Who Is Peach?

1K 67 2
                                    

Author's POV

     Imperial College London, Rabell sedang berada di kelas Mrs. Emirate sambil membereskan buku - buku dan alat tulisnya. Jam pelajaran Mrs. Emirate sudah selesai dan ia harus pulang sekarang juga. Rabell harus segera pergi menuju flat One Direction untuk menyerahkan hasil pemotretan kemarin.

"Hei, Clarabell. Saya dengar anda di terima di perusahaan Syco? Selamat ya nak." Mrs. Emirate tersenyum lalu menepuk - nepuk pundak Rabell.

"Terimakasih, maam. Tentu tidak akan berhasil tanpa bantuanmu." Rabell mengedipkan matanya sambil tersenyum.

"Tentu tidak akan berhasil tanpa keahlianmu, sayang." Mrs. Emirate membalas kedipan mata Rabell. Karena Rabell sudah selesai membereskan buku dan alat tulisnya, ia segera berpamitan lalu pergi keluar kelas.

Gadis itu berjalan menuju lokernya. Membuka kunci yang terpampang dibagian depan lokernya, dan mengambil sesuatu didalamnya. Ia mengambil sehelai kertas yang digulung dan mengambil sebuah map biru besar miliknya. Terlalu terburu - buru atau gadis ini yang memang ceroboh, ia menjatuhkan semua agenda - agenda yang berada didalam map-nya.

"Mengapa terburu - buru, Cavon?" Seseorang yang layaknya bidadari datang menghampiri Rabell, yap Emily. Ia menahan tubuhnya pada tangan yang bertopang pada loker - loker disebelahnya.

"Aku harus segera pergi." Rabell membereskan agenda - agenda yang berserakan dilantai.

"Kemana?"

"Flat boyband yang mempekerjakanku menjadi fotografer disana." Rabell masih sibuk membereskan kertas - kertas miliknya. Karena merasa sedikit tertarik dengan jawaban Rabell, Emily mengangkat tubuhnya dan berdiri tegak.

"Whooaa, boleh aku ikut?" Emily mengerling - ngerlingkan matanya. Menatap Rabell dengan penuh harap.

"Ya, mungkin lain kali. Aku tak mau mereka terpesona akan kecantikanmu." Rabell berusaha menghibur setelah ia tidak mengizinkan sahabatnya itu untuk ikut bersamanya.

"Berusaha menghibur, huh?" Gadis berambut cokelat itu menaikkan sebelah alisnya. "Tapi berjanjilah untuk mengizinkanku ikut bersamamu lain kali."

Rabell memutar bola matanya sambil berpikir sejenak. "Ya."

"Horeee, aku pegang janjimu." Emily menepuk - nepuk tangannya sambil meloncat - loncat layaknya bocah ingusan.

===Rabell's POV===

Aku ini bodoh atau apa? Menjatuhkan semua agenda - agenda yang berada didalam map biru ini. Ini semua adalah agenda dan hasil potret yang akan aku bawa ke studio nanti.
Poor you, poor you Rabell.

"Mengapa terburu - buru, Cavon?" Suara yang tak asing lagi dan tak mungkin selain suara Emily terdengar jelas disampingku. Dia menahan tubuhnya pada tangan yang bertopang pada loker - loker disebelahnya.

"Aku harus segera pergi." Aku mengambil agenda - agenda yang berserakan dilantai. Bagaimana jika agenda ini lusuh dan robek? Ya Tuhan, aku bisa mati.

"Kemana?"

"Flat boyband yang mempekerjakanku menjadi fotografer disana." Aku masih sibuk merapikan rentetan kertas yang sangat banyak ini. Kulirik Emily yang sedikit tersentak dan tertarik dengan jawabanku menegakkan tubuhnya.

"Whooaa, boleh aku ikut?" Gadis ini mengerling - ngerlingkan matanya. Menatap aku dengan penuh harap. Sudah kuduga.

"Ya, mungkin lain kali. Aku tak mau mereka terpesona akan kecantikanmu." Aku berusaha menghibur Emily karena aku tak mengizinkannya untuk ikut bersamaku. Aku tak bisa mengajaknya sekarang. Dia hanya akan duduk disofa sendirian dan merasa tidak diperdulikan karena aku akan sangat sibuk nanti.

Picturesque Love // z.m. [ CANCELLED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang