6. DEAR TROUBLE

7.6K 471 11
                                    

Aksan

Kurasa malam itu aku sudah melampaui batas. Tadinya aku hanya ingin memberitahu satu hal penting tentang identitas wanita yang bersamaku. Tapi kenapa malah berakhir aku dan perempuan itu saling menceritakan rahasia terdalam kami masing-masing.

Seharusnya malam itu aku berhenti saja tepat setelah taksi berhenti di rumah kos Gea. Dia masuk ke dalam rumah dan aku pun pulang tanpa bersikap sok kuasa (atau putus asa?) untuk menceritakan rahasia pentingku di depannya. Habis perkara. Dan yang perlu kulakukan hanya berdoa bahwa perias yang mengaku pernah bekerja di panggung Broadway itu tidak membeberkan pertemuanku dengan seseorang kepada media.

Tapi tak peduli seberapa keras usahaku, kenyataannya peristiwa itu kini tercium media. Dan aku seperti pesakitan yang hanya bisa bersembunyi tanpa ada kekuatan untuk menghadapi para pemburu berita, yang entah bagaimana terlihat lebih ganas dibandingkan mereka memburu berita kriminal.

Satu-satunya tempatku bersembunyi hanyalah parkiran basement di stasiun TV tempatku bekerja. Lokasi yang sudah sangat jarang digunakan karena basement ini sangat sempit dan hanya muat sedikit mobil yang bisa diparkir. Di sini aku memarkirkan Honda Freed-ku tanpa diketahui wartawan. Karena untuk masuk kemari aku harus memutar jauh dibandingkan ketika aku memarkirkan mobilku di halaman parkir depan gedung.

Astaga, dari mana wartawan-wartawan itu mendapatkan berita pertemuanku dengan Sonya? Aku sama sekali tidak punya bayangan karena yang kuingat tahu soal ini adalah Gea. Konyol sekali jika perempuan itu langsung menjual ceritaku ke media dua hari setelah aku menceritakan semua kisah dibalik affairku dengan Sonya. Apa yang ada di kepala perempuan itu?

Tapi...

Bagaimanapun rasanya ini masih terlalu aneh. Wartawan itu hanya tahu bahwa aku bertemu dengan Sonya di hotel namun mereka tidak memberikan latar kisah cinta pertamaku sebagai bumbu berita. Atau meski tidak sejauh itu, mereka hanya menyimpulkan hubunganku dengan istri calon gubernur itu hanya perselingkuhan biasa.

Ponselku berdering dari atas dashboard dan celakanya, itu berasal dari sosok wanita yang tidak kuinginkan menerima akibat buruk dari pemberitaan ini.

"Sonya?"

"Kamu gila ya? Kenapa pertemuan kita kemarin bisa diketahui media? Aku nggak nyangka kamu sengaja bikin aku susah, San."

Hal terakhir yang kuinginkan adalah dituduh sebagai pelaku utama pemberitaan oleh orang yang paling ingin kulindungi. Terkutuklah nasibku.

"I swear bukan aku yang melakukan itu, Sonya. Aku nggak pernah menceritakan soal ini ke siapa pun. Kamu tahu sendiri aku nggak bisa bikin kamu marah dan aku nggak mau nyakitin kamu."

Aku terpaksa berbohong. Aku butuh Sonya tidak melepaskan kepercayaannya padaku.

"Lalu siapa yang tahu soal ini? Kamu yakin nggak ada orang lain yang mengikuti kamu waktu kamu datang ke hotel?"

"Aku udah cek semuanya sebelum datang. Hari itu aku libur, dan aku bahkan naik dengan lift yang paling sepi. Trust me, Sonya..."

"I want. Tapi udah terlambat semuanya udah berantakan. Rumah tanggaku, karir politik suamiku terutama. Menurutmu kalau udah seperti ini apa dia bisa membiarkan aku? Kamu nggak tahu apa yang bisa dilakukan suamiku kalau dia marah besar sama istrinya?"

"Dia nggak akan nyakitin kamu kan?" Tanyaku khawatir. Aku merasa seperti nyawaku sendiri yang diujung tanduk.

"Istri atau bukan, kalau itu bikin dia gagal dalam pemilihan gubernur pasti akan dia hancurkan. Dan dia dengan mudah bikin hidupku sengsara. Ya ampun, San.... aku nggak siap dengan semua ini."

MARRIAGE WITH BENEFITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang