnya,ia tetap setia duduk di samping makam sang bunda dengan tatapan hampa.Bulir-bulir air matanya mulai berjatuhan kembali setelah tadi sempat terhenti sesaat.

Bersamaan dengan itu air hujan mulai turun ,rupanya Allah seperti sudah merencanakan bahwa langit turut berduka bersamanya.Kepalanya mendongak, dipandangnya langit pagi dengan seksama.Warnanya kelabu sama seperti suasana hatinya sekarang.

Ia membiarkan wajahnya yang pucat terkena percikan air hujan yang tidak begitu deras sambil menengadahkan tangannya ke atas.Mengaharap untuk bisa menggapainya,menggapai tangan sang bunda.

Seseorang yang sedari pemakaman setia berada dibelakangnya dengan lembut memegang bahunya,menyiratkan pandangan yang meneduhkan bagi siapapun.

"Ayo sayang kita pulang",ucap sang pemilik mata teduh itu dengan sangat lembut.

"Nanti dulu yah,Lea masih mau nemenin bunda",pandangan Lea masih tak terlaih tetap fokus pada gundukan tanah basah itu.

"Le,langit sudah hujan.Apa kamu mau bunda kamu sedih karena kamu terus merenung di sini?tak kasihankah kamu kepada bunda?".

"Bunda kedinginan yah di sana,apalagi sekarang hujan.Bunda pasti kedinginan banget di sana",tutur Lea lemah.

"Ayah akan ke mobil ambil payung buat kamu Le,cepatlah kembali jangan terus di sini.Ayah khawatir sama kamu".

Tak ada sahutan apapun,sang ayah sudah berlalu menuju mobil mereka yang terparkir di depan area pemakaman.Kini tinggalah Lea sendiri, ia kini meraung-raung sendirian di bawah hujan yang semakin lama semakin deras.

"Mau sampek kapan?".

Lea menoleh ke arah sumber suara,Dia tetap diam tak bergeming dan kembali menatap makam bundanya.Mengacuhkan seseorang yang sudah basah sebagian tubuhnya.

"Mau sampek kapan? Jangan mengorbankan diri sendiri".

Terusik dengan kalimat orang tadi,ia menoleh dan mengernyitkan dahi kepada sang pemilik suara"Apa maksud lo?".

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang