Dua

3 1 0
                                    


Dengan semangat membara Ditto yang sadar atas kedatangan Pak Anto -Guru fisika- langsung mengeluarkan bukunya dan dengan sigap memperhatikan pembelajaran hari ini, berhubung cita-citanya yang menjadi seorang dokter, tentu saja fisika adalah salah satu pelajaran kegemarannya. Maka dari itu, ia semangat jika sedang pelajaran favoritenya, bahkan ia rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berkutat menyelesaikan rumus-rumus fisika. Saat sedang focus memerhatikan Pak Anto, tiba-tiba ia merasakan getaran yang berasal dari saku celana nya, ia tak menghiraukannya dan tetap kembali memerhatikan Pak Anto. Ganggu aja sih nih orang! Gatau apa gue lagi serius-seriusnya belajar! Batin Ditto.

"Oke anak-anak, tugas buat minggu depan kerjakan halaman 17 sampai 20!" tutup Pak Anto sebelum pergi keluar kelas.

Selepas Pak Anto pergi, Ditto melirik kearah Daffa dan mendapati dia sedang serius memainkan Dota2, kebiasaan anak itu, kalau pelajarannya membosankan menurut Daffa maka Daripada dia tidur dan dimarahi oleh guru dia lebih memilih bermain games atau chat dengan lebih dari 5 cewek, padahal sama saja akan dimarahi oleh guru. Tapi bedanya jika bermain handphone tidak ketahuan tapi jika tidur pasti ketahuan.

"Games mulu lo!" ujar Ditto sambil merebut kasar handphone Daffa.

"Ish! Itu gue hamper menang Ditt" Daffa berusaha merebut kembali handphone nya tapi gagal.

"Kerjain dulu tuh tugasnya!"

"Dihh apaan orang itu tugas buat minggu depan! Balikin ish Ditt!" ujar Daffa kesal

"Ya tetep aja kali harus dikerjain! Lagian kapan lo ngerjain tugas sendiri? Selalu nyontek ke gue"

"Yaelah, jadi selama ini lo nggak pernah ikhlas Ditt nyontekin tugas ke gue?"

"Bukannya gitu Daff, yaa gue kasian aja sama lo! Kalo ntar pas ujian lo nggak bisa jawab kan nggak bisa nyontek ke gue Daf, pulang sekolah belajar bareng gue deh"

"Ogah ah. Gue kan mau kencan Ditt, nanti aja lah belajarnya kapan-kapan"

"Serah lo deh!"

Ditto tak pernah bosan untuk selalu mencoba membujuk sahabatnya itu untuk belajar mengingat beberapa bulan lagi akan diadakan ujian. Daffa memang pemalas, untuk memerhatikan guru yang sedang menjelaskan pun ia tak pernah mau. Dan tugas-tugasnya tentu saja hasil contekan dari Ditto. Ditto pun selalu memberikan jawabannya pada Daffa karena terpaksa. Ponselnya kembali bergetar. Segera ia mengambilnya dalam saku.

NatashaPricilla: Ditt pulang sekolah bisa ketemu gak? -14.46-

NatashaPricilla: Ditt bisa yaah yaah yahh. Please! -15.05-

AdittoGrld: gue sibuk! -15.07-

Ngapain nih anak ngajak ketemu? Ahh paling nggak penting. Batin Ditto, ia malas jika harus berurusan dengan Tasha, ia kembali menutup ponselnya dan kemudian menenggelamkan kepalanya diatas meja. Baginya, Tasha hanya satu-satunya cewek yang sampai tergila-gila menyukai nya. Diakui Ditto memang banyak yang menyukai nya tapi tak ada yang sampai segila dia.

***

Send! Selesai, ia baru saja mengirimkan pesan pada Ditto. 5 menit.. 10 menit.. tak ada tanda-tanda balasan bahkan dibaca pun belum, Tasha pun mengirimi nya pesan lagi. Kali ini semoga aja dibaca batin Tasha. Send! Ia pun kembali mengirimi pesan yang kedua, dan alhasil dibaca, dan tak lama kemudian Cting! Ditto membalasnya. Alangkah senangnya Tasha yang langsung berjingkrak bahagia yang dihadiahi wajah heran oleh Dea.

"Kenapa sih lo Sha? Malu-maluin tau!" ujar Dea.

" Lo tau ga De? Ditto bales Chat gueeee. Yashh!!"

"Yaelah kirain apaan"

Dengan gembira Tasha langsung melihat jawaban dari Ditto. Sedetik setelah membaca pesan dari Ditto, wajahnya kecewa dan langsung lari keluar kelas nya menyusuri lorong yang sepi karena jam pulang sekitar 15 menit lagi. Dan karna dikelasnya sedang tidak ada guru, ia pun nekat menyusul Ditto ke kelasnya. Dan benar saja, kelas Ditto sedang belajar, memang betul kelas Ipa lebih sering belajar ketimbang kelas Ips batinnya. Ia menunggu di pintu kelas Ditto sambil sesekali melihat jendela dan mendapati Ditto sedang serius memerhatikan gurunya, bahkan terlihat lebih tampan dari biasanya.

Akhirnya, bel pulang pun berdering. Ditto memasukkan semua alat tulisnya kedalam tas nya, sepulang sekolah ini ia berniat untuk mengerjakan tugas yang diberikan Pak Anto. Selalu begitu, setiap guru yang memberinya tugas Ditto langsung akan mengerjakannya dikarenakan jika di tunda ia akan lupa, dan malas. Ketika ia melangkahkan kakinya keluar kelas, di depan pintu kelasnya ia mendapati Tasha. Sedang tersenyum padanya. Dia tahu betul bahwa gadis itu akan menemuinya, Cepat-cepat ia melangkahkan kakinya menuju parkiran, guna menghindar dari cewek itu, tapi belum sampai diparkiran tangannya sudah terlebih dahulu dicekal oleh cewek itu,

"Sibuk apa?" Tanya Tasha

"Lepasin!" Bentak Ditto yang berusaha melepaskan tangan Tasha dari tangannya

"Iya gue lepasin, lo sibuk apa sih?"

"Bukan urusan lo!" jawab Ditto sambil melangkah pergi menuju motornya.

"Yaudah. Kita ketemu di taman jam 4" ujar Tasha.

"Siapa lo? Seenak jidat ngurusin hidup gue!" Ditto tak menghiraukan Tasha ia langsung memakai helm nya dan langsung pergi meninggalkan Tasha yang sedang diam mematung. Oke! Berarti sekarang gue harus kerumah dia, batin Tasha. Ia berjalan mencari motornya, bergegas memakai helmnya.

Macet, dikarenakan sore adalah waktu dimana orang-orang akan pulang setelah sehari penuh bekerja. Tasha pun menyalip agar dirinya dapat sampai terlebih dahulu dirumah nya dan agar bisa segera bersiap untuk ke rumah Ditto.

***

vote comment nyaa... thanks

Just Gotta Hold OnWhere stories live. Discover now