Aku menatap senja dengan pandangan kosong. Rasa hampa yang menyelimutiku semakin terasa. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia satu-satunya temanku. Orang yang mengerti aku luar dalam. Orang yang mau menari segila mungkin saat hanya berdua denganku. Tapi apa? Dia pergi.
Aku bangkit. Mengambil ponselku dan memutar musik paling keras yang bisa ia suarakan. Aku menari. Menari melepaskan perasaanku bersama bunga matahari yang merekah indah di taman ini. Taman yang menjadi sakdi bisu putusnya tali persahabatanku.
