Our New Photographer

1.2K 67 4
                                    

Author's POV

     One Direction's Studio, hari ini the boys dan Paul sedang berkumpul bersama. Namun tak membuat mereka meninggalkan aktivitas masing - masing. Harry sedang duduk diatas sofa sambil mencoba menghangatkan diri didepan perapian. Malam ini memang sangat dingin, malam yang sangat  dingin dimusim panas. Zayn sedang duduk sendirian di sofa paling ujung sambil tak melakukan apa - apa. Louis dan Niall sedang sibuk di dapur. Sedangkan Liam sedang membaca majalah - majalah yang menumpuk diatas meja dan sudah berdebu, majalah lama. Liam membolak - balikkan lembaran majalah usang itu dan terhenti pada halaman terakhir.

"Bagaimana hubunganmu dengan Peach, Zayn?" Liam menoleh kearah Zayn yang masih dengan tatapan kosong menatap kakinya sendiri.

"Zayn? Kau mendengarku?" Liam masih menatap Zayn yang tetap diam membungkam.

"Zayn, aku disini bukan untuk melihatmu diam membisu."

"Dengar, itu masa lalu. Tak seharusnya kita ungkit - ungkit lagi." Zayn tak melirik Liam, tak menatapnya, ataupun menoleh hanya untuk menjawab pertanyaan yang ia anggap adalah pertanyaan paling bodoh sedunia.

"Tapi sebaiknya kau pikirkan matang - matang permintaanya. Dan setelah itu, tidak akan ada yang terluka."

"Dan membiarkan aku terluka?" Dan kali ini Zayn menolehkan wajahnya terhadap Liam. Lagi - lagi tatapan tanpa ekspresi yang tidak pernah bisa dibaca itu muncul. Menggenggam tangannya, menahan segelintir emosi yang benar - benar sudah berada dipuncak ubun - ubun Zayn. Harry yang sedari tadi masa bodo dengan pembicaraan Zayn dan Liam mulai menguping.

"Zayn, bukan itu yang kumaksud."

"Tolong jangan ungkit itu lagi," Zayn melemaskan kepalan tangannya. Berkata dengan lirih dan kembali dengan tatapan kosong. "Aku mohon..."

"LOUIS!! KEMBALIKAN KERIPIK KENTANGKU!!!" Dari lantai atas terdengar suara yang sangat riuh. Niall sedang berlari mengejar Louis yang menggenggam sebungkus keripik kentang milik lelaki berambut blonde tersebut. Louis berlari menuruni tangga dan berlarian di ruang tengah. Berputar - putar mengelilingi Harry, Liam, dan Zayn.

"TIDAK AKAN, AAAAAA!!!" Louis terus berlari sampai akhirnya Liam dengan sengaja menjegal kakinya.

"AAAAAAA!!!" Louis terjatuh tepat di sofa. Niall menindihnya, berusaha mengambil sebungkus keripik kentang miliknya.

"Yes! Kena kau!" Niall segera berdiri setelah menang telak dari Louis. Lelaki itu berhasil mendapatkan keripik kentang yang sangat ia cintai. "Thanks Liam. Aku berhutang budi padamu."

"Anytime, bro." Liam mengedipkan matanya terhadap Niall. Ya, sebenarnya tindakan Liam tadi untuk mengalihkan topik agar tak memicu perdebatan dengan Zayn.

"Aku mau minta keripik kentangmu, boleh ya Nialler?" Louis mengerling - ngerlingkan matanya sambil menyeringai lebar layaknya kucing Chesire.

"Tidak! Ini milik Niall Horan seorang!" Niall melahap segenggam keripik kentang yang ia ambil dalam bungkusan tersebut.

"Kau jahat! Hazz, Niall tidak mengizinkanku memakan keripik kentangnya." Louis memasang wajah 'pura - pura' ngambeknya kepada Harry dan menjulurkan lidahnya kepada Niall.
Harry hanya diam sambil terus menghangatkan telapak tangannya. Tak mendengar apa yang baru saja Louis katakan kepadanya.

"Hazz?" Louis merasa ditidakperdulikan. Biasanya Harry paling cepat merespon saat ia sedang ribut soal makanan bersama Niall. Namun kali ini tidak. Harry lebih sering diam dan tak banyak bicara akhir - akhir ini.

"HAZZAAAAAA!!!" Louis berteriak sangat kencang dengan suara yang paling nyaring yang ia punya.

"Ah, iya?" Harry membenarkan posisi duduknya. Memposisikan dirinya agar dapat menghadap kearah Louis. Menunjukkan senyuman maut yang terdapat sentuhan lesung pipi dalam dan indah disana.

Picturesque Love // z.m. [ CANCELLED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang