Dua

183 19 3
                                    

Hydrangea. Bunga kecil dengan warna lembut yang memikat hati. Bunga yang tampak melekat dengan langit musim gugur.

Jinto menyukainya. Bunga kecil itu tumbuh di halaman belakang sekolah dan hampir setiap hari Jinto melihat bunga itu, sekedar hanya melihat ppertumbuhan atau menyiramnya. Sore ini misalnya, Jinto menyiram bunga itu sembari mengajaknya berbicara.

"Cepat tumbuh besar, Manis. Aku tak sabar menunggumu memenuhi seluruh halaman belakang ini." 

"Jinto-kun benar-benar menyukai bunga ini, ya? Kau mengajak berbicara dari tadi." Ikeuchi Kurumi menyapanya dari arah belakang. Jinto berbalik, menemukan gadis teman sekelasnya itu memegang kamera. Tampaknya Ia baru selesai memotret ssekeliling sekolah, pekerjaan khas anggota klub fotografi.

"Ada yang bilang, bunga akan lebih hidup jika diajak berbicara. Jadi, ya, aku mencobanya," Jawab Jinto.

"Aku memotret beberapa hal tadi. Mau lihat?" Tawar Kurumi. Jinto mengangguk.

Ada banyak foto yang Jinto lihat. Lapangan sekolah yang penuh, atap sekolah yang sepi, loker sepatu yang entah kenapa berisi surat, dan lainnya. Tapi foto terakhir menarik hatinya. Di foto itu, Ia melihat dirinya sendiri sedang menyiram bunga. Itu beberapa saat yang lalu.

"Kenapa aku Kau foto juga? Bunga itu saja cukup untuk membuat fotomu bagus" Kata Jinto, mengembalikan kamera milik Kurumi 

"Kenapa ya.. mungkin karena Jinto-kun terlihat cocok dengan bunga itu,"

"Hmm?"

"Ya. Jinto-kun terlihat cocok dan serasi dengan bunga itu."  

"Kurumi, Kau tahu yang lebih cocok dan serasi denganku?"

"Eh?"

"Kau. Kau yang lebih cocok dan serasi denganku."

"He?" Kurumi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus merespon apa.

"Aku mau pulang. Bersamaku atau tidak?" Tawar Jinto.

"Ah iya, kuambil tasku dulu di kelas." Kurumi berjalan meninggalkan halaman belakang, masih dengan kebingungan yang melandanya. Pada akhirnya, Ia mengambil suatu kesimpulan aneh.

Jinto-kun pasti mabuk hydrangea sampai-sampai Ia mengatakan sesuatu yang aneh. 

Dan juga mustahil.

Milky SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang