Harry and...

933 68 7
                                    


     London Square Center, sebuah mall yang cukup besar di London. Memiliki ratusan toko - toko yang berjajar rapi di setiap tingkatan lantainya. Cukup padat suasana hari ini disini, ketika seorang laki - laki melangkah memasuki sebuah kedai kopi dengan menggunakan sepatu kulit dan jaket hoodie miliknya. Membunyikan lonceng yang berada pada pintu, berbunyi setiap kali ada pengunjung keluar masuk.

"5 cups of coffe, please." Lelaki itu berdiri didepan sebuah meja pemesanan saat dirinya sudah berada di antrian paling depan.

Pelayan yang menggunakan seragam kedai kopi itu segera mencatat pesanannya di sebuah kertas kecil. "Wait for a few second sir." Lelaki itu hanya mengangguk.

Pelayan itu membalikkan tubuhnya dan berjalan memasuki sebuah pintu yang hanya tertutupi tirai tipis. Tapi tak berapa lama kemudian, pelayan itu keluar dengan membawa sekantung berisi 5 cangkir kopi yang sudah dibungkus.

"Ini." Pelayan itu menyerahkan kantung tadi pada lelaki yang memesannya. Lelaki itu mengambil dompetnya dari dalam saku, lalu mengeluarkan uang koin dan uang kertas sesaat setelah melihat nominal total kopi yang ia beli pada sebuah layar mesin kasir.

"Baiklah, terimakasih. Jangan lupa untuk datang kembali." Pelayan itu tersenyum sambil menyatukan tangannya dan sedikit membungkukkan badannya.

Lelaki itu hanya tersenyum tipis kemudian memasukkan dompetnya kedalam sakunya lagi sambil menenteng kantung itu dan menerawang keseluruh sudut kedai kopi untuk mencari kursi kosong yang dapat ia duduki.

 
Harry's POV

Ya, aku sekarang berada pada salah satu kedai kopi yang berada di pusat perbelanjaan yang cukup ternama di Inggris Raya. Kedai kopi yang ramai pengunjung ini selalu menjadi tempat dimana aku bersantai di hari liburku ataupun hanya untuk sekedar menenangkan diri.

Kau tahu kenapa aku kesini hari ini? Tak jauh berbeda dari alasanku sebelumnya. Aku hanya ingin menenangkan diri dari keempat sahabatku yang idiot dan..'gadis' itu mungkin? Setidaknya aku bisa mendinginkan pikiranku untuk tidak terlibat dalam panasnya percakapan Zayn dan Rabell.

Aku tahu, aku tahu..mungkin Clarabell bukanlah gadis yang aku perlakukan layaknya aku memang benar - benar menyukainya. Or i can say, i love her isn't in serious way..

Tapi bodoh ketika aku harus mengatakan bahwa aku tak benar - benar menyukainya. Bayangkan saja, aku menangis selama kurang lebih satu jam sesaat setelah melihat the boys menggoda Zayn dan Rabell. Poor you Harry Fckin Styles.

Aku melihat kearah luar jendela. Keadaan taman London Square Center terlihat jelas dari sini. Banyak sekali pengunjung yang membawa keluarga, sahabatnya, dan.....teman kencan mungkin? Kau tahu? Sejak terakhir kali aku berhubungan dengan Taylor, saat itulah aku tak benar - benar serius untuk mencintai seorang wanita. Taylor bukanlah penyebab utamanya. Hanya saja, aku tidak bisa melukai perempuan lebih dari yang aku lakukan pada Taylor.

"Aaaahhhh~" Aku mengadah menopang daguku untuk mendongak. Mendapati sebuah mata bercorak biru yang sedang mencoba mengelap baju..ku?

Aku menelusuri wajahnya yang masih menunduk. Masih fokus menatap bajuku sambil membersihkannya dengan tisu.

Siapa gadis ini?

Ia masih mencoba mengelap bajuku yang sepertinya terkena tumpahan kopi. Sebegitukah tak sadarnya aku hanya karena memikirkanmu.....Rabell?

Aku sedikit menepis pergelangan tangannya yang masih mencoba mengelap bajuku. "Siapa kau?" Aku mendorong pelan gadis itu. Tak begitu kuat, tetapi bisa - bisanya gadis ini terjatuh layaknya drama di film - film.

Picturesque Love // z.m. [ CANCELLED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang